Fhoto Bersama Usai Wisuda PAUD Azzahrah Ma'arif Korong Kampuang Pisang Nagari Guguak Kuranji Hilir Kecamatan Sungai Limau. Fhoto Dok.PAUD Azzaharah Ma'arif |
PADANG PARIAMAN---Ida Laila, BR S.Pd (40) tahun, Pendiri Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Azzahrah Ma’arif Korong Kampung Pisang, Nagari Guguk Kuranji Hilir Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, sejak tahun 1987, mengaku mendapatkan kebahagiaan dalam hidup berkeluarga.
Ida Laila dalam penjelasannya, kepada media, Minggu (10/5/2020) mengatakan, awal pendirian sekolah ini atas bimbingan dari Bapak Tuanku Amiruddin dan Bapak Bgd. Armaidi Tanjung serta Bapak Andri Susanto, pada awalnya, kurang mengerti dan memamahami cara mengelola pendidikan ini.
Tetapi setelah mengikuti petunjuk dan binaan dari bapak yang bertiga itu, secara bertahap baru terasa enaknya dapat bermain dan bergaul dengan anak-anak setiap hari.
Menurut Ida Laila, berbicara soal duka, dalam pendirian PAUD Azzahrah Ma’arif Nahdatul Ulama ini, tetapi duka dan kendala tidak begitu dihiraukan, bak seperti pepatah, orang tua-tua dahulu, “anjing menggonggong kafilah tetap berlalu”.
Artinya, apa pun cemoohan orang lain kepada dirinya, tidak dihiraukan sama sekali. Mulanya, sekolah ini berdiri di Korong Pisang, Nagari Guguk Kuranji Hilir, sejak tahun 2017, pindah ke Korong Sarang Alang Nagari Guguk Kuranji Hilir di atas tanah milik sendiri yang dibeli dengan uang jarih payah bersama suami Abd. Ganip.
Dahulu lokasinya agak tersiolir, di atas tanah milik orang tua.
Berbicara soal suka dan gembira serta senangnya, Ida Laila, mengaku sejak memndirikan PAUD telah dapat memotivasi dirinya untuk memajukan pendidikan terutama dirinya, kini sudah tamat sarjana S1, PG. PAUD dan dapat juga memotivasi guru-guru yang lain.
“Alhamdulillah, kini dua orang guru sudah sarjana S.1 PG PAUD,” ujar Ida Laila.
PAUD Azzarah Ma’arif Nahdatul Ulama Korong Sarang Alang Guguk Kuranji Hilir, telah mempunyai alumni sejak berdiri sampai kini 130 orang, karena sudah berusia 13 tahun dan rata-rata setiap tahun 10 orang yang diwisuda.
Ditambahkan Ida lalila, beberapa suka yang dirasakan, kini dirinya merasakan dunia itu terbuka lebar dan dia tidak ragu lagi menghadapi dunia tersebut, karena dengan telah berhasil meraih sarjana, rasanya, mata ini sudah terbuka lebar.
Ibu 3 orang anak ini, mengaku anaknya yang besar dapat diterima di MAN Padang Panjang Kelas 2 dan anak nomor nomor diterima di MTsN Unggul Kota Pariaman dan yang paling bungsu baru usia 3 bulan.
Ukuran tanah yang dibeli Ida Laila bersama suaminya Abd. Ganip, 50x41 meter persegi dan dihibahkan untuk PAUD Azzahrah Ma’arif 7x20 meter, kini sekolah itu dibimbing 3 orang guru, maisng-masing, Ida Laila, BR (Pimpinan) Idawati, S.Pd dan Nurpita. Sebagai pengelola, Abd. Ganip.
Menurut Ida Laila, kini untuk honor guru sudah ada bantuan dari dana nagari 1 orang. Sedangkan Ida Laila BR, S,Pd dengan Ira Wati, S.Pd menerima insentif dari Pemda Padang Pariaman setiap bulannya,
Karena sudah mendapatkan NUPTK (Nomor Unit Pendidkan Tenaga dan Kependidikan) Ida Laila, mengaku pernah menerima bantuan dari Pemerintah sebagai pengelola PAUD daerah terpincil Rp. 60 juta rupiah.
Kemudian sudah sering dapat pembinaan dan pelatihan dari Pemerintah Padang Pariaman yang diadakan di hotel-hotel berbintang di Padang dan Bukittinggi.
Kini bantuan pemerintah, diseuaikan dengan jumlah murid yang disebut dengan dana BOP (Biaya Operasional Pendidikan) sesuai dengan julmah murid. “Alhamadulillah, sudah sangat membantu rasanya,” tutur Ida Laila. (aa)