AGAM, CanangNews--Rinuak sudah tidak asing lagi untuk di dengar. Tetapi kuliner hasil olahan yang berbahan mentah ikan kecil dari Danau Maninjau ini, belum tentu banyak orang mengenali dan merasakannya.
Sebut saja dendeng rinuak dan rendang rinuak. Kuliner ini diproduksi oleh Kelompok UMKM Batu Alia Saiyo, Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam.
Kelompok yang berdiri pada 2013 ini, mengolah rinuak menjadi berbagai makanan seperti bakso rinuak, krispi rinuak, nugget rinuak dan stik rinuak. Namun yang spesifik di kelompok ini adalah dendeng rinuak dan rendang rinuak.
“Selain jarang orang membuatnya, peminat juga tinggi. Karena memiliki cita rasa yang khas,” ujar Ketua Kelompok Batu Alia Saiyo, Darmasita saat ditemui di rumahnya, Sabtu (11/1).
Darmasita memproleh bahan mentah dari petani keramba dibeli seharga Rp20 ribu sampai Rp30 ribu per kilogram, tergantung ketersediaan rinuak di Danau Maninjau. Jika rinuak sulit didapat, ia hanya bisa mengolah sebulan satu sampai dua kali.
Apabila rinuak mudah didapat, Darmasita bisa mengolah empat kali dalam sepekan dari 20 kilogram rinuak, dengan hasil pengolahan 16 kilogram. Hasil olahan dimasak dan dimasukkan ke dalam kemasan ukuran 100 gram, dijual seharga Rp20 ribu per kemasan.
“Kita mengolah rinuak dengan peralatan sederhana, karena tidak memiliki peralatan yang lengkap. Namun kita juga pernah dibantu Pemkab Agam seperti oven, kemasan, label nama dan halal dan penggiling rinuak serta pembinaan-pembinaan,” jelasnya.
Pemasaran yang dilakukan sedikit berbeda dari pelaku UMKM lainnya. Darmasita memasarkan produknya tidak di pasar atau warung-warung, tetapi melalui media sosial dengan cara memposting foto produk.
“Alhamdulillah, melalui promosi yang dilakukan, produk kita sudah mulai ada peminat. Selain dari Sumbar juga dari Jakarta, Bandung, Medan, Riau dan Dumai. Bagi yang memesan dikirim melalui JNE,” sebut Darmasita.
Bahkan kuliner dari olahan rinuak ini juga pernah dipesan sebagai makanan pada pesta pernikahan dan kegiatan-kegiatan lainnya. (BJR)