Parikmalintang, CanangNews – Sehubungan dengan agenda tahunan wisata religius di Kabupaten
Padang Pariaman yang dikenal dengan acara basapa
(ber-Syafar) ke makam Syekh Burhanuddin, Bupati Padang Pariaman Adib Alfikri
bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Majelis ‘Ulama Indonesia
(MUI) dan instansi terkait beserta Camat Ulakan Tapakis, Walinagari Manggopoh
Palak Gadang Ulakan dan tokoh masyarakat Ulakan mengadakan rapat koordinasi di
kantornya, Parikmalintang, Rabu (30/9/2020).
Kegiatan basapa atau ziarah ke makam Syekh Burhanuddin di Ulakan rutin setiap tahun dilakukan oleh jamaah Syatariah yang datang dari berbagai pelosok tanah air, bahkan dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Jumlah kunjungan jamaah tersebut bisa mencapai puluhan ribu orang dan akan menumpuk di pelataran makam serta surau-surau yang ada di sekitar kawasan makam, ditambah lagi dengan kehadiran para pedagang musiman yang datang dari berbagai pelosok Sumatera Barat.
Puncak pelaksanaan ziarah makam tersebut jatuh pada setiap hari Rabu kedua pada bulan Safar tahun Hijriyah (7 Oktober 2020) yang disebut juga dengan Sapa Gadang dan pada Rabu berikutnya (14 Oktober 2020) disebut dengan Sapa Ketek. Di mana, saat itu para peziarah masih terlihat ramai tetapi sudah bersiap untuk pulang dan lebih banyak terlihat aktifitas berbelanja untuk membeli oleh-oleh.
Mengingat kondisi pandemi corona virus disease 2019 (covid-19) di Kabupaten Padang Pariaman masih terus meningkat, yang sampai saat ini masih berada pada zona orange, Bupati Padang Pariaman dalam rapat koordinasi bersama Forkopimda memutuskan, agar jamaah tidak datang untuk berziarah ke makam Syekh Burhanuddin di Ulakan, baik secara perorangan maupun berkelompok atau rombongan. Sebab, dalam kondisi demikian pengunjung dan jamaah dikuatirkan menularkan atau tertular oleh covid-19 tersebut.
Camat Ulakan Tapakis Drs Ali Amri MM ketika dihubungi usai rapat menjelaskan, bupati menginstruksikan kepada tim gugus tugas covid-19 Kabupaten Padang Pariaman untuk membuat pos pemeriksaan atau cek point di setiap pintu masuk menuju kawasan makam Syekh Burhanuddin. Paling lambat 3 hari sebelum hari-H, Pos Pemeriksaan di setiap pintu masuk sudah bisa beroperasi.
"Semuanya ada 4 pos pintu masuk. Pertama dari arah Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Katapiang, kedua dari arah Pauahkamba, ketiga dari arah Kapalo Koto dan pintu masuk yang keempat dari arah Pariaman atau Sunur," tukasnya.
Ia menambahkan, jamaah yang datang secara perseorangan akan diperiksa kondisi tubuhnya dan selama berziarah wajib menerapkan protokol kesehatan. Seandainya ada jemaah yang datang secara berkelompok dan dalam jumlah besar, maka disarankan untuk kembali ke daerah asalnya.
Sehari sebelumnya, juga berlangsung pertemuan membahas pelaksanaan basapa ini. Terlihat hadir Tuanku Khalifah, Niniak-mamak, Angku Kadhi Ulakan dan perangkat nagari beserta aparat terkait bertempat di Masjid Raya Syekh Burhanuddin, Korong Kampung Koto, Nagari Ulakan. Dalam pertemuan tersebut telah disepakati agar walinagari tidak menyediakan lapak untuk pedagang dan membuat surat himbauan kepada masyarakat, sebelum bupati mengeluarkan surat resmi.
Himbauan tersebut berisi agar masyarakat dan jamaah tidak datang berkunjung atau berziarah ke makam Syekh Burhanuddin di Ulakan pada tahun ini. Hal ini mengingat tingginya tingkat penyebaran virus Corona di sekitar lokasi tersebut, sehingga dapat mengancam keselamatan jamaah yang berziarah dan masyarakat setempat.
Usai rapat koordinasi, Bupati Adib Alfikri didampingi Dandim 0308 Pariaman Letkol CZI Titan Jatmiko dan Wakapolres Padang Pariaman Kompol. Ivan Coa Ampera, Kadis Kesehatan Yutiardy Rivai beserta Camat dan Walinagari melakukan kunjungan silaturrahim ke kediaman Buya Heri Firmansyah yang merupakan Tuanku Khalifah XV dari keturunan Syekh Burhanuddin di samping Surau Pondok Ketek Korong Koto Panjang, Nagari Sandi Ulakan.
Dalam pertemuan itu Buya Heri Firmansyah menjelaskan, setiap acara basapa ini ada tiga lokasi yang dikunjungi oleh peziarah dan jamaah. Lokasi pertama yang disebut Tampat yang diyakini sebagai makam Syekh Burhanuddin, lokasi kedua Surau Gadang Tanjuang Medan yang merupakan pusat kegiatan penyebaran agama Islam, tempat syekh Burhanuddin mengajar mengaji dan bersilat. Kemudian lokasi terakhir yang selalu dikunjungi adalah Surau Pondok Ketek ini yang merupakan rumah atau tempat tinggal dari Syekh Burhanuddin.
"Sampai sekarang, di Surau Pondok Ketek ini masih tersimpan barang-barang peninggalan Syekh Burhanuddin, di antaranya 4 helai jubah, 7 buah peci, 1 ikat pinggang dan 1 pandiang loyang serta beberapa kitab dan naskah kuno. Semua bangunan yang berada di kawasan ini dan barang yang bernilai tinggi ini sudah diinventaris dan terdaftar sebagai benda cagar budaya. Setiap jamaah yang berkunjung ke sini, secara berkelompok dapat melihat secara langsung keberadaan benda pusaka itu," ujar Tuanku Khalifah menjelaskan. (AS/ZT)