 |
Hasil Panenan Seorang Petani Pinang,yang sedang dijemur
Foto:Wartawan/Johan. |
Sikabaluan Canangnews,Pinang mengalami turun harga semenjak lebaran berakhir mulai dari harga Rp 10000 turun hingga Rp8000 dari harga tengkulak Sikabaluan,warga mulai menahan pinang panenan dirumah hingga harga berangsur naik.
Informasi berawal dari tengkulak Sikabaluan bahwa akhir akhir ini harga pinang untuk tampungan di Sikabaluan menurun hingga Rp 8000. Namun di kota Padang ditampung dengan harga Rp 12000 perkilonya.
Petani pinang untuk daerah Sikabaluan mulai enggan melakukan panen serentak semenjak mendengar harga menurun drastis karena akan menjadi sia-sia belaka tibanya.
Seperti salah seorang petani,Bunga mengatakan,pinang yang dipanen beberapa hari yang lalu tidak serta merta keseluruhan di jual karena mengingat harga semakin menurun terlebih tengkulak diwilayahnya membeli pinang kering seharga enam sampai tujuh ribu per kg.
"Pinang sekarang sudah mulai turun harga jadi tidak perlu semuanya dijual mengingat kondisi penampung yang belum stabil penerimaan hasil buminya,belum lagi menjemur dan paking di karung"ungkapnya kepada Canangnews saat dimintai keterangan Senin 9/05/22.
Lebih lanjut dikatakan dia,pinang juga tidak akan busuk bila sering dijemur dan digarami untuk jangka panjang namun mesti melihat kondisi bila ternyata kedepan juga tidak naik maka 500 ton pinang hasil panenan di ladang terpaksa dijual habis.
Ditempat yang berbeda,Hendrikus mengatakan dirinya akan terus pantau harga tampungan pinang untuk wilayah monganpoula untuk memastikan harga naik atau justru mengalami penurunan.
"Kita terus pantau harga di monganpoula supaya dapat memberi harga terhadap penjual karena sebelumnya harga penerimaan pinang kering Rp 9500 per kg namun karena informasi harga turun maka dibatasi dulu hingga harga menjadi naik kembali" pukasnya.
