Catatan Ampera Salim Patimarajo
SUDAH lebih sepuluh tahun saya bergaul dengan Mak Pangulu (62 tahun), seorang wartawan senior di Padang Panjang., belum pernah saya membezuk karena dia sakit. Setahu saya, beliau belum pernah demam berhari hari hingga tak sanggup keluar rumah.
Kemarin sore kami berjumpa setelah shalat ashar di Masjid Zuama, Jembatan Besi, Pasar Usang, Padang Panjang Barat. Mak Pangulu tampak segar-bugar seperti biasa. Tidak ada keluhan sedikit pun soal flu, pilek atau batuk-batuk yang lazim di musim pandemi ini.
Melihat saya pakai masker, Pangulu menanyakan kondisi kesehatan saya. Saya jawab baik-baik saja. Saya tidak flu, tidak pilek dan juga tidak batuk. Hanya saja sekali-sekali terasa letih badan malam hari. Setelah bangun pagi in shaa Allah segar kembali.
Pangulu pun berkisah, sejak muda dulu kebiasaannya, setelah shalat isya, hampir tiap malam, duduk di lapau minum kopi sambil main domino. Kadang sampai tengah malam. Namun badannya tetap biasa-biasa saja. Selalu, segar tidak letih. Tidak flu, pilek, batuk, demam. Padahal kawan bermainnya ada yang batuk-batuk.
Selama musim covid -19 yang melanda negera kita sejak awal 2020, Pangulu mengaku, belum pernah sakit, flu, pilek dan batuk. Mungkin juga beliau kebal dari virus corona!
"Alhamdulillah, nikmat Allah kepada saya. Saya tak dihinggapi flu, pilek, batuk-batuk yang mudah menular itu," katanya.
Padahal, lanjut Pangulu, setiap Rabu dan Sabtu dia banyak transaksi langsung dengan orang lain. Saat beliau jualan kipang kacang dan kue-kue di Pasar Aur Kuning, Bukittinggi.
Maklum, Pangulu selain wartawan juga produsen makanan ringan jenis kipang kacang merek SN, yang tungkunya di Nagari Panyalaian, X Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Kipang kacang SN rasanya enak dan gurih. Dulu dia sering membawakan saya kipang kacang SN itu. Tapi kini kipang kacangnya tidak tiba lagi.
Di ujung cerita saya tanya Pangulu, apa rahasianya, mengapa daya tahan tubuhnya bisa sekuat itu?
Sambil melangkah meninggalkan tempat kami bercerita, Pangulu menyebutkan dia sering makan saka yang sering dijadikan pemanis bubur. Warnanya coklat tua.
Pangulu menjadikan saka itu gula-gula. Dimakannya pagi, siang dan malam hari.
Penasaran, saya cari manfaat gula aren atau saka via geogle. Ternyata ini rupanya: meningkatkan imun tubuh, menjaga kesehatan tulang, menjaga sistem saraf. menyembuhkan infeksi saluran kemih. membantu pertumbuhan sel, mengatasi anemia, menjadi antiseptik.
Melihat begitu banyak manfaat saka, saya jadi ingat, patutlah orang-orang tua kita masa dahulu sering duduk di lapau sembari makan ketan pagi dengan saka. Mereka yang suka berburu juga terbiasa membawa saka ke rimba. Biarlah nasi tidak ada asalkan saka terbawa di saku.
Jika kita pikir pikir, rupanya obat obatan itu tidak jauh dari kita. Ada di sekeliling kita. Hanya saja kita yang kurang menyadari jika banyak manfaat dari tumbuhan, yang sering kita jumpai. Tapi kita tidak tahu.
Kini Bro dan saya sudah tahu mamfaat makan saka. Saka itu tidak mahal. Lebih murah dari permen. Mari kita jadikan saka gula gula ya, Bro. (*)