Agam, -Bertepatan dengan Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei, Bupati Agam, Andri Warman melalui Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Kabupaten Agam, M Arsyid mengingatkan peran penting perpustakaan dalam membangun budaya literasi. Perpustakaan menjadi jantung dari ilmu pengetahuan.
“Beberapa tahun terakhir, baik di nasional maupun di daerah, perpustakaan keberadaannya makin penting,” ujarnya, Senin (17/5).
Dijelaskan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan, selain tempat mengoleksi buku, perpustakaan menjadi tempat yang memiliki peran sangat penting bagi masyarakat. Menurutnya, perpustakaan berperan terhadap sarana penggerak dan penyebarluasan ilmu pengetahuan di kalangan masyarakat.
“Sebagai wadah yang sangat berperan penting, perpustakaan tentunya senantiasa menjadi jantung bagi ilmu pengetahuan,” ucapnya.
Lebih lanjut disampaikan, di Kabupaten Agam terdapat ratusan perpustakaan, mulai dari perpustakaan daerah, perpustakaan nagari, perpustakaan sekolah, taman baca dan rumah baca. Khusus perpustakaan nagari, tukasnya, keberadaannya cukup diprioritaskan.
“Sebab, melalui dana desa atau dana nagari, bisa dianggarkan biaya-biaya untuk peningkatan fasilitas dan sarana perpustakaan,” sebut M. Arsyid.
Pihaknya juga menyebut, keberadaaan perpustakaan di sekolah juga menjadi keniscayaan. Menurutnya, tidak lengkap suatu sekolah bila tidak terdapat ruang yang dijadikan tempat mengoleksi dan membaca buku.
“Di sekolah perpustakaan juga ibarat jantungnya sekolah, untuk itu kita berharap sekolah-sekolah di Kabupaten Agam bisa menyediakan ruangan untuk dijadikan perpustakaan,” katanya.
Terkait peringatan Hari Buku Nasional yang juga bertepatan dengan pendirian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, M. Arsyid berharap perpustakaan di Kabupaten Agam dapat meningkatkan pelayanan literasi kepada masyarakat.
Disebutkan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mempunyai andil terhadap dunia perpustakaan di Kabupaten Agam, seperti pemberiaan Dana Alokasi Kusus (DAK) yang dipergunakan untuk membangun gedung layanan perpustakaan, serta bantuan perpustakaan berbasis inklusi yang diterima sejumlah nagari.
“Dirgahayu Perpusnas RI, semoga perpustakaan di Indonesia, dan khususnya di Agam makin maju, dan masyarakat literat bisa terwujud,” ujarnya.
Diketahui, Hari Buku Nasional diperingati setiap tanggal 17 Mei. Penentuan tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional adalah ide dari Menteri Pendidikan, Abdul Malik Fajar pada 2002. Tanggal 17 Mei juga bertepatan dengan peringatan pendirian gedung Perpustakaan Nasional atau Perpusnas.
Perpusnas didirikan di Jakarta pada 17 Mei 1980. Hari Buku Nasional diperingati bukan tanpa alasan atau hanya ingin mengikuti Hari Buku Sedunia.
Tujuan Abdul Malik Fajar saat itu menetapkan Hari Buku Nasional adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat. (*)