Payakumbuh, CanangNews -- Walikota Payakumbuh Riza Falepi sangat serius melakukan upaya pencegahan kemungkinan penularan corona virus desease (covid)-19. Selain menetapkan pembatasan selektif dengan pemeriksaan sangat ketat, juga mendirikan 11 unit posko penanganan kemungkinan risiko virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dr H Bakhrizal mengemukakan hal itu ketika dihubungi Wartawan CanangNews, Selasa (31/3/2020) sore.
"Pak Walikota bersama Pak Wakil Walikota bersungguh-sungguh dalam upaya penanggulangan virus corona ini. Semenjak penetapan Darurat Nasional Covid-19 beliau tidak pernah meninggalkan Kota Payakumbuh," ujar Dokter Back, sapaan dr Bakhrizal.
Terkait posko pemantauan dan penanganan covid-19, lanjut dia, berada pada tiga lokasi sebagai posko utama, yakni di pusat kota serta di gerbang masuk kota dari arah Bukittinggi dan Pekanbaru, Delapan posko lagi berada di halaman 8 puskesmas.
Fungsi posko utama, ulasnya, sebagai pemeriksaan orang dan barang yang hendak masuk kota. Sedangkan posko puskesmas sebagai upaya preventif penanganan jika ada orang yang hendak berobat sebelum memasuki puskesmas. Di posko ada tiga petugas medis dengan alat pelindung diri (APD) lengkap.
"Jika ada orang yang hendak memeriksakan diri apakah positif tertular virus corona atau tidak, ditangani oleh petugas medis ber-APD. Ini untuk mencegah kemungkinan penularan covid-19 kepada petugas medis non APD," katanya lagi.
Tidak hanya petugas kesehatan, setiap posko juga di-back oleh prajurit TNI dan Polri serta aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Satuan Polisi Pamong Praja serta Komunitas Siaga Bencana (KSB), masing-masing terbagi dalam tiga shift selama 24 jam.
"Semua personal yang bertugas di seluruh posko kami berikan fasilitas makan dan minuman bergizi serta uang transportasi harian sesuai standar Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh," ulas Dokter Back.
Ketika ditanya kondisi terkini, ia.menyebutkan, di Kota Payakumbuh tercatat sebanyak 1.050 pelaku perjalanan dari daerah terjangkit (PPT), 91 orang dalam pemantauan (ODP) serta 0 (nol) pasien dalam pengawasan (PDP).
"Angka tersebut bersifat fluktuatif, sewaktu-waktu dapat berubah. Khusus ODP sudah ada yang keluar karena sudah melewati masa isolasi mandiri selama 14 hari," katanya mengakhiri pembicaraan. (Zakirman Tanjung)