Dharmasraya, Canangnews.com-Senin, 20/3/23 saya berangkat menuju Dharmasraya tujuan menghadiri kajian menyambut Ramadhan, saya berhenti untuk sholat maghrib dan isya di Masjid Agung Islamic Centre Dharmasraya.
Alhamdulillah selepas sholat maghrib saya sempat cerita panjang lebar dengan Imam dan bilalnya. Setelah kenalan kemudian saya bertanya kapan masjid ini dibangun?
2020 jawabnya, cuman peresmiannya awal bulan januari 2023, di masjid ini ada 2 orang imam dan 2 orang bilal. Kami tugas bergantian sekali seminggu begitu ucap imam muda masjid ini.
Rencana disebelah bangunan masjid ini akan dibangun Rumah Gadang Minangkabau, sebagai ciri khas kita orang Minang. Agama dan adat itu sejalan, sesuai dengan falsafahnya.
Adat Basandi Syara' Syara' Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Banyak yang belum tahu filosofi bangunan masjid ini, masjid ini bentuknya seperti orang sedang sujud, karena masjid secara bahasa artinya tempat sujud.
Serba 4, 2 tangan dan 2 kaki menyentuh tempat sujud, akan dibangun pula 4 menara itu juga lambang dari 4 sahabat Nabi, 4 Imam, 4 kitab Allah, dan tau jo kato nan 4 di Minangkabau.
Begitu tadi penjelasan dari ustadz Doli alumni MAN MAPK Koto Baru Padang Panjang, Doli sapaan akrab imam masjid ini, beliau lulus jadi imam masjid ini melalui beberapa seleksi yang dilakukan oleh pemerintah Kab. Dharmasraya.
Karena masjid ini baru diresmikan tahun 2023 untuk kegiatan keagamaan sedang dalam proses penyusunan program, insyaallah akan ada kajian selepas sholat lima waktu, wirid serta kajian tetap.
Berjalannya waktu akan tetap dievaluasi dan dibenahi, semua itu dalam pengawasan pemda Kab. Dharmasraya katanya. Semua yang terkait soal masjid ini atas kebijakan pemda.
Ada hal yang sangat menarik di masjid ini, amalan yang dipraktekan di masjid ini : bacaan basmalahnya jahar (maghrib, isya dan subuh), zikir dan doa selepas sholat dibaca jahar, subuh berqunut, dan pagi jum'at baca surat "sajadah" Hmmmm....amalan kito bana.
Tadi saya membatin juga, masjid sebagus ini ternyata amalannnya masih amalan kaum tuo. Karena penasaran saya bertanya, itu semua atas instruksi Bupati pak jawabnya.
Ditambah lagi memang itu pula lah yang dipakai oleh masyarakat di sini, namun jemaah di sini beragam dari organisasi islam yang ada, NU, MD, Tarbiyah, JT, dan lain sebagainya.
Moderen namun tetap pakai cara lama itu yang saya ambil sebagai i'tibar "pelajaran" dari kunjungan saya ke Masjid nan indah ini.
(PardiS_Anak Amak)