MELHAT ibunya memelihara lima ekor bebek yang setiap harinya menghasilkan tiga buah telur, menginspirasi Irwan Syukriadi untuk membuat usaha peternakan. Pada tahun 2006 ia memulai usaha yang dia beri nama Mato Aia Jaya Farm. Awalnya usaha ini dengan modal pemberin orangtuanya dengan menjual bebek petelur dan pedaging, lalu berkembang dengan menyediakan indukan untuk telur tetas (briding) dan sekarang berlanut ke penetasan (hatchery).
“Dulu almarhumah ibu saya pernah memelihara lima ekor itik, di mana setiap harinya itik yang lima ekor itu dapat bertelur sebanyak tiga butir dan di situlah muncul inspirasi untuk membuat usaha peterenakan ini. Jika lima ekor itik saja dapat menghasilkan tiga butir telur, bagaimana kalau 6.000 ekor? Tentu dapat menjadi peluang usaha, pikir saya," kata Irwan.
Usaha ini dia kelola dengan bantuan 20 orang pekerja. Ia tidak hanya menyediakan bebek, tetapi juga mnjadi supplier telur ayam, telur bebek, anak ayam usia sehari atau Day Old Chick (DOC) dan anak itik usia sehari atau Day Old Duck (DOD)., Setiap harinya ia mampu menyediakan hingga 6.000 butir telur itik dan 10.000 butir telur ayam perhari. Sedangkan DOD dapat mensupply sebanyak 5.000 ekor dan DOC 10.000 ekor perminggu.
Pria yang berlatar belakang pendidikan Sarjana Ekonomi ini saat ditemui di tempat usahanya - Koto Buruak, Lubuk Alung, Rabu (4/8/2021) menyebutkan, hasil dari peternakan ini6 sudah dipasarkan hingga luar Sumatra Barat seperti ke Riau, Sumatra Utara, Jambi, dan Palembang. Khusus untuk DOC dan DODO sudah dipasarkan ke seluruh Pulau Sumatra kecuali Lampung. Pemasaran dilakukan dengan cara diantar, dijemput bahkan ada konsumen yang datang langsung untuk membeli telur mauoun indukan tersebut.
Saat ini, lanjut Irwan, Mato Aia Jaya Farm telah memiliki beberapa kandang di Kampung Koto Korong Koto Buruak, Korong Balanti Nagari Sikabu dan Kororng Toboh Luar Parit Nagari Toboh Gadang.
“Selama menjalani usaha ini kesulitan yang sering dihadapi yakninya kesulitahan bahan baku pangan untuk makan ternak ini. Untuk pakannya kami mengolah sendiri sehingga apa yang dikonsumsi oleh ternak jelas dan dapat diukur dan kualitas dari ternak dapat terjaga. Kami juga selalu melakukan perawatan setiap harinya dengan menjaga kebersihankandang dan memisahkan antar pakan sesuai dengan usianya,” sambungnya.
Irwan menambahkan, saat ini ia tengah mempersiapkan proses untuk membuat merek dan direncanakan akan diberi nama Kuala (Kampung Unggul Asli Lubuk Alung). Usaha ini juga tengah bergerak menjadi perseroan terbatas (PT). Jika sudah menjadi PT maka dapat menambah populasi dan produksi juga dapat menarik investor untuk berinvestasi di sini sehingga dapat usaha ini dapat lebih berkembang. (R/ZT)