Calon Anggota DPR RI, Teuku Muhammad Gadaffi |
PARIAMAN - Kecintaan masyarakat Padang Pariaman kepada mantan Bupati Padang Pariaman Periode 1980-1990, almarhum Kolonel Anas Malik tidak lekang oleh waktu.
Diketahui, Anas Malik dinilai seorang tokoh legendaris Padang Pariaman yang sosok kepemimpinannya tidak akan pernah tergantikan. Bagi mereka yang hidup di zaman pemerintahan Anas Malik, sejumlah kenangan terpatri dalam memori mereka.
Bagaimana Anas Malik di masanya membangun Padang Pariaman dengan anggaran yang sangat terbatas, hingga merubah adab dan kebiasaan masyarakat menjadi lebih disiplin dan lebih islami.
Anas Malik juga menyatukan orang Padang Pariaman di perantauan dengan mendirikan organisasi PKDP yang kelak menjadi salah satu organisasi paguyuban terbesar di Indonesia.
Anas Malik dikenal sebagai pemimpin peletak tonggak pembangunan Padang Pariaman yang saat itu wilayah administrasinya meliputi Kota Pariaman dan Kepulauan Mentawai saat ini.
Tidak hanya pembangunan infrastuktur fisik, tapi juga di sektor pendidikan dengan mendirikan sekolah kejuruan dan sekolah tinggi pertama di Padang Pariaman.
Kerinduan warga Padang Pariaman terhadap sosok Anas Malik itu, seakan terobati saat cucu kandung pertama Anas Malik, Teuku Muhammad Gadafi menyambangi warga Padang Pariaman.
Gadafi merupakan anak pertama dari putri pertama Anas Malik, Irazalena Anas Malik yang bersuamikan Putra Bangsawan Aceh, almarhum Teuku Joesransjah. Pria kelahiran 12 September 1972 ini dinilai mewarisi sifat kakeknya yang peduli pada kampung halaman.
Bayangkan saja, di usia mudanya pada tahun 2012 lalu, diam-diam Gadafi sudah membangun sebuah masjid megah di atas tanah seluas 2.500 meter per segi di tanah milik kaum neneknya, almarhum Juwita Anas Malik yang diperuntukan sepenuhnya bagi masyarakat.
Masjid Raya Batu Gadang nan megah ini saat itu dibangun dengan anggaran sebesar Rp2,5 miliar. Saking tidak mau rianya, sampai-sampai istri Gadafi sendiri, Siti Aminah (48) baru tahu saat Gadafi salat Asyar di masjid itu, Selasa (24/10/2023) sore.
Di usianya yang ke-51 tahun ini, Gadafi mengatakan, dirinya ingin mengabdi untuk kampung halaman sesuai pesan kakek Anas Malik yang ia panggil Papa Tuo. Anas Malik berpesan agar ia kelak menjadi orang yang berguna dan mengabdikan diri kepada masyarakat. Ringan tangan dan selalu berniat untuk menolong. Baik bagi keluarga, masyarakat, hingga kampung halaman Padang Pariaman. Atas dasar itulah Gadafi membulatkan tekadnya.
Ia mulai terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Demokrat. Partai yang berlambang Mersi besutan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu, dan juga lulusan ekonomi perminyakan Houston University Amerika Serikat itu menjabat sebagai Kabiro Hankam Dalam Negeri DPP Partai Demokrat.
Pada Pemilu Legislatif 2024, lulusan fakultas hukum Universitas Bung Karno itu mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatra Barat (Sumbar 2) dengan nomor urut 3. Dapil Sumbar 2 meliputi Kota Pariaman, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman Timur, Kota Bukittinggi, Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota.
Saat ini Gadafi rutin turun ke lapangan menjemput aspirasi masyarakat. Ia juga bangga dikenali masyarakat sebagai cucu Anas Malik karena dia memang mengidolakan sang papa tuanya itu yaitu Anas Malik.
Hal tersebut tampak saat Gadafi menghadiri undangan Batagak Kudo-Kudo Surau Anjuang Batang Ceno di Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging. Disana ia disambut hangat oleh masyarakat.
Dia dihidangkan makan siang dan didudukkan dipaseloan pemangku adat nan tinggi. Disana tokoh masyarakat tampak antusias berkisah tentang sosok Anas Malik.
Tidak hanya itu, secara spontan tokoh masyarakat memintanya memperkenalkan diri kepada ratusan undangan lainnya yang hadir.
Pengeras suara disodorkan, dan Gadafi mengenalkan dirinya dengan kerendahan hatinya. Ia juga dengan senang hati saat diminta berswafoto oleh masyarakat. Melalui pengeras suara, tokoh masyarakat mendo'akannya agar Gadafi terpilih sebagai anggota DPR RI yang diamini oleh undangan yang hadir.
Kehadiran Gadafi di kancah Pileg 2023 memberi warna tersendiri. Gadafi memang belum dikenal luas dan masih dinilai minim sosialisasi. Ia juga baru menyebar sedikit spanduk dan baliho.
Berita tentang profilnya di media massa juga sangat minim, Namun melihat antusiasnya sambutan masyarakat, ternyata telah membakar semangat Gadafi. Ayah tiga anak ini bertekad akan melakukan sosialisasi dengan lebih intens lagi di sisa waktu jelang pemungutan suara.
Tim pemenangan, relawan hingga sanak keluarga sudah mulai berkumpul, menyatu. Ia juga telah mulai membangun jejaring sosial. Ia ingin membangkitkan trah Anas Malik. Sebagai cucu pertama Anas Malik, ia bertekad akan membangkik batang tarandam untuk Padangpariaman yang dulu pernah dipimpin sepenuh hati oleh kakeknya. (*)