Parikmalintang, CanangNews - Walaupun terlambat, upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) LIX, Senin 27 November (tertunda, seharusnya 12 November) 2023 di Halaman Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman tetap berlangsung khidmat. Bupati Suhatri Bur bertindak sebagai Inspektur Upacara.
Diawali laporan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr H Aspinuddin selaku perwira upacara, Bupati Suhatri Bur berdiri di podium selama ±45 menit. Setelah mendeklamasikan Pancasila yang diikuti semua peserta, Suhatri Bur membacakan Pidato Menteri Kesehatan RI pada Peringatan HKN ke-59.
Selanjutnya, Bupati Suhatri Bur mengajak seluruh jajaran Dinas Kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan medis kepada masyarakat yang membutuhkan. "Perlakukan pasien laksana keluarga sendiri dengan sentuhan kasih-sayang," katanya memotivasi.
Dalam pidatonya, Bupati Suhatri Bur beberapa kali menyapa, bertanya dan mengapresiasi Kadinkes Aspinuddin dengan sapaan akrabnya, Dokter Jimmi. Antara lain keberhasilan menurunkan angka stunting serta pencapaian akreditasi 25 unit pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Ditemui usai upacara, Kadinkes Aspinuddin menjelaskan, upacara peringatan HKN ke-59 tertunda ±15 hari karena kesibukan proses akreditasi 25 unit puskesmas. "Berdasarkan hasil yang sudah kami terima, sembilan puskesmas memperoleh prediket paripurna. Sisanya utama dan madya," ulas Dokter Jimmi. (ZT)
SEJARAH
Hari Kesehatan Nasional pertama kali diperingati pada 12 November 1964. Peringatan tersebut untuk merayakan keberhasilan memberantas wabah malaria saat itu.
Pada era tahun 50-an, penyakit malaria banyak diderita masyarakat indonesia. Malaria saat itu merenggut ratusan ribu jiwa. Untuk memberantas malaria di seluruh penjuru tanah air, pemerintah membentuk Dinas Pembasmian Malaria pada 1959.
Pada Januari 1963, dinas itu berganti nama menjadi Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM). Pembasmian malaria dilakukan dengan menggunakan insektisida Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT).
Insektisida itu disemprotkan secara massal ke rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung. Penyemprotan secara simbolis dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 12 November 1959 di Desa Kalasan, Sleman, DIY.
Kegiatan saat itu penyemprotan DDT juga dibarengi dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat. Lima tahun kemudian, sekitar 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria.
Sejak saat itulah tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN).