Catatan Fauzi Al Azhar
Pada tataran dasar, setiap desa – dalam hal ini nagari di Kabupaten Padang Pariaman – memiliki banyak potensi. Dari 103 nagari di wilayah kabupaten ini,
semuanya memiliki potensi. Sebagai contoh Nagari Balah Aie Timur dengan arena
pacuan kuda
atau Nagari III Koto Aua Malintang dengan Bukik Bulek. Setiap nagari – bahkan korong – memiliki sasaran (arena
pelatihan) silat, ulu ambek dan randai.
Pendataan
Tidak ada nagari yang tidak
memiliki potensi. Semua nagari memiliki potensi sesuai dengan karakteristik geografis maupun sosial
budaya masing-masing. Dibutuhkan kemampuan untuk melihat dari sisi yang berbeda
dari setiap potensi tersebut. Dengan sudut pandang dari sisi lain
tersebut membuka wawasan untuk pengelolaan terhadap potensi yang ada menjadi sumber pendapatan masyarakat dan pembangunan
ekonomi nagari.
Pendataan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
dua, meliputi potensi yang sudah dikembangkan dan potensi yang belum
dikembangkan. Potensi yang sudah dikembangkan hanya membutuhkan pengelolaan
lebih lanjut untuk kesinambungan. Sedangkan bagi potensi yang belum disentuh
tentu memulai dari awal.
Pemetaan
Pemetaan potensi dapat dilakukan dengan berbagai konsep
maupun kajian teknis. Di
antaranya dapat dilakukan dengan
mengadopsi konsep SWOT (Strenght,
weakness, opportunity and threat). Kekuatan dan peluang serta kelemahan dan tantangan akan melahirkan
strategi pengembangan potensi yang berkelanjutan sehingga dapat menjadi sebuah kekuatan besar, tidak hanya bagi nagari tetapi bahkan sampai ke level dunia.
Pengembangan
Dalam pengembangan potensi, kecenderungan masyarakat
adalah melakukan duplikasi. Budaya uru-uru
piaman harus ditinggalkan. Uru-uru
piaman merupakan sikap masyarakat yang cenderung latah terhadap sesuatu
yang lagi tren. Kelatahan tersebut akan menyebabkan kejenuhan.
Peran generasi muda yang kreatif sangat menentukan dalam
proses pengembangan potensi untuk melakukan pendataan dan pemetaan potensi
serta ebolarasi ide. Menata setiap potensi yang ada menjadi sebuah ikon untuk
menjadi objek yang instagrammable. Apapun bentuknya potensi, apabila dikelola
dengan konsep kreatif akan memiliki daya tarik tersendiri.
Sebagai bagian dari proses pengembangan adalah
mempersiapkan masyarakat dengan perubahan. Di antaranya mempersiapkan masyarakat untuk menerima kedatangan pengunjung.
Pengunjung yang datang dari berbagai latar belakang tentu memiliki dinamika
yang berbeda. Dinamika ini sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan dari
pengembangan potensi. Sikap masyarakat yang ramah dalam menyikapi dinamika
memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan potensi, begitu juga
sebaliknya.
Tidak Melulu
APBNagari
Kendala yang sering diungkapkan oleh aparatur pemerintah nagari dalam kegiatan penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan antara lain ketiadaan
sumber anggaran. Daya dukung anggaran pendapatan
dan belanja (APB)
Nagari sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena sumber pendapatan dalam APBNagari di sebagian besar nagari hanya dari dana transfer. Sedangkan untuk sumber pendapatan asli nagari maupun pendapatan lain-lain yyang sah sangat kecil, bahkan nyaris tidak ada.
Sumber dana transfer bagi nagari adalah (a) Dana Desa (DD) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN); (b) bagian dari bagi hasil pajak dan retribusi daerah; (c) alokasi dana
nagari (ADN); (d) bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi; dan (e) bantuan keuangan dari APBD Kabupaten.
Masing-masing sumber pendapatan yang bersumber dari dana
transfer sudah habis dibelanjakan sesuai dengan pos pengeluaran yang sudah
ditentukan oleh pemerintah maupun pemerintah kabupaten. DD dalam masa covid-19 sebagian
besar sudah terfokus kepada penganggaran penanggulangan dampak pandemi, seperti
bantuan langsung tunai (BLT). Sedangkan penggunaan ADN sebagian besar adalah untuk
pembayaran penghasilan tetap aparatur dan belanja operasional pemerintahan nagari serta badan pemusyarawatan nagari.
Begitu juga dengan bagian dari bagi hasil pajak dan
retribusi daerah juga sudah ditentukan penggunaannya untuk insentif bagi
pemungut pajak di nagari serta kegiatan yang terkait dengan peningkatan penerimaan pajak dan
retribusi daerah dalam skala nagari. Hal yang sama juga berlaku
untuk bantuan keuangan dari APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten yang sudah
ditentukan pos pengeluaran.
OLeh
karena itu, pemerintah
nagari harus (berani) keluar dari rutinitas aktivitas yang hanya menerima dana, mengelola dan
menghabiskan anggaran menjadi nagari yang produktif menghasilkan
sumber pendapatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sudah saatnya
pemerintah
nagari mengembangkan potensi untuk pengembangan
perekonomian masyaraat dan sumber pendapatan bagi nagari. Kebijakan strategis yang dapat dilakukan oleh nagari adalah melalui kolaborasi.
Kolaborasi
Pengembangan potensi akan sangat maksimal melalui
kolaborasi. Kolaborasi bisa dilakukan melalui kolaborasi ide, kolaborasi tenaga
dan kolaborasi sumber daya. Ide berkaitan daya ungkit untuk pengembangan
potensi. Tenaga terkait dengan kebutuhan sumber daya manusia untuk membangun
fisik serta manajemen untuk pengelolaan potensi yang sudah dikembangkan.
Sedangkan terkait dengan sumber daya lebih kepada penganggaran. Swadaya,
partisipasi dan gotong merupakan salah satu sumber pendapatan asli nagari
Satu Nagari Satu
Destinasi
Dari potensi tersebut – dengan semangat
kreatifitas -
dapat dikonversi menjadi destinasi. Destinasi yang unik akan
menarik banyak orang untuk datang ke nagari. Dengan ramainya
orang datang ke nagari diharapkan membawa dampak terhadap pergerakaan roda ekonomi.
Kembali ke satu contoh di atas, pacuan kuda dan silek. Dua potensi ini jika dikelola secara kreatif
dan profesional akan menjelma menjadi destinasi bagi nagari. Jadi,
sudah saatnya pemerintah nagari untuk kreatif, saatnya profesional. satu nagari satu destinasi.
Saatnya dari Nagari menginspirasi untuk seluruh negeri.
(***)