NAGARI Koto Baru, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang
Pariaman, ditetapkan sebagai Nagari Model Kelapa (NMKel) di
Provinsi Sumatra Barat tahun 2014. Penetapan ini berdasarkan pertimbangan potensi kelapa yang ada
di Padang Sago.
Memiliki luas 8,41 kilometer persegi dengan
jumlah penduduk 1.958 jiwa terdiri dari 931 laki-laki dan 1.027 perempuan, Nagari Koto
Baru dipimpin Walinagari H.Zul Hendrayani sejak tahun
2018 lalu. Nagari ini memiliki perkembangan
cukup pesat, baik di bidang admnistrasi pemerintahan, sosial
kemasyarakatan, pembangunan maupun
pada bidang perekonomian yang ditunjang sektor pertanian, pariwisata dan usaha
mikro kecil menengah.
“Nagari Koto Baru ini terdiri dari empat korong, yakni Kapuah, Solok Pintu Gabang, Kampuang Cubadak dan Tungka Kampuang Panyalai. Secara topografi, nagari kami berbatasan dengan Batu Kalang di sebelah utara, Sungai Sariak di sebelah selatan, Sungai Durian di sebelah timur dan Koto Dalam di sebelah barat,” ujar pria kelahiran 8 Desember 1969 ini.
Memiliki lahan perkebunan kelapa seluas 10
hektar serta usaha pembibitan
kelapa unggul, menjadikan Koto Baru sebagai NMKel. Kelapa yang dihasilkan dari perkebunan tersebut telah diolah menjadi
beberapa produk.
Kelapa dijuluki pohon kehidupan karena setiap bagiannya
dapat dimanfaatkan seperti sabutnya dapat diolah menjadi keset, sapu, matras
dan bahan pembuat spring bed; tempurung kelapa dapat
dimanfaatkan menjadi charcoal, asap cair, carbon aktif dan kerajinan tangan.
Daging buah dapat dijadikan kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan parutan
kering, virgin coconut oil (VCO) dan sabun kecantikan. Sedangkan air kelapa dapat diolah menjadi cuka dan nata de coco.
“Nagari model ini memiliki kebun sumber benih kelapa yaitu
Blok Penghasil Tinggi (BPT) dan penangkaran bibit kelapa yang telah menghasilkan produk-produk olahan kelapa. Aktor yang paling berperan dalam kegiatan ini adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang diberi nama Berkah Bersama yang terdiri dari 11
kelompok tani (keltan), telah menghasilkan beberapa produk berbahan dasar kelapa,” ulas Zul Hendrayani.
Pria yang mengaku pernah berprofesi
sebagai wartawan ini menyebutkan, selain membuat berbagai kerajinan dari limbah kelapa, Gapoktan Berkah Bersama juga telah
mengasilkan produk kesehatan berbahan dasar kelapa, di
antaranya VCO yang dibuat tanpa pemanasan yang berguna
untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain itu juga ada sabun kecantikan serta menyediakan prduk asap cair
tempurung kelapa yang dihasilkan melalui proses kondensasi dan pirolisis
tempurung kelapa yang diproduksi langsung di rumah VCO Gapoktan Berkah Bersama.
Kelapa di Nagari Koto Baru merupakan kelapa unggulan se-Indonesia. Maka, tidak heran jika pemasarannya sudah melintasi pulau di Indonesia. Bahkan, saat ini Gapoktan Berkah Bersama tengah mengupayakan sertifikat agar kelapa Nagari Koto Baru dapat mendunia.
Selain menjadi nagari model kelapa, Koto Baru juga
memiliki destinasi wisata, yakni Jembatan Lubuk Tano yang nantinya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik
Nagari (BUMNag) Kobar Mandiri.
BUMNag ini didorong oleh pemerintah nagari untuk
mengelola
kawasan jembatan menjadi area wisata yang disiapkan
sebagai penambah pendapatan nagari.
“Didirkan pada dua tahun lalu, BUMNag Kobar Mandiri saat ini mengelola usaha berupa usaha makanan serta
barang pertanian yang dibutuhkan oleh para petani Nagari Koto Baru seperti
pupuk dan pestisisdanya. Kami memilih menjual produk pertanian karena menimbang
sebagian besar masyarakat di Koto Baru berprofesi petani dan banyak megelola
lahan pertanian dengan
tujuan untuk mempermudah masyarakat mendapatkan pupuk dan
kebutuhan lainnya,”
kata suami Nurjaya ini. (R/ZT)