Arief Malinmudo,Hasril Chanigo (wartawan senior)bersama putra,putri Usmar Ismail di Bukittinggi. |
BUKITTINGGI,Canangnews,Dalam rangka menyambut Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 maret 2021 ,para insan film menyerukan agar Bapak perfilman Indonesia Usmar Ismail mendapar gelar Pahlawan Nasional.
Usmar Ismail sang sutradara film,sastrawan,wartawan dan juga pejuang Indonesia berdarah minangkabau,lahir di Bukittinggi Sumatera Barat 20 maret 1921,meninggal di Jakarta 2 Januari 1971.
Untuk itu dalam rangka 100 tahun kelahiran Usmar Ismail,kurator Lisa Bona Rahmat,sutradara Riri Reza dan Arief Malin mudo memprakarsai "Pameran Usmar Ismail Bukittinggi" bertempat di Parakoffie cafe parak kopi Guguk panjang Bukittinggi mulai 21-31 maret 2021.
Sutradara muda asal Bukittinggi Arif Malin mudo yang telah membidani film Indonesia "Surau dan Silek , "Liam dan Laila ini mengatakan bahwa acara pameran itu telah dicanangkan sejak 6 bulan yang lalu untuk menemukan konsep bagaimana memperkenalkan kembali Usmar Ismail kepada masyarakat ditanah kelahirannya.
"Pameran itu alurnya sangat sederhana yakni kedai kopi atau cafe tempat yang saat ini bisa untuk menjadi jembatan bagi kaum muda,tua,lintas pendidikan menengah dan atas dapat bertemu dan berbagi pengetahuan ,"ungkapnya.Senin (22/3/2021).
Menurut Arief banyak hal yang harus dilakukan oleh sineas perfilman muda Indonesia diantaranya dengan membaca sejarah ,karena seniman tidak hanya dituntut dengan imajinasinya akan tetapi seniman juga punya kesempatan membaca literasi,dengan begitu bisa membantu seniman tersebut untuk mengenal akan budayanya dengan adaptasi kearifan lokal.
Usmar Ismail yang kiprahnya di perfilman nasional tidak diragukan lagi,juga piawai dalam cerita sandiwara dan puisi, turut melahirkan actrees berbakat pada jamannya diantaranya Chitra Dewi,Mieke Wijaya ,Indriati Iskak dalam Film"Tiga Dara",Leny Marlina dan Suzanna yang semuanya kemudian hari menjadi aktris terkenal di Indonesia.
Dirinya menjelaskan mengenal Usmar Ismail tidak hanya sebagai bapak perfilman nasional akan tetapi juga kesempatan untuk mendalami pemikiran beliau ,mungkin sebelum ini perihal tentang beliau tidak terlalu gampang untuk diakses.
"Pameran ini hanya sebagai gerbang untuk generasi muda mencintai karya Usmar Ismail bukan hanya sebagai simbol saja,tetapi benar benar mendalami pokok pikiran dan gagasannya dari awal kemerdekaan Indonesia membangun identitas bangsa sampai sekarang kegenerasi mendatang,"pungkas Arief.
Dilain itu putra putri dari Usmar Ismail Nureddin Ismail dan Heidy Ismail,mengaku senang dan bangga atas kedatangannya ke kota kelahiran ayahnya Bukittinggi.
Disebutkannya usulan Usmar Ismail untuk menjadikannya gelar pahlawan nasional sudah dimulai sejak 2017 lalu.
kedepannya perfilman Indonesia agar bisa mengikuti jejak Usmar Ismail yang juga sukses menjadikan kultur kearifan lokal minangkabau misalnya lewat film "Harimau Campa".
"Saya yakin hal itu ada pada diri Riri Reza dan Arif Malinmudo sutradara muda berbakat asal Bukittinggi,"tutur Nureddin.
Kemudian sambungnya lagi dengan momen 100 tahun Usmar Ismail itu bersama para inisiator dan curator acara ,dikeluarga besar nya ada perkumpulan keluarga "Usmar Ismail Society"berhubung karena pengurus sudah berumur dan ada yang meninggal maka dialihkan ke pada cucu cucu Usmar Ismail sendiri.
"Dengan Ismail Society itu agar insan insan film muda bisa berkolaborasi untuk mengangkat karya kearifan lokal dari minangkabau,"Tentunya juga butuh support dari Kemendikbud,Direktorat Perfilman nasional dan masyarakat Indonesia agar ayahanda Usmar Ismail di angkat sebagai pahlawan nasional,"harap Heidi Ismail. (NAS)