Acara perpisahan Santri MDTA AL-FALAH Jorong Saiyo Nagari Taratak Tinggi
Dharmasraya, CanangNews.com_27/05/23. Ada kisah menarik yang tertinggal saat kunjungan/rihlah saya kemaren ke MDTA Al-Falah sayang kalau tidak saya ceritakan, hal ini bertujuan agar kita dapat menghargai kebaikan orang lain, sekecil apapun itu silahkan ikuti kisahnya dalam goresan di bawah ini.
Saya salut dan acungkan jempol untuk salah seorang oknum baser dalam satu pertemuan saya menghadiri satu undangan ternyata ada salah seorang anggota banser yang mengawasi saya dalam artian ia semaksimal mungkin memberikan rasa aman untuk saya.
Bahkan maaf dalam tanda kutip tidak hanya saya sandal jepit swallow saya pun diamankannya ini serius saya tak bercanda. Awal kisahnya begini saya diundang sebelum masuk tempat acara saya dijamu makan malam disalah satu rumah tokoh juga di kampung itu.
Anggota banser ini berjalan di belakang saya, setelah sampai tempat jamuan saya masuk, salam, duduk, bicara-bicara santai kemudian baru makan-makan. Setelah makan kami pun melangkah menuju lokasi acara ternyata sandal swallow saya sudah mengarah ke tempat acara.
Dihati saya, siapa yang menyusun sandal saya, tadi pas masuk arahnya tidak begini pas keluar sudah berganti dalam hati ini mungkin saudara saya anggota banser tadi tapi itu saya diamkan saja. Setelah sampai lokasi acara saya lansung digiring menuju tempat duduk.
Dari dalam ruangan saya perhatikan saudara saya anggota banser ini selalu mengawasi keadaan saya, saya lihat melalui sudut mata saya. Setelah acara paripurna saya keluar eh ternyata sandal swallow sudah berada di tangannya tinggal saya sorongkan saja.
Dari situlah saya yakin bahwa apa yang saya pikirkan tadi tidak salah lagi. Ini sebenarnya karena saudara saya ini menghargai ulama, kiyai, buya, ustadz, tengku, guru, bahkan saya yang hanya seorang guru ali ba ta ini, saat pulang pun saya diantar agar tak kesasar.
Dalam kendaraan kejadian itu saya ceritakan kepada teman tidur saya istri yang saat itu juga ikut bersama saya dalam undangan tersebut. Istri saya tersenyum saja dibuatnya saya dapat menangkap itu tanda ikut bahagia saya paham itu.
Sampai lokasi yang sudah agak aman jalan beraspal, ada listrik, anggota banser ini berhenti sayapun menghentikan kendaraan. Bagaimana pak yai sudah aman atau tetap saya giring? seolah-olah itu yang saya tangkap dari tatapannya, ok siap! sampai di sini saja ucap saya.
Saya ulurkan tangan pengen saya cium tanganya tapi ternyata dia yang malah mencium tangan saya duluan. Kejadian ini juga diperhatikan istri saya, hati-hati pak yai ucapnya saat melepas kepergian kami, saya mengangguk dan mengucapkan salam kepadanya.
Melajulah kedaraan saya dengan bebas karena suasana sudah larut malam tidak ada lagi kendaraan lalu lalang. Alhamdulillah kami sampai rumah dengan selamat. Tapi kisah saudara banser saya tadi tetap tersimpan dan terekam baik dalam memory saya.
Luar biasa tidak hanya orangnya yang dijaga sampai sandal jepit swallow murahan saya juga dijaganya semoga Tuhan membalas kebaikanmu wahai saudara Banserku.
(Pardi Syahri, Guru Agama SMKN 8 Sijunjung)