Catatan A Damanhuri Tuanku Mudo,
Ketua PWI Pariaman
PERSATUAN Wartawan Indonesia (PWI) Pariaman berduka. Drs Ahsin Sulaiman yang familiar dengan sapaan Indra Nan Sabaris alias Inas meninggal dunia. Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil – Padang, Selasa (13/7/2021) dinihari. Innalillahi wa innailaihi raji’uun.
Kabar duka pertama kali
muncul di layar telepon seluler saya di Grup WhatsApp PWI Pariaman yang ditulis Indra Sakti. Kemudian, di media sosial facebook juga
banyak tokoh dan orang mengirim kabar soal kepergian Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Pariaman Timur tersebut.
Ketua PWI Pariaman
periode 2000-2005 ini wafat dalam usia 58 tahun. Rumah duka di Tokoh Palabah,
Kecamatan Pariaman Selatan.
Inas yang saya kenal sejak
tahun 2002 adalah orang baik dan sering memberikan masukan dan nasehat ke saya
setiap kali bersua, terutama setelah dia tak lagi jadi Ketua PWI. Mantan Wartawan Harian Haluan ini punya banyak cerita suka dan duka dengan saya.
Mungkin tak banyak wartawan yunior yang kenal dengan wartawan yang pegawai ini. Inas pun – setelah tak jadi lagi Ketua PWI – boleh dikatakan jarang atau tak ada lagi ke Kantor / Balai
Wartawan yang terletak di Kampung
Belacan itu.
Setiap ketemu dengan
saya, dia selalu bertanya soal organisasi wartawan tertua di Indonesia ini.
"Ba’a kaba PWI kini tu, Tuanku?" tanya dia saat kami usai shalat Ashar berjamaah di Masjid Dinul Ma'ruf
Kampung Belacan.
Suatu waktu, Inas – begitu wartawan senior dan tokoh lainnya memanggil dia – pernah menelpon saya,
minta jadwal khatib Idul Adha di mushalla komplek tempat dia tinggal di Kota
Padang.
Kalau berbicara, Inas orangnya blak-blakan. "Bisa Tuanku jadi khatib di
tampaik ambo?" tanya dia kala itu.
Saya jawab, insyaa Allah. Oke, katanya
lagi. Kami agendakan dengan pengurus surau, ujarnya sambil menutup teleponnya.
Inas punya pengalaman yang cukup panjang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Ia memulai
karier sebagai pegawai di RSUP M Djamil, pindah ke Kanwil Departemen Kesehatan –
se,bari kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) Imam
Bonjol, pindah Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, pindah ke
Inspektorat, pindah ke Bagian Humas, promosi ke Badan Kesatuan Bangsa, Politik
dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas) sebagai Kepala Bidang Politik
Dalam Negeri (Poldagri), selanjutnya jadi Sekcam Sungai Limau dan Sekcam Batang
Anai, kemudian pindah ke Pemko Pariaman. Istrinya, Wilda Febrina SPd, juga seorang pegawai / guru yang pernah memimpin SMP di daerah
ini.
Terakhir, saya bersua Inas di Tong
Kopi Apaktu. Dia bersama rombongan PPK Kecamatan Pariaman Timur dalam acara
sosialisasi Pilkada 2020 yang diadakan KPU Kota Pariaman.
Pada kegiatan sosialisasi dengan media dan LSM ini, KPU meminta saya selaku Ketua
PWI untuk memberikan materi pandangan media dalam pemilu.
Panjang lebar kami bercerita dan
diskusi sehabis acara malam itu. Memang kondisi badannya jauh menurun dari
pertama kali saya kenal dia. Terdengar kabar, Inas mengidap penyakit gula.
Cerita soal kehidupan wartawan dan
semakin sempitnya kiprah wartawan akibat pergeseran zaman, jadi topik
pembicaraan utama kami berdua.
Pun cerita tentang wartawan yang datang ke ruangan kerjanya, yang tak
tahu dengannya, juga diceritakan Inas ke saya.
Saya merasakan,
keakraban Inas dengan saya tak terlepas dari cara dia mengakhiri masa
jabatannya di PWI. Saat pengurus PWI 2000-2005 habis masa baktinya, konferensi belum
terlaksana hingga 2006.
Oleh PWI Sumbar di bawah
kepemimpinan Muhammad Mufrie Syarfie, saya diberi mandat dan sekaligus
ketua panitia konferensi. Mandat PWI Sumbar itu diartikan oleh sebagian kawan
sebagai Pelaksana Tugas Ketua PWI.
Dalam waktu yang singkat, karena
sudah terlambat, saya bentuk kelengkapan panitia konferensi atas bimbingan dan
pantauan PWI Sumbar.
Konferensi terlaksana pertengahan
2006 dengan terpilihnya Dedi Salim – wartawan Harian Haluan yang sama dengan Inas –
sebagai ketua PWI periode berikutnya.
Konferensi terlaksana
dengan dinamika yang mantap. Ada banyak calon ketua. Mulai dari Dedi Salim,
Syamsu Arman, Amiruddin. Ketum PWI Pusat Tarman Azzam tiba, saat konferensi
hampir selesai.
PWI Sumbar memberikan aplaus. Inas tampak senang karena sebagian
tugas beratnya saya tuntaskan bersama kawan-kawan wartawan. (*)