CANANGNEWS- Terlahir dari keluarga pesantren, berproses di lingkungan Muhammadiyah, Yosdianto konsen dengan pengembangan sumberdaya manusia.

Kenapa? “Penting sekali, pembangunan fisik yang gencar dibarengi dengan pembangunan sumberdaya manusia,” kata Ketua Yayasan Prestasi Bangsa ini, Jumat 22 Juni 2024 dalam Podcast Padang Pariaman bicara.

Lewat ikut dalam kontestasi Pilkada November mendatang, Yosdianto ingin memberikan yang terbaik terhadap daerah ini.

Program seribu sarjana digulirkannya, untuk pembangunan sumberdaya manusia tersebut.

Programnya tidak pakai APBD, dan itu telah dimulai. “Kuliah gratis selama tujuh semester di tempat saya. Dan mereka para lulusannya nanti diupload untuk jadi pengusaha,” kata dia.

Yosdianto memang lahir dan besar dari lingkungan pendidikan. Aktif di kampung dari SD hingga S1, tak luput dari belajar dan mengaji.

Pun lanjut S2 di rantau, Yosdianto berproses di Muhammadiyah. Jadi guru di sekolah Muhammadiyah di Jakarta sana, hingga jadi pengurus di Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta.

Masuk jadi pegawai negeri di Kemenristek Dikti, dan sekarang sedang proses pengunduran diri lantaran memilih ikut politik praktis di daerahnya, Padang Pariaman.

Aktivis kampus yang fokus pada nuansa kedaerahan dulunya, yakni Presidium Ikatan Mahasiswa Piaman Raya (IMAPPAR) Kota Padang, Yosdianto sangat peduli dan merasa terpanggil untuk membenahi daerah ini.

Terutama soal sumberdaya manusia. Sebab, berbagai persoalan yang terjadi, muaranya adalah SDM dan pendidikan.

Termasuk persoalan LGBT, kenakalan remaja, narkoba dan lainnya, adalah sumberdaya manusia yang perlu dibenahi.

Bicara soal pendidikan, tentu tak terlepas dari peradaban itu sendiri. “Apa yang kita nikmati hari ini, adalah buah dari peradaban masa sekian tahun yang silam,” ujar Yosdianto.

“Jadi, solusi dari LGBT yang begitu menggelinding saat ini di Padang Pariaman, agaknya perlu kita kaji ulang dan tinjau kembali peradaban yang pernah dibuat dulu, untuk perbaikan di masa mendatang,” ungkapnya.

Pergerakan

Hadirnya sosok Yosdianto di kancah Pilkada serentak tahun ini, tak terlepas dari buah pergerakan dia awal reformasi dulu.

Harmen, Ketua IMAPPAR tahun 2000 pasang badan dengan Yosdianto. “Ini buat pertama kalinya bagi IMAPPAR masuk gelagang politik praktis,” kata Harmen.

“Memang, secara organisatoris IMAPPAR tidak ikut, dan tidak menjadi tim pemenangan. Tetapi, secara personal, ini adalah panggilan untuk menggelorakan kembali semangat pergerakan itu,” ulas Harmen.