Sungai Sariak, CanangNews - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Padang Pariaman terus berupaya meningkatkan pelayanan medis kepada masyarakat.
Menjelang akhir tahun ini, Dinkes meluncurkan (launching) inovasi, yakni Telemedicine yang merupakan pelayanan kesehatan jarak jauh dengan menggunakan aplikasi.
Inovasi yang digagas oleh Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) dengan nama Komen Papa (Konsultasi Medis Online Padang Pariaman) ini di-launching Bupati Suhatri Bur bertempat di Aula Puskesmas Sungai Sariak, Kamis (29/12/2022).
Ketika memberi pengarahan, Bupati Suhatri Bur meminta seluruh jajaran Dinkes pada semua fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di seluruh wilayah Kabupaten Padang Pariaman agar memiliki komitmen yang kuat untuk dapat terus memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat Padang Pariaman guna mewujudkan Kabupaten Padang Pariaman Berjaya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan dr H Aspinuddin dalam laporannya menyebutkan, Inovasi Komen Papa bertujuan mempermudah akses rujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menggunakan perangkat tekhnologi informasi,sehingga Pasien tidak perlu ke RSUD untuk pengobatan lanjutan.
Ruang lingkup pelayanan yang disediakan, lanjut dia antara lain penyakit kandungan, pelayanan dalam dan penyakit anak dengan melibatkan dokter yang profesional.
"Dengan telemedicine, pasien cukup datang ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan medis. Dalam melakukan pemeriksaan pasien, dokter puskesmas berkomunikasi langsung dengan dokter spesialis di RSUD yang akan memberikan arahan tindakan medis," ujar Dokter Jimmi, sapaan Aspinuddin.
Ia menambahkan, latar belakang pelayanan telemedicine antara lain letak geografis wilayah Kabupaten Padang Pariaman yang cukup jauh dari fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) atau puskesmas ke rumah sakit rujukan, masih tingginya angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB) di Kabupaten Padang Pariaman. Tahun 2021 AKI 11 orang dan tahun 2020 (9 orang). Sedangkan AKB tahun 2021 (58 bayi dan tahun 2020 (27 bayi).
Selain itu, jumlah dokter yang masih terbatas dan persebarannya belum merata. Jumlah dokter per-kapita baru mencapai 4 per 10.000 penduduk, masih jauh di bawah rekomendasi WHO yang merekomendasikan 10 dokter per 10.000 penduduk atau satu per 1.000 penduduk tiap negara.
"Dengan permasalahan yang ada di Padang Pariaman perlu kita buat inovasi ini dengan gambaran:
1. Telemedicine menawarkan kemudahan bagi masyarakat, terutama yang berada di wilayah dengan jumlah dokter terbatas;
2. Bertujuan memberikan dukungan klinis berguna untuk mengatasi hambatan geografis dan jarak;
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
4. Mempermudah akses rujukan pasien dengan melibatkan penggunaan berbagai jenis perangkat tekhnologi informasi," katanya lagi.
Selanjutnya, ulas Dokter Jimmi, pada kesempatan itu juga dilakukan launching Inovasi Ajo Bucin Tu (Ayo Jaga, Sayangi dan Emongi Ibu Hamil) yang bertujuan mencegah AKI/AKB serta pencegahan stunting sejak sebelum bayi dilahirkan dengan mewujudkan ibu hamil yang sehat dan berpengetahuan serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat diwakili Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P²P) dr Yun Efiantina MM pada kesempatan itu menyatakan, launching telemedicine yang dilakukan Dinkes Padang Pariaman merupakan yang pertama di antara 19 kabupaten/kota di Sumatra Barat. Ia pun menyatakan apresiasi terhadap kepemimpinan Dokter Jimmi dan Kepala Bidang Yankes dr Syafrinawati MARS.
Dalam acara itu, Bupati Suhatri Bur menyerahkan Sertifikat ODF (Open Defecation Free) atau bebas buang air besar kepada Kecamatan VII Koto yang diterima Camat Nini Arlin dan kepada Kecamatan Ulakan Tapakis yang diterima Kepala Puskesmas Ulakan Drg Wiwik Else Loraina, menyerahkan peralatan medis Oksigen Konsentrat dan Antropometri kepada tiga puskesmas serta meresmikan Gedung Poned (Pelayanan Obstetri/Kebidanan, Neonatal/bayi baru lahir, Emergency Dasar) Puskesmas Sungai Sariak. (Zakirman Tanjung)