Catatan Zakirman Tanjung
Kepala DPPKB dr H Aspinuddin menyerahkan hadiah kepada juara Pemilihan Duta GenRe tahun lalu (dok) |
GENERASI Berencana (GenRe – begitu singkatan kerennya) merupakan suatu program terobosan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN Republik Indonesia dalam menyiapkan sumber daya manusia. Dalam hal ini, duta genre memegang peran penting untuk menyosialisasikan bahwa keluarga adalah segala-galanya. Genre adalah suatu program dari singkatan generasi yang punya rencana.
Dalam
rangka merespons permasalahan remaja
saat ini, BKKBN mengembangkan program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan
berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan.
Dengan demikian, mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara
terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana pula serta menikah dengan
penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
Program GenRe adalah program yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa di kalangan generasi muda karena mendidik dan mengajak remaja untuk menjauhi pernikahan dini, seks pra nikah dan napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif). Tujuannya menjadikan remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa.
Keberadaan
Duta GenRe sekaligus menekan
maraknya permasalahan remaja, yang paling menonjol adalah permasalahan seputar
seksualitas. Persoalan HIV/AIDS, penyalahgunaan narkoba dan rendahnya
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan usia kawin pertama yang relatif
masih rendah, masih menimpa remaja, sehingga peran Duta
GenRe perlu terus digiatkan.
Dari kiri: Nur Octavia Syamsul, penulis dan dr H Aspinuddin ketika berbicara di depan 30 Finalis Duta GenRe |
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Padang Pariaman sejak awal tahun ini kembali menggiatkan Pemilihan Duta GenRe. Meningkat dibanding tahun lalu yang diikuti 65 peserta, tahun ini diminati oleh 97 remaja.
Kegiatan
dimulai dengan pengumuman melalui media sosial melalui akun Dinas PPKB
PadangPariaman. Hingga batas waktu yang ditentukan panitia, sebanyak 97 remaja
ikut mendaftar. Mereka terdiri dari mahasiswa/i serta pelajar SMA/SMK dan
peserta Program Paket C yang tergabung dalam PIK-R pada masing-masing nagari.
Setelah
melalui seleksi yang ketat, baik tertulis maupun wawancara, panitia menetapkan
30 finalis putra dan putri guna mengikuti program selanjutnya selama satu bulan
berupa pembekalan di aula DPPKB dan karantina selama 3 hari 2 malam di Hotel
Nan Tongga Beach – Kota Pariaman.
Penulis
mengikuti kegiatan ini semenjak pengumuman melalui postingan-postingan Nur
Octavia Syamsul di media sosial. Nyaris semua program yang diikuti ke-30
Finalis Duta GenRe diposting setiap hari oleh Nur Octavia Syamsul yang akrab
dengan sapaan Aya dengan menandai (tag)
Kepala DPPKB dr H Aspinuddin dan akun-akun milik pejabat dan staf dinas itu.
Dalam
suatu postingan, penulis komentari, “Pak Aspinuddin, kalau ada kesempatan yang
memungkinkan, saya tertarik bergabung dan berbicara di depan para Finalis Duta
GenRe dengan tema motivasi kepenulisan.”
Gayung
bersambut – kata berjawab. Kepala DPPKB Aspinuddin menghubungi saya via whatsapp dan menyatakan akan memberi
waktu dan kesempatan kepada saya berbicara di depan para Finalis Duta GenRe. “Kapan
waktunya, nanti Aya akan mengontak Pak Zast,” tulis Aspinuddin yang akrab
dengan sapaan Dokter Jimmi.
Saya
dapat jadwal berbicara hari Senin 22 Februari 2021 mulai pukul 11.00 WIB di
Aula Hotel Nan Tongga Beach setelah sesi Dokter Jimmi. Kesempatan itu lebih
saya manfaatkan untuk memotivasi para finalis untuk memiliki dan menguasai kemampuan
menulis, sedangkan materi Kiat Sukses
Menjadi Penulis, Gunakan ATM BRI saya kirim via Aya untuk diteruskan ke
Grup WhatsApp para finalis.
Kesan
yang saya peroleh sangat luar-biasa. Para Finalis Duta GenRe tampak antusias
untuk menguasai kemampuan menulis. Pada kesempatan itu saya memaparkan mengapa
setiap intelektual perlu memiliki menguasai kemampuan menulis. Antara lain
karena dengan menuliskan pemikiran dan pengalaman seseorang dapat berbagi ilmu
kepada orang lain tanpa batas ruang dan waktu.
Dengan
kemampuan menulis, ahli apapun akan mampu menghasilkan buku misalnya atau opini
ilmiah yang mereka publikasikan pada jurnal dan media-media massa. Sebaliknya,
jika mereka tidak punya kemampuan menulis, kita takkan dapat membaca buku-buku
tentang ilmu kedokteran, kimia, fisika, biologi, matematika atau pertanian.
Begitu pula buku tentang ilmu-ilmu ekonomi, sosial dan kebudayaan – ada karena
ada yang menulisnya.
Dengan
kemampuan menulis, seseorang memiliki kesempatan menekuni bidang usaha untuk
mendapatkan penghasilan, apalagi jika menulis dengan etika dan estetika. Banyak
peluang ekonomis yang mungkin diperoleh seseorang jika memiliki kemampuan
menulis. Kepada para finalis saya buka peluang berkomunikasi untuk berdiskusi hingga kapanpun melalui WhatsApp 082384556699.
Finalis Duta GenRe Kabupaten Padang Pariaman bersama panitia di halaman Hotel Nan Tongga |
“Alhamdulillah… Pimpinan Bank Nagari
Cabang Pariaman bersedia mensponsori kegiatan kami dengan membantu Rp10 juta.
Dana tersebut kami manfaatkan untuk biaya menginapkan / karantina para finalis
di Hotel Nan Tongga selama 3 hari 2 malam. Pihak hotel pun ikut membantu dengan
memberikan sejumlah keringanan,” ujar Aya.
Kepala DPPKB Aspinuddin yang penulis hubungi secara terpisah menyebutkan, puncak kegiatan berupa Grand Final Pemilihan Duta GenRe yang dijadwalkan bertempat di Aula Kantor Bupati – Parikmalintang, Selasa 2 Maret 2021 lusa. (*)