Agam, -Bupati Agam, Dr H Andri Warman buka pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas sajian kuliner, yang digelar Disparpora Agam di Hotel Sultan Syariah Ampek Angkek, Rabu (8/9).
Mengawali sambutannya, Andri Warman mengapresiasi Disparpora Agam semakin giat menggelar pelatihan, bahkan ini sudah yang kesekian kalinya dilaksanakan.
Dikatakannya, Kabupaten Agam banyak miliki kuliner yang khas, bahkan sudah terkenal tidak hanya di Sumbar, tapi juga di nusantara.
“Sebut saja nasi kapau, siapa yang tidak tahu nasi kapau, dengan menu khasnya seperti tambunsu, dendeng kering dan sebagainya. Tidak hanya itu, masih banyak lagi kuliner dari Agam,” terangnya.
Ke depan pihaknya akan merangkul pelaku UMKM dan dibuat label baru terhadap produk yang mereka hasilkan. Jika sebelumnya berlabel nama pelaku usaha, ke depan ditambah dengan nama daerah.
“Labelnya kita tambah dengan nama daerah, misalnya Agam Mart. Tapi nama pelaku usaha tetap dicantumkan di label itu beserta kontak personnya,” katanya.
Apalagi bupati juga berencana bangun BUMD untuk menjembatani pemasaran produk yang dihasilkan masyarakat, maka ini akan memudahkan mereka dalam marketing.
“Maka kita minta pelaku UMKM membuat produk berkualitas lain dari yang lain, persoalan modal kita akan melakukan kerjasama dengan pihak perbankan,” tukasnya.
Dengan begitu, bupati minta pelaku UMKM terutama peserta pelatihan memanfaatkan peluang ini untuk menggali ilmu dalam meningkatkan inovasi dan higienitas sajian kuliner.
Sementara itu, Kadisparpora Agam, Syatria mengatakan, kegiatan ini diikuti sebanyak 40 peserta yang berasal dari pengelola usaha kuliner, serta karyawan diusaha jasa makanan dan minuman pada 21 desa wisata di Agam.
“Kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kemampuan para pengelola usaha kuliner dalam berinovasi, serta meningkatkan higienitas sajian kulinernya agar lebih berkualitas dan bernilai jual,” ujarnya.
Dalam pelatihan yang digelar selama tiga hari ini, pihaknya mendatangkan narasumber dari unsur pemerintahan, akademisi, industri dan praktisi.
Sedangan pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah atau tanya jawab serta diskusi, kemudian praktik penerapan inovasi dan higienitas dalam sajian.