Masjid Baiturrahim, Masjid nan indah di tepi sungai.
Sijunjung, Canangnews.com - Minggu, 02/04/23 seorang wartawan muda diundang menghadiri kajian di Silukah satu kampung nan indah yang berada di Nagari Durian Gadang. Silukah posisinya di tengah ia berada di antara Durian Gadang dan Tapuih.
Silukah terambil dari kata Lukah dalam bahasa Minang artinya tempat untuk menangkap ikan. Apabila ikan sudah masuk ke dalam lukah bisa dipastikan ia tak mampu lagi keluar. Begitulah keterangan yang saya dengar dari salah seorang jemaah.
Saya berangkat menuju lokasi bersama salah seorang teman dari Manganti setelah Ashar. Sengaja kami berangkat agak cepat karena mengigat medannya lumayan juga tujuan kami adalah Masjid Baiturrahim.
Masjid dan wajah cerianya generasi emas Silukah.
Masjid nan indah ini berada di tepi sungai airnya mengalir sampai ke Taluk Kuantan. Dalam perjalanan tadi tiba-tiba android saya berdering ada panggilan, ternyata dari salah seorang pengurus meminta kami berbuka dulu di rumahnya, hmmm...pucuk dicinta ulam pun tiba.
Setelah buka puasa kami sholat maghrib berjamaah kemudian kembali lagi melanjutkan makan bersama penambah tenaga. Amalan di masjid ini agak berbeda dari sekian banyak masjid yang pernah saya kunjungi, sholat tarwih dan witirnya 23 rakaat.
Kajian dimulai setelah sholat tarwih dan witir bertujuan agar kajiannya lebih leluasa. Jemaahnya luar biasa banyak para tokoh hadir memenuhi masjid. Bahkan jemaah surau lain juga datang memenuhi undangan ini setelah mereka selesai sholat di suraunya.
Dari pantauan saya tak kurang tadi ada sekitar 250 orang jemaah hadir mulai dari niniak mamak, perangkat Nagari, kaum hawa, anak-anak serta para pemuda dan pemudinya, pokoknya lengkaplah.
Setelah kajian paripurna masuklah sesi tanya jawab, ada sekitar 5 orang perwakilan dari jemaah yang bertanya terkait ceramah yang saya sampaikan. Semakin larut malam suasana semakin hidup karena soal yang mereka tanyakan membangkitkan semangat para pendengar.
Mengigat menimbang karena sudah malam tak terasa sudah sampai saja jam 11 malam, saya akhiri saja ceramahnya dengan pantun penutup kalau ada sumur di ladang bolehlah kita menumpang mandi, kalaulah umur sama panjang besok kita sambung kembali.
Hmmm...ternyata benar salah seorang pengurus meminta saya untuk hadir kembali dilain kesempatan. Sebenarnya kampung ini sering saya lalui akan tetapi belum pernah saya singgahi, baru kali inilah saya mampir di sini alhamdulillah masyarakatnya luar biasa.
Santapan jasmani sebelum acara dimulai.
Jangan menilai orang hanya dari tampilan luarnya saja, untuk lebih meyakinkan kita perlu duduk bersama denganya. Inilah cerita saya hari ini jauah bajalan banyak nan tasuo lamo iduik banyak nan diraso.
Salam, semoga Tuhan selalu melindungi kita..
(PardiS_Anak Amak).