STIGMA negatif terhadap mereka berkebutuhan khusus yang identik dengan keterbatasan dan kekurangan (disabilitas) hingga kini masih sering terjadi. Banyak orang yang masih memandang disabilitas berdasarkan keterbatasan yang mereka miliki. Jika dia tunanetra pasti yang dilihat ketidakmampuan mereka untuk melihat, jika dia tuli maka yang dilihat pasti ketidakmampuan mereka untuk mendengar, padahal di balik itu semua, mereka punya keistimewaan yang bisa memotivasi kita untuk selalu bersyukur dan penuh semangat menjalani hidup ini.
Desmon Ibnu Ichsan, seorang aparatur sipil negara (ASN) di Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, dapat menjadi contoh dan inspiratif. Ia selalu bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya. Meskipun memiliki kebutuhan khusus namun tidak melunturkan semangatnya dalam bekerja. Menjunjung tinggi kedisiplinan adalah kunci mudah baginya dalam melaksanakan tugas.
“Disiplin dalam melaksanakan pekerjaan cara saya untuk mudah dan santai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut. Bagi saya bentuk kedisiplinan itu berupa melaksanakan tugas dari atasan dengan baik dan penuh tanggung jawab serta sebisa mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan cepat dan tepat waktu.” ujar pria kelahiran Padang 7 Desember 1986 ini.
Motivasi Sarjana Hukum tamatan Fakultas Hukum Universitas Andalas ini bekerja disiplin dia peroleh dari teman-teman sejawatnya. Selain itu, motivasi yang paling ia ingat dan selalu dia pegang sebagai prinsip hidup “Kalau orang lain mampu, mengapa saya tidak!”.
Menurut Desmon, kekurangan yang dia miliki tidak mengurangi semangatnya untuk bekerja dengan disiplin dan selalu berusaha melakukan yang terbaik, terutama setelah mengenal beberapa pejabat Sekretariat Daerah Kabupaten (Sekdakab) Padang Pariaman.
"Sikap dan perhatian atasan dan teman-teman sesama ASN semakin memotivasi saya untuk bekerja lebih giat lagi dan selalu memberikan yang terbaik,” ujarnya ketika ditemui di ruangan kerjanya, Bagian Hukum dan Hak Azazi Manusia, Sekdakab, Parikmalintang, Jumat (12/6/2020).
Pria yang diangkat menjadi ASN di Padang Pariaman Maret 2019 ini mengakui tantangan berat yang ia temui saat melaksanakan kegiatan hariannya itu ketika didesak karena sulit baginya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dalam situasi didesak dan terburu-buru.
“Dalam memenuhi tanggung jawab, saya sering berada dalam situasi yang didesak atau urgen. Ini tantangan terberat bagi saya. Namun, berkat dukungan pimpinan, khususnya Kabag Hukum dan HAM Pak Rifki Monrizal SH MSi, serta berusaha adaptasi, saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan secara cepat,” kata Desmon.
Pedoman yang selalu ia pegang dalam menjalani hidup adalah keyakinan pasti bisa dan yakinkan diri kepada Allah Yang Mahakuasa, bahwa ia mampu dalam hal apapun yang sanggup dilakukan orang lain. Dengan demikian, ia tidak pernah merasa minder dengan keadaan fisiknya.
Desmon menyatakan, makhluk di muka bumi ini sama di hadapan Sang Pencipta. Satu hal yang ingin dia capai dalam menajalani hidup yakni keberkahan.
“Dukungan dan semangat yang diberikan orangtua, terutama ibu, selalu memotivasi saya untuk menjalani hidup secara optimis tanpa menyerah. Ibu selalu berpesan, jadikan kekuranganmu sebagai kelebihan, sehingga saya tidak pernah merasa minder ketika berhadapan dengan siapapun. Saya bangga dan bersyukur memiliki orangtua yang selalu mendukung, bagaimanapun keadan anaknya,” ulas pria dua saudara ini.
Desmon menamatkan SDN 30 Cengkeh tahun 2000, SMP Pertiwi 2 tahun 2003, SMA Semen Padang 2007 dan Fakultas Hukum Universitas Andalas 2013.
Bupati Ali Mukhni selaku pembina kepegawaian mebgaku sangat mengapresiasi dan bangga memilki ASN seperti Desmon, saat bekerja ia berkomitmen dan terus bekerja seperti orang dengan fisik normal meski membutuhkan penyesuaian dan perlu adaptasi.
“Dalam menjalankan pekerjaannya Desmon berkomitmen dan terus bekerja seperti orang umum walaupun perlu adaptasi dan penyesuaian. Selain itu, kedisiplinanya dalam bekerja sangat saya apresiasi serta rasa tanggung jawab yang ada pada dirinya patut dicontoh oleh ASN lainnya,” kata Ali Mukhni.
Memiliki keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi seorang berkebutuhan khusus untuk tetap bekerja secara disiplin karena mereka tidak menganggap keterbatasan yang mereka miliki sebagai beban. Justru dari keterbatasan itulah mereka memiliki kekuatan untuk terus melakukan yang terbaik dalam mewujudkan mimpi
Lalu bagai mana dengan kita? Seharusnya kita juga bisa menjadikan kelemahan yang kita miliki sebagai kekuatan untuk mengantarkan kita mencapai kesuksesan. (R/BNU/ZT)