Rabu (22/03/2023)
Awal Keberangkatan
Dinihari pukul 00.25 kami take off dengan Qatar Air dari Bandara Soeta menuju Doha Qatar. informasi awal menyebutkan, terbang sekitar 8 jam lebih, rencana landing pukul 05.30 pagi.
Kami bersama rombongan jamaah Travel Rangkayo Basa asal Solok yang juga kerjasama dengan Travel Rizkia Mandiri lebih kurang sebanyak 30 orang. Keberangkatan mereka dari BIM Padang Pariaman terlalu delay, semula akan terbang pukul 15.00 ternyata tertunda menjadi pukul 18.00 yang akhirnya sampai di Terminal 3 Pintu 2B sekitar pukul 22.00 malam. Banyak jamaahnya yang sudah berumur dipandu oleh ustadz, umumnya berasal dari Sumani - Solok, sedangkan ustadz sehari-hari berkiprah di Pesantren Aur Duri Sumani.
Menjelang pukul 00.00 Rabu tengah malam tersebut selesai check in dan boarding, semua terkapar lelah di seat masing-masing. Kami sudah shalat maghrib, isya dan melaksanakan sunat tarawih di mushala bandara secara perorangan. Makan pun kami bawa dari rumah dengan bungkusan bersama lauknya. Hal ini kami lakukan karena kami memilih perjalanan Umrah Full Ramadhan ini secara mandiri. Hotel dan kegiatan ritual umrah tetap bersama urusan travel, tetapi urusan makan adalah urusan masing-masing. Cukup banyak juga jamaah bersama kami yang memilih cara mandiri ini.
Maksudnya begini, jadwal makan minum berbuka dan sahur jadwalnya semua jamaah adalah sama. Mana mungkin bisa dilaksanakan di ruang makan hotel tempat menginap? Karena bukan kita-kita saja tamu hotel di Umrah Ramadhan ini. Masuk hotel naik lift ke ruang makan sudah jelas antriannya panjang. Selain itu, ikut shalat berjamaah maghrib di Haram menuju hotel dan kembali lagi untuk isya berjamaah. Betapa susahnya dilakukan dalam kondisi begini. Begitu juga untuk sahurnya.
Jika malam setelah shalat isya melanjutkan shalat sunat tarawih yang 20 rakaat. Lalu, tengah malam hingga sekitar pukul 02.00 menunaikan qiyamullail. Lalu disambut sahur dan shalat subuh.
Memang begitu repot kalau berbuka dan sahur tersebut di pusatkan di ruang makan hotel. Pilihan yang cocok memang adalah secara mandiri. Tidak saja itu pertimbangannya, perbedaan harga antara reguler dengan mandiri inipun juga mencapai hampir Rp10j utaan. Waouuu....
Kamis (23/03/2023)
Sampai di Kota Madinah
Alhamdulillah.., pukul 18.00 waktu Kerajaan Saudi Arabia (KSA), kami sudah sampai di Hotel Madinah dengan selamat dan sudah dapat kamar Hotel 513 di Dar Al-Salam Al-Andalus Hotel (Ujung Pagar Masjid 309) dan berbuka puasa dalam kamar saja dengan pisang dan air putih. Tidak ke ruang makan bersama jamaah lain karena kami paket mandiri.
Walaupun dari Bandara Jeddah sudah berangkat dengan Bus Asastar 225 menuju Madinah sejauh ±400 km yang dipandu Mutawif Riyan Aulia, alumni Al-Azhar Kairo, tidak juga bisa segera sampai di hotel Madinah. Sudah ramai karena jalanan dipenuhi mobil dan jamaah yang mau segera berbuka dan shalat magrib berjamaah di Masjid Nabawi.
Kami buru-buru turun hotel untuk ikut bergabung shalat berjamaah, tapi hanya bisa di luar pagar masjid Pintu 309 saja. Shalat berjamaah walau di luar tapi masih dapat dua rakaat. Tidak pakai kupiah biasa, peci nasional beludru hitam karena jelang magrib tadi diketahui tidak diturunkan dari dashboar bus Jeddah - Madinah. Kami sudah berpencar tadi mengikuti shalat maghrib tersebut. Intinya: berbuka puasa dan shalat maghrib H1 sudah di Madinah. Alhamdulillah....
Allahuakbar...
Kamis (23/03/2023) Malam, Tarawih
Menjelang adzan shalat isya kami sudah bersiap-siap mau ke masjid. Para jamaah dari berbagai travel biro umrah yang sama menginap dengan kami di hotel ini sudah banyak yang turun lift, terdengar berbagai celetukan dan suaranya. Hotel yang punya kamar 10 lantai ini cukup diminati oleh travel agen, ramai dan full selalu.
Plaza Masjid Nabawi ini sudah banyak blok-bloknya, ada bagian untuk shalat wanita, dan juga pria. Masing-masing blok tersebut sudah hampir penuh, akhirnya kami putuskan saja untuk shalat di lantai atas atau top proff masjid. Dulu waktu melaksanakan ibadah haji, kami sering juga naik dan shalat di sana. Karena di lift cukup ramai antrian, kami naik melalui tangga biasa. Waduh, ramai juga!
Tangganya saja ada 8 kali tanjakan dengan anak tangganya masing-masing 10 buah. Jadi, untuk naik saja harus menginjak hampir 80 anak tangga. Mungkin karena tekad mau melaksanakan shalat berjemaah maka kuat saja kaki ini menanjaknya! Alhamdulillah
Sabtu (25/03/2023)
Jabal Uhud, Bukit Uhud Madinah
Lokasi perang yang cukup besar antara pasukan Nabi Muhammad ï·º dengan kaum kafir, Jabal Uhud, merupakan bukit, batu gundul yang kering-kerontang. Sudah hampir pasti pasukan Rasulullah ï·º yang akan memenangi pertempuran. Namun, karena tidak patuh dan taat kepada komandan, hancur berantakan. Intinya, pasukan atau jemaah abai atas perintah! Tunggu saja di sini! Jangan turun gunung!
Walau musuh sudah pada lari, tetapi godaan harta menyebabkan pasukan abai atas perintah, lalu mengejar harta! Hilang akal, keseimbangan dan kewarasan karena nafsu dapat harta! Di sinilah pasukan, walaupun jamaah Rasulullah dihancurkan! Nafsu harta!
Puluhan dan bahkan ratusan sejarahnya mengisahkan jamaah Rasulullah wafat dalam kondisi yang mengerikan. Astaghfirullah!
Senin (27/032023)
Puasa 5
Alhamdulillah..., hari Senin 27032023 merupakan puasa hari ke+5 yang kami jalani dalam Program Umrah Full Ramadhan 1444 H dengan PT Rizkia Mandiri Tour & Travel.
Puasa hari pertama kami lalui di dalam Pesawat Qatar Air hampir setengah hari. Sahurnya di pesawat beberapa jam sebelum landing di Bandara Doha, makan mie goreng dan nasi goreng dan fruits juice. Sebelum makan sahur para penumpang juga diberikan makanan yang sama setelah dua jam terbang dari Bandara Soeta.
Rasanya cukuplah pengisi perut guna memasuki puasa hari pertama. Setengah hari lagi perjalanan dari Bandara Jeddah dengan bus menuju Madinah sepanjang ±400 km. Sekitar pukul 18.00 KSA beberapa menit lagi menjelang berbuka puasa kami sudah sampai di hotel dan ada waktu sedikit untuk menyiapkan perbukaan. Jamaah yang lain berbuka di ruang makan hotel, sedang kami di kamar saja karena pilih program mandiri. Setelah berbuka masih sempat buru-buru ke pelataran Masjid Nabawi untuk menunaikan shalat maghrib berjamaah walau hanya terkejar di luar pagar masjid untuk rakaat kedua.
Puasa hari ke-2 kami jalani di Madinah secara full. Sahurnya kami memasak nasi dengan sambal yang dibawa dari Padang serta dibeli di Asese berupa rendang dan sambal lado tanak. Shalat isya 4 rakaat dan tarawih 10 rakaat di Masjid Nabawi lantai atas dengan dua-dua salam ditambah shalat witir 2 rakaat dan 1 rakaat. Ayat-ayat yang dibaca imam pada tarawih baru Surat Al-Baqarah.
Puasa kedua ini adalah hari Jumat, sejak malam di masjid sudah ramai oleh jamaah. Setelah makan sahur pukul 02.30 di kamar kami langsung ke masjid, tujuan arah ke Raudhah. Di dalam sudah disekat-sekat dinihari itu, tampaknya tidak bisa diterobos. Dulu masih bisa ditunggu jika dibuka bertahap-tahap untuk jamaah.
Selasa (28032023), H-6 di Madinah
Hari ini Selasa 28032023 merupakan puasa hari ke-6 (Ph6) yang kami jalani. Memang agak berbeda pola dan kebiasaan selama ini yang dilakukan karena menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Puasa hari 1 (Ph1) makan sahurnya mie goreng di pesawat antara Jakarta - Doha sekitar dua jam menjelang sahur. Ph2 makan sahurnya memasak nasi di kamar hotel di Madinah, makannya sekitar pukul 02.00 dan kemarennya berbuka puasa ada makan nasi. Ph3 dan Ph4, makan sahurnya sama polanya dengan Ph2.
Mulai Ph5 makan sahurnya berbeda, berbuka puasanya di mesjid dengan roti dan kurma serta minumnya air zamzam, lalu baru makan sahur pukul 01.00 malam di kamar hotel dan tidur. Sekitar pukul 02.30 bangun dan siap-siap berangkat ke mesjid untuk solat malam dan menunggu subuh. Menjelang waktu subuh, batas tidak boleh makan minum lagi hanya meminum beberapa teguk air zamzam di dalam mesjid. Menjalani puasa sampai sore dan berbuka rasanya tidak apa-apa. Hanya efeknya setelah solat zohor di mesjid pulangnya istirahat di kamar hotel, tertidur sampai kedengaran di mesjid sudah lajsanakan solat. Jadi solat asyarnya di kamar hotel saja.
Ph6 hari ini agak lebih intensif lagi perlakuannya terhadap makan. Kenaren, Senin 27032023 kami pagi-pagi sudah diingatkan oleh tourleader dan mutawif bahwa akan pindah hotel dari tempat semula, dan barang-barang dipeking segera dan jelang dzuhur sudah siap di depan pintu kamar masing-masing. Pindah hotel baru pelaksanaannya setelah shalat asyar kira-kira 200 meter saja, agak menjauh masjid. Posisinya masih tetap di sebelah barat masjid.
Berhubung situasi agak sibuk angkat barang tentengan, masukan ke kamar bahkan koper besar dan sedang belum sampai di hotel yang baru karena itu tanggung jawabnya tourleader dan mutawif. Jadinya kami terlambat ke masjid untuk shalat magrib, lalu menjelang ke masjid malah diajak paksa oleh tokoh-tokoh penderma makan minum berbuka puasa di lapangan terbuka di samping pagar masjid Pintu 315. Ya, duduklah di sana bersama dengan jamaah yang ribuan jumlahnya menunggu waktu berbuka puasa.
Paket yang diberikan sebenarnya hampir sama dengan di dalam masjid. Kalau di dalam masjid packing-nya kayaknya resmi dari pihak raja/pengurus masjid. Sedangkan di lapangan ini mungkin pihak pengusaha atau dernawan lainnya. Air mineral 1 botol, roti hambar gandum 1 buah/potong, buah kurma 5 biji, yougurt 1 kaleng.
Petugas kebersihan, baik dalam masjid maupun di lapangan ini cukup cekatan. Sebelum berbuka mereka sudah siapkan plastik panjang di masing-masing shaf, di atas itulah makanan-makanan tadi diletakkan. Ketika sudah selesai berbuka puasa dan akan shalat maghrib berjamaah lagi maka plastik panjang tadi diangkat petugas secara bersama dan sampahnya dibuang ke dalam tong sampah. Seperti kita makan bersama di atas daun pisang di kampung dulu waktu ronda malam dan kegiatan keramaian lainnya.
Ketika petugas bersih-bersih tersebut saya langsung berdiri dan berjalan menuju ke dalam masjid mencari shaf yang agak longgar untuk bisa berjamaah di dalam masjid.
Ketika shalat isya kami janjian untuk sama-sama karena jamaah wanita rencana mau serombongan ke Raudhah pukul 22.00, makanya shalat isya dan tarawih cukup di lapangan luar pagar masjid, supaya bisa cepat bergabung dengan mutawif di pintu pagar 311 dan 312.
Menunggu rombongan belum juga datang, kami pamit sama mutawif untuk langsung ke pintu 35 masuk Raudhah bagi jamaah wanita.
Setelah diperlihatkan barcot untuk masuk Raudhah malah dioper ke petugas ini dan itunya, banyak benar ciritminyak-nya. Akhirnya pura-pura melihatkan HP supaya bisa saja masuk. Astaghfirullah!
Dingin malam mulai terasa sambil menunggu di plaza mesjid, bahkan sampai pk 01.00 Selasa 28032023 dinihari yang ditunggu tidak juga datang. Setelah beberapa kali berkeliling di plaza mesjid langsung saja pulang. Rupanya yang ditunggu sudah di kamar hotel.
Barulah makan malam sekaligus untuk makan sahur. Lalu istirahat dan tidur. Ya, tertidur sampai pukul 05.00, mana mungkin ikut berjemaah ke mesjid.
Kesimpulannya, dua hari ini Ps5 dan Ps6 cukup sekali saja makannya untuk menjalani puasa Ramadhan ini. Allahuakbar! (bersambung)
Catatan sebelumnya