Sikakap Canangnews,Salah seorang korban penganiayaan dari anak sendiri yang memiliki kelainan jiwa di Dusun Beleraksok Kecamatan Malakopa Pagai Selatan turun ke Puskesmas Sikakap tanpa bantuan Infus.
Hal tersebut dikatakan salah satu anggota keluarga bahwa korban tidak dipasang infus dan tanpa pendampingan dari petugas kesehatan Pustu Beleraksok sementara kondisi pasien sudah dikatakan kritis pada saat itu.
"Dara merembes dari bagian pipi korban akibat pukulan keras diduga kayu api yang digunakan oleh anaknya yang memiliki kelainan jiwa" ungkap salah seorang anggota keluarga korban yang tidak mau disebutkan namanya Sabtu 10/09/22.
Lebih lanjut dikatakan dia,usai kejadian malam hari tepat pada pukul 08.00 pihak keluarga sempat memanggil salah seorang petugas Pustu Beleraksok Eldawati untuk melakukan penanganan darurat namun karena alasan kondisi sedang sakit sehingga keluarga ambil tindakan memanggil bidan yang bertugas di Sabbiret untuk menangani pasien sekarat tersebut.
Ditempat lain Ef,cucu dari Mangantar (82) korban pemukulan mengatakan kondisi pada malam setelah kejadian kacau balau dan kritis karena darah merembes dan mata bengkak akibat pukulan keras kayu api yang berada di dapur masak milik korban.
"Kondisi pada malam hari setelah kejadian sangatlah kacau karena darah keluar sangatlah kencang dan lancar namun disayangkan petugas hanya memberikan obat Amasam mafenamat, CTM, pednison tanpa Antibiotik penghilang nyeri"jelasnya.
Dikatakan dia,tentu pihak keluarga patuhi aturan jalur namun pada hakikatnya tidak dirujuk langsung malam hari ke Sikakap sementara kondisi sudah kritis karena tensi menurut perawat pengganti dari Sabbiret tinggi sekitar 190/20,ujarnya.
"Kita patuhi jalur Pustu ke Puskesmas Sikakap bagaimana SOP penanganan pasien darurat namun kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan keluarga salah satunya tidak diberikan antibiotik obat, tanpa Infus dan tidak langsung dirujuk ke Puskesmas malam itu.
Dikatakan dia,bidan Erdawati datang pada saat pagi hari sementara dimalam hari ditangani oleh petugas kesehatan dari Sabbiret,dan dalam kondisi yang masih dikategorikan gawat karena tidak dipasangkan infus nya .
Perawat yang juga bertugas di Pustu Beleraksok juga tidak sedang berada ditempat sehingga sulit bagi keluarga untuk meminta bantuan kepada petugas untuk lakukan pendampingan hingga ke puskesmas Sikakap.
"Kita sempat tanyakan nomor Perawat Dedy kepada Erdawati namun dirinya menjawab tidak ada sehingga kita ambil tindakan cepat untuk turun ke bawah menggunakan mobil barang milik Rijon"
Ditempat yang berbeda Erdawati menjelaskan bahwa infus tersedia selalu di Polindes dan pasien sudah ditanganni malam tadi,sudah dijahit.
Dikatakan dia,Kondisi pasien saat dicek baik-baik saja,namun karena permintaan keluarga sehingga mereka turun ke Puskesmas Sikakap,elaknya.
"Memang Sebelum mendapat penanganan malam tadi darah merembes begitu kencang namun pagi tadi puji tuhan bengkaknya sudah berkurang dan darah tidak lagi kencang keluarnya"jelasnya.
Terkait pasien tidak di Infus kata Erdawati karena kondisi masih dalam keadaan baik dan sudah disampaikan kepada keluarga saat hendak turun.
Korban menurut keterangan pihak keluarga saat itu memang dalam kondisi sadar namun masih mengeluarkan darah dibagian pipi namun sayang tidak diinfus hingga di Puskesmas Sikakap barulah mendapatkan penanganan layaknya pasien hingga dirujuk ke RSUD Tuapeijat,menggunakan bot dinas DPRD Mentawai.
Hingga berita ini dinaikkan kondisi pasien korban pemukulan sudah ditangani pihak petugas kesehatan RSUD untuk mendapatkan penanganan medis penyembuhan.(Js)