canangnews.com - Pencurian kayu dari kawasan hutan, seakan tidak ada teguran dari aparat penegak hukum (APH) .Setelah lebaran idul Fitri 1445.H, Membludak tumpukan kayu balok tanpa barcode di Sawmil /Sarkel di TAPAN, kecamatan Basa ampek balai Tapan ,kabupaten pesisir Selatan ,provinsi Sumatra barat (17/4/2024).
Puluhan kubik kayu balok ini ,di duga berasal dari kawasan HPK, HPT dan TNKS di katakan demikian, terlihat mobil pickup membawa kayu balok, sedang mengisi BBM di SPBU tapan, seakan-akan tidak ada teguran dari petugas Polsek B.A.B ,Tapan.
Penelusuran awak media melihat masifnya pembukaan lahan dalam kawasan hutan, HPK wilayah TAPAN dan kawasan HPT, kayu yang besar di jadikan Kayu Balok, di bawa ke penampungan Sawmil/Sarkel di TAPAN tanpa barcode, kemungkinan juga ada Kayu tersebut, berasal dari TNKS.
Jika dikutip dari aturan undang- undang, tentu saja pelaku usaha dan pelaku perambahan hutan ini ada sangsi pidananya. karena sudah di jelaskan dalam undang undang no 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan perambahan perusakan hutan dan juga dalam undang undang no 41 tahun 1999 tentang perlindungan hutan. pasal 49 tentang kebakaran hutan.
Ahmadi warga sungai rumbai, nagari riak danau tapan, mengatakan Kepada Awak Media, Bahwa diduga ada indikasi pembiaran, seakan-akan saling membebani tugas masing-masing, antara kepolisian dengan Dinas kehutanan .
"Di katakan demikian jika pihak kepolisian dengan Dinas kehutanan bersinergi, kolaborasi di segi penjagaan hutan ini ,tentu saja tidak ada kegiatan ilegal logging di wilayah TAPAN , karena di setiap hari Minggu ada mobil muat kayu di bendungan Ampang tulak dan juga ada dari kampung Serdang kenagarian tapan sudah jelas Kayu tersebut dari kawasan HPK" ujarnya .
Jika persoalan penebangan kayu secara ilegal di kawasan hutan di biarkan, tentu saja berdampak terhadap lingkungan hidup, musibah bencana alam, banjir bandang dan tanah Longsor, kebakaran hutan bisa saja terjadi seketika, tambah nya." Rls / tim.