Pesisir Selatan - Pedagang di Pasar Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), mengadukan nasibnya ke Paslon Bupati nomor urut 2 Hendrajoni terkait kondisi pasar yang kumuh dan semrawut.
Dana seorang pedagang cabai di Pasar Surantih mengeluhkan kondisi tersebut. Menurutnya, kondisi pasar yang kumuh dan semrawut menjadi sorotan pedagang lantaran sepi pembeli sejak beberapa tahun terakhir.
"Betapa tidak, sejak pasar ini tidak dilanjutkan pembangunannya omset kami para pedagang menurun drastis, Pak. Pasar yang dulunya digaungkan dengan konsep modern, hingga kini tidak ada kejelasan," ujarnya pada Hendrajoni saat melakukan blusukan ke pasar tersebut, Rabu (30/10).
Ia mengatakan, konsep pasar modern yang dulu dicita-citakan oleh Hendrajoni, ternyata tidak diwujudkan di masa pemerintahan Bupati Rusma Yul Anwar.
"Hingga kini, terpal berwarna biru, hitam, dan orange masih terlihat bergelantungan di langit-langit pasar, sehingga menimbulkan kesan yang semrawut. Ditambah lagi kalau hujan turun, kondisi pasar menjadi becek dan kumuh, sehingga pembeli tidak mau masuk kedalam pasar," ucapnya lagi.
Kepada Hendrajoni, ia berharap agar keluhan para pedagang tersebut dapat segera terjawab jika seandainya terpilih menjadi pemimpin di Pesisir Selatan. Sebab, ia meyakini di tangan Hendrajoni persoalan pembangunan pasar yang mangkrak dapat segera terselesaikan dengan baik.
"Tempat berjualan para pedagang saat ini tidak didukung fasilitas penunjang. Contohnya, tidak berfungsinya saluran pembuangan di lokasi pedagang ikan, sehingga menimbulkan bau tak sedap. Terkait kondisi ini, kami berharap Bapak Hendrajoni bisa mencarikan solusi terbaik nantinya. Dan kami berharap pasar ini segera dibangun kembali," katanya.
Pedagang lainnya, Sidiyatimar (65) alias Ajo juga mengeluhkan kondisi tersebut. Ia mengatakan, dengan kondisi pasar yang semrawut omsetnya sebagai pedagang batu cincin menurun drastis.
"Biasanya waktu masih berdagang diluar (pasar lama) omset saya mencapai Rp 500 ribu sehari. Sekarang sejak pindah kedalam untuk beli minyak motor saja susah, karena pembeli sepi. Apalagi kondisi pasar sekarang sudah seperti kandang sapi saja," ujarnya.
Terkait keluhan para pedagang tersebut, Paslon Bupati nomor urut 2 Hendrajoni berjanji akan melanjutkan pembangunan Pasar Surantih, Kecamatan Sutera, jika dirinya dipercaya masyarakat untuk memimpin Kabupaten Pesisir Selatan.
"Insya Allah, jika saya dipercaya masyarakat untuk memimpin daerah ini, Kecamatan Sutera adalah prioritas utama saya dari segi pembangunan, termasuk Pasar Surantih ini. Tidak ada yang tidak mungkin, jika kita punya niat untuk membangun," kata Hendrajoni.
Sebelumnya, pada tahun 2020 Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mengalokasikan anggaran Rp 2,6 miliar untuk pembangunan pasar Surantih di Kecamatan Sutera.
Diketahui saat itu, Pasar Surantih akan dibangun dua tingkat, tingkat pertama dijadikan sebagai lokasi jual beli pedagang dan lantai dua sebagai shelter yang bisa digunakan sebagai tempat evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana tsunami.
Namun demikian, anggaran Rp 2,6 miliar tersebut belum mengakomodir pembangunan seluruh sarana dan prasarana Pasar Surantih. Dan sesuai perencanaan, pembangunan tersebut bakal dilanjutkan kembali pada tahun 2021. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara bertahap dan Pasar Surantih akan menjadi salah satu pasar termegah di Kabupaten Pesisir Selatan.
Hendro Kurniawan yang kala itu menjabat sebagai Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian Pesisir Selatan mengatakan, pembangunan Pasar Surantih merupakan salah satu prioritas sejak beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2019, lebih kurang Rp 24,7 miliar anggaran dialokasikan baik dari kabupaten maupun pusat untuk membangun dan merevitalisasi 11 pasar di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu.
Pasar tersebut, yakni Pasar Batang Kapas, Cupak, Kambang, Mandeh, Lumpo, Sungai Sirah Silaut, Tapan, Inderapura, Muara Sakai, Balai Selasa, dan Labuhan.
Untuk mendukung kelanjutan pembangunan pasar di Pesisir Selatan, Pemkab Pessel juga mengajukan anggaran Rp 20 miliar ke pemerintah pusat untuk membangun dan merevitalisasi 5 pasar lagi.
“Masing-masing pasar kami perkirakan menelan biaya sekitar Rp 5 miliar, karena ada 4 pasar lagi, maka kami mengajukan anggaran sebesar Rp 20 miliar,” kata Hendro.
Namun demikian, Pemkab Pessel juga telah menyiapkan alokasi anggaran untuk pembangunan pasar sebagai langkah antisipasi jika seandainya tidak semua usulan tersebut disetujui.
Dari catatan pihaknya, di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 50 pasar yang terdiri dari 11 pasar kecamatan, 3 pasar serikat dan 36 pasar nagari.