Penolakan Gubernur Oleh Presma UIN Bukittinggi, Heri Tito : Kampus Seharusnya Menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi

Red
0

 


Heri Tito Rinaldi, SH. MKn, praktisi Hukum dan pemerhati pendidikan ( foto,istimewa)


BUKITTINGGI, Canangnews -  Mahasiswa  dari Presma UIN Sech M.Jamil Djanbek Bukittinggi yang memprotes langsung kedatangan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah cukup menjadi perhatian masyarakat.


Adapun kedatangan Mahyeldi diacara itu, untuk memberikan kuliah dan motivasi bagi mahasiswa baru UIN Syech M.Jamil Djambek Bukittinggi, yang akhirnya dibatalkan.


Menanggapi hal itu, Heri Tito Rinaldi, SH.MKn, seorang praktisi hukum bidang kenotariatan yang menjabat sebagai Kabid Organisasi Pengwil Sumbar Ikatan Notaris Indonesia (INI) dan juga Sekretaris Himpunan alumni SMA (Himasma 3) Teladan Bukittinggi regional Sumbar. Sangat menyayangkan adanya berita dimedia yang menjelaskan bahwa Presiden mahasiswa (Presma), disitu disebutkan orasi dari Presma sebagai Oknum oleh pihak kampus.


"Harusnya kampus itu mengapresiasi Mahasiswa-mahaswa yang punya daya juang, yang sudah memiliki rasa (sense of humanity, belonging) sebagaimana yang seharusnya menjadi output dari Perguruan Tinggi yang memiliki Dogma Tri Dharma Pendidikan," ujarnya di Kantor Notarisnya di Jalan Kusuma Bhakti Bukittinggi, Jum'at ( 25/8/2023).



Disampaikan,  kampus harus hadir sebagai digjar pendidikan dan pengajaran, litbang, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Atau dalam agama Islam, di Interprestasikan sebagai mujtahid dan mujadid atau peneliti, pembaharu dan pejuang.


Kemudian ungkapnya, mahasiswa-mahasiswa yang pandai beracara, berargumen, yang pandai mendobrak kebutuhan ini harusnya sangat diapresiasi, karena itu merupakan sebuah kebutuhan hukum. Mental-mental seperti inilah yang dibutuhkan, memiliki karakter yang harus diperbanyak outputnya oleh Universitas yang ada di Sumatera Barat, bukan mahasiswa atau sarjana uang bermental kacung yang kita temukan.


Heri Tito menuturkan, melihat terlalu banyak sarjana-sarjana, ketika sudah menjadi praktisi  yang menjadi beo dan ternyata bermental cemen, tidak mempunyai sense of humanity, rasa terhadap sekitarnya . Mereka tidak punya pola pikir( mindset) yang bagus serta memahami masa depannya.


Ini berbeda dengan mahasiswa UIN Presma yang adakan orasi didepan Gubernur, karakter yang harus ditanamkan sejak mahasiswa, yang kemudian setelah sarjana terjun dalam dunia praktisi, akan memiliki mental juang yang tinggi dan militansi yang hebat.


"Siap sikut-sikutan,mendobrak ketika ada saluran aspirasi yang tertutup, karena memang itulah yang harus dibangun oleh kampus yang memiliki dogma Tri Dharma Pendidikan. Sebagai pendidik, pengajar, peneliti pengembang dan pengabdi kepada masyarakat," tegasnya.


(KH)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top