Foto : Pembangunan gedung SDN 39 Tanjung Bungo dan tunggul pohon tempat kayu yang digunakan diambil. (Canang / Didi Someldi Putra) |
Painan - Pembangunan gedung di SDN 39 Tanjung Bungo di Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan disebut-sebut menggunakan kayu dari pohon durian, kandis, dan petai.
Ketika kebenaran informasi ini ditanyakan langsung kepada Kepala SDN 39 Tanjung Bungo, Nilawati pada Jumat (hari ini), ia mengaku tidak tahu mengenai material yang digunakan oleh kontraktor.
Ia hanya menyebut bahwa anggaran pembangunan mencapai Rp600 juta yang bersumber dari CSR Bank BRI, selain untuk pembangunan gedung uang tersebut juga dialokasikan untuk membeli laptop, dan perlengkapan lainnya.
Sementara itu, penanggung jawab kegiatan, Rici, menyebut ia juga tidak tahu mengenai jenis kayu yang digunakan, ia hanya tahu bahwa total kayu yang digunakan berjumlah empat kubik.
Sebagai penanggung jawab ia juga tidak mampu menjelaskan jenis kayu yang harus digunakan pada kegiatan sesuai dengan petunjuk kerja, dalam kesempatan itu ia menyebut kegiatan dilaksanakan oleh CV Mitra Pratama.
Terkait tidak adanya papan informasi ia menambahkan bahwa kegiatan bukan bersumber dari anggaran negara sehingga tidak perlu adanya papan informasi.
Begitu juga dengan kepala tukang yang bernama Nasir, dia juga mengaku tidak tahu perihal kayu yang digunakan.
Sementara itu dari informasi yang disampaikan oleh salah satu narasumber terpercaya, diketahui bahwa kayu yang digunakan ialah kayu olahan dari pohon durian, kandis, dan petai.
Pada kesempatan itu narasumber yang dimaksud juga mengenalkan awak media kepada warga lokal yang mengaku mencarikan kayu tersebut, dia juga membawa awak media ke tunggul pohon asal kayu-kayu tersebut diambil.
"Per kubiknya kami jual dengan harga Rp2,2 juta," kata warga pencari kayu tersebut. (DSP)