Masjid Raya Sungai Pasak Pariaman Sambut Bulan Maulud dengan Ba-Dzikir dan Salawaik Nabi

0

BERDZIKIR (dikie) dan ba-salawaik (shalawat) nabi merupakan tradisi yang hampir punah di Wilayah Piaman. Di samping peminatnya yang mulai berkurang secara drastis, juga ahli Dikie dan Salawaik inipun sudah mulai jarang yang mewarisinya. Entah takut atau malu mewarisi tugas sebagai "sampan" ataukah karena dicemooh atau bully pihak lain? 

Salah satunya, jika ada yang bersepeda motor membawa lemang di motornya agak banyak, misal ada empat sampai enam batang? Lalu orang-orang di lepau yang melihat akan berkata: "iko iyo agak ancak suaqgho e mah tukang dikie, banyak tabaok lamang dek eee".

Lalu ketika ada yang disepeda motornya tergayut hanya lemang se batang saja? Lalu orang berbisik di lepau, "Iko baru sebagai sampan mah, ciek lamang e?"

Begitulah kondisi dan cerita lapau ketika melihat beberapa rombongan Tukang Dikie ini di waktu masuknya bulan Rabi'ul Awal dan Rabiul Akhir atau lebih di kenal dan masyhur di Piaman adalah Bulan Mauluik, dan Bulan Adiak Mauluik.

Hari Minggu (8/9/2024) atau Ahad 4 Rabi'ul Awal
1446 H kemaren, Bulan Mauluik ini diperingati di Masjid Raya Sungai Pasak, Pariaman Timur, Kota Pariaman.  Di tempat-tempat lain sudah mulai jarang dilaksanakan masyarakat, tetapi di Sungai Pasak tetap dan diperingati setiap tahunnya.  

Prosesinya dimulai dengan Rapat Kampuang dengan semua perangkat menentukan kapan dan tanggal berapa akan dilaksanakan. Kemudian ditentukan kapan Rang Siak Naiak, maksudnya adalan tukang atau ahli Dikie dan Salawaik ini naik ke masjid yang sudah disediakan tempatnya beserta dindiang Tabie dan Lapiak Kasue-nya. Lalu ditentukan siapa janangnya yang mengurus tempat duduk ini, makan dan minun kupi-nya selengkapnya. 

Kemudian di hari puncaknya, makan bajamba serta malewakan wakaf, sedekah untuk pembangunan masjid.  

Maka, hari Minggu (8/9/2024) kemaren dilaksanakan acara Puncak Mauluik Nabi ini (Maulid Nabi) di Masjid Raya Sungai Pasak dengan dihadiri seluruh warga masyarakat yang ada di kampung terdiri dari warga mudiak, tangah, hilie, tanjung atau sekarang disebut Dusun Timur, Dusun Tengah, Dusun Barat dan Dusun Utara. Semua dusun ini dikoordinir oleh "Urang Tuo" masing-masing bersama Kepala Dusunnya. 

Masing-masing rumah yang ada membawa sebatang lemang dan seperangkat "Jamba" yang sekarang ini lebih banyak dibawa dengan tadah Dulang. 
Tampaknya pada acara puncaknya tidak seberapa yang dapat atau berkesempatan pulang dari rantau, hanya yang dekat-dekat saja yang bisa hadir seperti dari Padang, Padang Panjang dan Muaro Bungo. 

Pada puncak acara makan bajamba ini masyarakat berbaur dengan para undangan dan para orang sumando yang hadir makan bersama di tenda/pondok di pekarangan masjid, sedangkan di dalam masjid bergabung dengan tukang ahli dikie serta anak-anak muda.

Bagi anak-anak muda dan sekolahan setingkat SD dan SMP, acara seperti ini merupakan kenikmatab tersendiri bagi mereka.  Berebut mencari jamba kesukaan mereka yang suka telur itik, yang suka ayam goreng, yang suka ikan , maka mereka sudah mulai menandai lokasi jamba. Inilah yang merupakan perekat hati dan ingatannya untuk mencintai kampung halamannya. 

Ke mana pun mereka pergi merantau, apakah bekerja, berdagang, berusaha atau sekolah, maka suasana ini takkan mereka lupakan. Suasana Muluik Nabi di Kampuang!

Di akhir acara menjelang pukul 17.00 sore, Pengurus Masjid menyampaikan ucapan terima kasih atas nama pengurus dan panitia kepada seluruh undangan, urang sumando, warga masyarakat kampung sekeliling Sungai Pasak seperti dari Sungai Rotan, Cubadak Mentawai, Air Santok, Pungguang Ladiang, Ampalu. Sikilie, Barangan, Koto Marapak,  Batang Kabuang, Talago Sariak, Sungai Sirah, Jati, Cimparuah dan lain-lainnya. Begitu juga warga perantau yang bisa hadir, ataupun yang hanya sempat berkirim amplop saja. 

"Mudah-mudahan semua wakaf dan infak ini akan dipergunakan serta dimanfaatkan untuk kelanjutan dan pembenahan bangunan fisik masjid. In syaa Allah...,
Alhamdulillah..., infak dan wakaf yang terkumpul sebesar Rp72,62 juta lebih," kata seorang panitia setelah mengemas pembukuannya.

Sebelum panitia menggulung tikar dan membersihkan pondok/tenda, mereka kedatangan undangan dari Rombongan Calon Walikota Pariaman 2024-2029 Yota Balad yang sebelumnya adalah Sekretaris Daerah Kota Pariaman. Alhamdulillah masih ada beberapa pengurus masjid yang tinggal bersama Kepala Desa Sungai Pasak yang dapat melayani rombongan tamu ini. 

"Terima kasih atas kedatangan dan sumbangannya," kata Kepala Desa kepada yang bersangkutan ketika melepas kepergian rombongan. (AjoIka)


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top