Sikabaluan Canangnews,Mencuci pakaian bagi orang yang meninggal sudah menjadi kebiasaan di desa muara sikabaluan bersamaan dengan membasuh badan sebagai simbol menjauhkan roh jahat dari pakaian.
Sebelum mencuci pakaian orang yang meninggal keluarga yang bersangkutan berdoa dahulu untuk menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan (muunjui ) bahasa sikabaluan mandi membersihkan badan agar roh orang meninggal tidak ikut serta dalam kehidupan terlebih di pakaian yang digunakannya sehari-hari oleh orang meninggal.
Sesudah berdoa keluarga inti yang meninggal turun ke air untuk mencuci pakaian yang bersangkutan untuk menjauhkan segala hal yang terkait dengan sang pemilik (masibui).
Hal tersebut juga seiring dengan keluarga yang juga ikut serta dalam acara muunjui (melepas segala hal tentang orang meninggal sebelum melanjutkan pesta,biasanya sebelum kegiatan muunjui pihak keluarga tidak diperkenankan untuk bekerja berat untuk mengatasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Sesudah itu,semuanya turun membasuh tubuh dan mandi di sungai secara serentak sebagai simbol dan melanjutkan perjalanan kembali pulang kerumah yang berduka untuk minum kelapa yang juga masih berkaitan dengan acara muunjui tersebut.
Sepulangnya kepala suku atau yang dituakan dalam suku di sikabaluan akan menyuruh anak muda menjatuhkan kelapa muda sebanyak lima buah dibuka lalu di ambil airnya dan juga isinya.
Buah kelapa yang sudah di bula tersebut akan dimasukkan ke sebuah wadah untuk di berkati sebagai salah satu simbol penutupan kegiatan acara muunjui dengan manggil roh nenek moyang untuk ikut ambil bagian.
"Konan kam sangamberi kecat simataek,simakatai patuat,sibara kalaut,kambaklek ,kecat sasarainangku"ucap kepala suku
Sesudah berkat atau sukat semua keluarga wajib menjawab taracci seiring dan wajib mencicipi buah kelapa yang sudah bercampur dalam sebuah wadah sehingga semuanya berjalan aman hingga acara selesai.(js)