Sijunjung, Canangnews.com_Jalan ini pertama kali ku lalui tahun 2018 waktu itu tak ada niat dihati akan melewatinya kembali. Cukuplah sekali ini ucap saya saat itu, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, tahun 2022 sampai sekarang saya malah ditakdirkan untuk rutin melewatinya.
Kita hanya menjalani apa yang sudah direncanakanNya, sekuat apapun kita berdoa jika tak ada izin dariNya tidak akan jadi juga, meskipun doa dapat merobahnya akan tetapi doa hanya usaha keputusan bukan kita yang punya.
Setelah ku lalui dengan ketulusan hati barulah aku menyadari bahwa banyak hikmah dan pengalaman berharga dalam perjalan ini, untuk kisah ini ada satu riwayat mengatakan :
"Jika engkau ridha terhadap ketentuan-Ku padamu niscaya Aku (Tuhan) tenangkan jiwa dan ragamu."
Memang tidak mudah menerima sesuatu yang berlainan dengan keinginan, akan tetapi ia terjadi atas kehendakNya. Aku sadar bahwa semua sudah ada yang mengaturnya.
Doa dan usahalah yang dapat kita jadikan modal untuk merayu dan memohon padaNya. Meskipun begitu DIA maha tahu kapasitas ciptaaNya.
Sebelum kita lahir ke dunia Tuhan sudah merencakannya tidak hanya itu, di mana dan akan ke mana kita kelak juga sudah dipersiapkanNya untuk kita, maka tak perlu ragu terhadap rencanaNya.
Di sini (dunia) lah tempat kita bercocok tanam yang akan kita tuai kelak di sana (akhirat). Tanamlah yang baik di sini agar kelak kita menuai yang baik pula di sana.
Kita hanya sebentar di sini, jika lelah, lelahnya juga sementara, jika senang, itu juga tak selamanya. Karena memang ia dirancang untuk sementara saja, tempat istirahat kita bukan di sini tapi di sana.
Ada ucapan orang tua tempo dulu yang dirangkainya dalam bentuk kata-kata mutiara :
Pancaringek tumbuah di pulau, Anak balam batali duo, Ingek-ingeklah faqiah di surau, Jamak taktsir bahukum duo.
Segala sesuatu diciptakannya berpasangan, siang malam, kanan kiri, baik buruk, hitam putih, bumi langit, bahagia dan sengsara. Yang tak berpasangan hanya DIA, karena memang kita tidak serupa denganNya.
(PardiS_Anak Amak)