VII Koto, CanangNews -- Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sungai Sariak melaksanakan kegiatan Penguatan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam upaya pencegahan stunting di Nagari Balah Aie Timur, Kecamatan VII Koto, Senin, 16 Maret 2020 .
Sasaran kegiatan ini adalah tokoh masyarakat dan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sewilayah kerja Nagari Balah Aie Timur. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Walinagari yang diwakili Indah Kurnia Sari serta didampingi Tim Puskesmas Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Deslinar SST dan Pengelola Promosi Kesehatan (Promkes) Helen Triastuti SKM.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga (Kasi Kesga) Gizi Adriwasti Masro SKM MKes sebagai narasumber pada kegiatan tesebut menyampaikan pesan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Drs Yutiardy Apt agar dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan turut melakukan pemberdayaan masyarakat. Sebab, semua permasalahan kesehatan diawali permasalahan-permasalahan sosial seperti terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan.
Hal itu, lanjut dia, sangat erat kaitannya dengan permasalahan pendidkan, ekonomi dan budaya. Akibat keputusan diambil oleh urang sumando,mamak dan sebagainya sehingga terlambat sampai di tujuan pelayanan kesehatan dan terlambat juga mendapat pertolongan.
"Oleh karena itu, sangat dibutuhkan koordinasi dan kerjasama di tengah masyarakat dalam penyelesaian semua permasalahan," ujar Adriwasti mengutip pesan Kadinkes.
Terkait dengan P4K, menurut Adriwasti, harapan semua pihak bukan ibu dan bayi selamat saja, tetapi sekaligus menjadikan bayi terbebas dari stunting yang meyebabkan bayi yang tidak berkualitas, bodoh serta mengalami pertumbuhan fisik tidak normal.
Oleh karena itu, ulas dia, ibu dan bayi harus ditangani secara profesional yang merupakan kegiatan spesifik dalam pencegahan stunting.
P4K dimulai dari pemeriksaan kehamilan secara periodik yang dilakukan oleh bidan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang Kehamilan berisiko, bahaya kehamilan, jakan pada ibu, suami dan keluarga untuk merencanakan persalinan.
"Jadi, kegiatan ini tidak hanya sekadar memasang stiker saja tetapi bagaimana keluarga dapat menentukan sikap dan berperilaku tentang perencanaan persalinan dalam pencegahan komplikasi yang mengancam pada kematian ibu," cetus Adriwasti.
Tujuan P4K antara lain suami, keluarga dan masyarakat paham tentang bahaya persalinan; adanya rencana persalinan yang aman; adanya rencana kontrasepsi yang akan dipakai; adanya dukungan masyarakat serta dukungan kader
untuk ikut KB pasca persalinan; adanya dukungan sukarela dalam persiapan biaya, transportasi, donor darah; serta memantapkan kerjasama antara bidan, dukun bayi dan kader posyandu.
"Kematian ibu bersalin dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu 3 terlambat dan 4 terlalu. Tiga terlambat adalah terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan; terlambat mencapai fasilitas kesehatan; terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Sedangkan 4 terlalu adalah terlalu muda punya anak (<20 tahun); terlalu sering melahirkan (>3 anak); terlalu rapat jarak melahirkan (<2 tahun); terlalu tua untuk mempunyai anak (>35 tahun)," papar mantan Kepala Puskesmas Anduriang ini.
Dalam materinya, Adriwasti juga menguraikan secara faktor risiko hamil dan melahirkan yang menyedot perhatian peserta yang hadir.
Sebelumnya, Sri Indah Kurnia Sari yang mewakili Wakinagari dalam membuka acara tersebut mrnyatakan sangat mendukung kegiatan Penguatan P4K ini dan butuh kerjasama dalam semua pihak yang menyangkut tentang keselamatan ibu dan bayi agar mendapatkan kesehatan yang berkualitas serta menyangkut kesejahteraan masyarakat. (Nur Octavia Syamsul/ZT)