Agam, (Sumbar)-Rodi Indra Syahputra (28), pemuda di Jorong Subarang, Nagari Balingka, Kecamatan IV Koto menilai sulaman kapalo samek bisa menjadi alternatif mata pencaharian masyarakat setempat. Melirik potensi tersebut, dirinya menghimpun puluhan perajin sulaman tradisional.
“Sejak dahulu sejumlah perajin di sini menggunakan teknik sulaman kapalo samek. Teknik ini bisa menghasilkan produk yang khas, teknik ini banyak kita temukan diproduk mukena,” ujarnya, Rabu (20/1).
Dalam hematnya, sulaman kapalo samek jika dikoordinir dengan baik, akan mendatangkan manfaat ekonomis yang lebih tinggi. Menurutnya, produk kerajinan sulaman mempunyai segmentasi pasar tersendiri.
“Saya melihat di sini banyak para perajin sulaman, namun masih bergerak secara individu-individu,” ucap Rodi.
Bermodal pengalaman berorganisasi, beberapa pekan terakhir, Rodi fokus menghimpun sejumlah perajin sulaman di Jorong Subarang. Dirinya berencana menjadikan himpunan perajin itu Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
“Saya mencoba mengarahkan para perajin di sini untuk membentuk KUBE, yang nanti secara pengurusan legalitasnya akan didampingi,” ujar PC PMII Sumatera Barat itu.
Sebagai langkah awal, tukasnya, ia telah melayangkan proposal ke sejumlah jaringan di Jakarta. Alhasil, sejumlah perajin tersebut mendapatkan suntikan dana.
“Rencananya dana ini yang akan kita kembangkan untuk usaha kelompok,” imbuhnya.
Dijelaskan, biasanya perajin hanya mengambil upah, namun setelah dibentuk KUBE mereka langsung yang mengerjakan dan mendapat untung dari penjualan kain secara berkelompok.
Ditambahkan, dirinya akan menjalin koordinasi dengan pemerintahan Jorong Subarang hingga ke tingkat nagari. Dirinya berharap peresmian KUBE tersebut dapat dilakukan oleh pemerintahan setempat.
“Saat ini sedang berproduksi, nanti untuk lounching kita cari waktu yang baik,” ujarnya. (WY)