Pinaga, CanangNews - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Payuang Panji Suku Koto Sedunia (Ketum DPP PPSKS) Minangkabau Drs H Damsuar MM Dt Bandaro Putiah mengunjungi masyarakat korban gempa bumi di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Kamis (3/3/2022). Pria yang lebih dikenal dengan nama Dt Damsuar tidak pergi sendirian, tetapi disertai sekira 50 orang pengurus dan aktivis PPSKS dengan 10 unit armada mobil.
Mereka antara lain Sekjen Jufri SE, Wakil Bendahara Nofrizal Andes Koto dan Ketua Bidang Hubungan Ranah dan Rantau Zainal Abidin Roza Koto SH (Zartos), Ketua DPD PPSKS Kabupaten Padang Pariaman H Syafrizal Arafah dan Ketua DPD PPSKS Kota Pariaman Azwar Anas Aspila.
Berangkat dari titik kumpul di Pantai Cermin - Kota Pariaman pukul 10.10 WIB, tiba di lokasi tujuan - Jorong Pinaga, Nqgari Aya Kuniang - sekira 8 km dari kantor bupati - pukul 14.12 WIB.
"Dengan izin Allah Yang Mahakuasa, kita membawa bantuan berupa logistik seperti 1,2 ton (120 karung) beras, 110 dus mie instan serta sejumlah pakaian. Logistik ini merupakan donasi Aktivis PPSKS yang kami himpun melalui rekening khusus. Transferan berasal dari berbagai di Infonesia, termasuk dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Malaysia dan Brunei Darussalam," kata Dt Damsuar menjelang berangkat
Di Simpang Gudang, Lubuk Basung, puluhan pengurus dan aktivis DPD PPSKS Kabupaten Agam, Kota Padangpanjang dan Kota Bukittinggi telah menunggu dan ikut bergabung, masing-masing dengan mobil atau sepeda motor.
Kedatangan Dt Damsuar beserta rombongan di Posko Penanganan Gempa Jorong Pinaga disambut tokoh masyarakat setempat, Imam Jendri, yang juga merupakan Wakil Ketum DPP PPSKS. Juga terlihat Yang Dipertuan Kinali Tk H Asrul SE MH bersama sejumlah tokoh dan masyarakat korban terdampak.
Menjawab pertanyaan Wartawan CanangNews, Imam Jendri menjelaskan, di Jorong Pinaga ini korban terdampak gempa lebih dari 2.000 jiwa dengan rumah rusak berkisar 650 unit. Pinaga merupakan kawasan yang cukup parah mengalami akibat gempa bumi 6,2 Skala Richter (SR) yang melanda Pasbar, Jumat (25/2/2022).
Menurut Imam, warga Jorong Pinaga mayoritas ber-Suku Koto. Bahkan masyarakat enam suku lain di jorong ini merapatkan diri di bawah kepemimpinan Penghulu Suku Koto, Alfen Dt Majo Labiah.
Setelah menyerahkan sejumlah bantuan di posko ini, Imam Jendri mengarahkan Dt Damsuar dan rombongan menuju titik lain di jorong ini, tempat di mana puluhan warga terdampak telah menunggu. Di sini Dt Damsuar, selain menyerahkan bantuan, juga berbagi motivasi.
Ia menyatakan dapat memahami penderitaan masyarakat Pasbar, khususnya di Jorong Pinaga, karena pernah mengalami musibah gempa yang lebih dahsyat, 7,9 SR, Rabu 30 September 2009 (G30S/2009) menjelang senja. "Rumah kami di Kota Padang dan rumah orangtua di Kabupaten Padang Pariaman mengalami rusak berat," ujarnya.
Menurut data yang dirilis Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB), sebanyak 1.117 orang tewas akibat peristiwa G30S/2009 ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatra Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
Dengan menceritakan pengalaman waktu itu, Dt Damsuar memotivasi masyarakat Jorong Pinaga agar segera bangkit, baik secara mental, fisik dan ekonomi. Mulailah membangun puing-puing reruntuhan, in syaa Allah bantuan selanjutnya segera mengalir, baik dari pemerintah maupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan.
"Hari ini kami - Dunsanak PPSKS - datang sebagai bentuk kepedulian spontanitas dengan membawa sejumlah bantuan logistik. In syaa Allah, kami terus menghimpun donasi, bantuan dari Dunsanak PPSKS dari seluruh Indonesia dan sejumlah negara akan terus mengalir," ujar Mantan Wakil Bupati Padang Pariaman 2010 - 2015 ini.
Berdasarkan pemantauan Wartawan CanangNews di Jorong Pinaga, arus lalulintas sangat padat, bahkan sering macet. Mereka merupakan masyarakat dari berbagai daerah di Sumbar, Riau dan Jambi dengan berbagai armada kendaraan, umumnya terlihat membawa logistik bantuan.
Namun, sebagaimana ungkapan tokoh masyarakat setempat, Zulkan (62 tahun), logistik bantuan itu hanya sampai ke masyarakat di pinggir jalan yang dilalui mobil. Padahal, korban terdampak gempa banyak berdomisili di pelosok-pelosok kampung yang hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan sepeda motor. (Zakirman Tanjung)