AGAM, CanangNews--Nagari
Kamang Hilir Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam, merupakan sentra pertanian
lahan kering (150 Ha) dan persawahan (350 Ha). Sehingga, nagari ini memiliki
kekayaan sumber daya genetik lokal pengembangan komoditi tanaman manggis yang
unggul. Hal ini diatur melalui Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor:
521-849-2019 tahun 2019 Tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat.
Manggis
kebanggaan Nagari Kamang adalah ratu buah unggulan Indonesia. Namanya makin
harum di pasar mancanegara. Sejak dibukanya ekspor manggis ke China dan Eropa,
memberi peluang bagi petani di Kamang untuk terus memperluas pengembangan,
meningkatkan produksi, dan mutu buah agar dapat bersaing dengan manggis dari
negara lain.
Bupati
Agam Dr. H. Indra Catri, saat melakukan penanaman Manggis Ratu Kamang bersama
Kepala Balitbu Tropika Dr. Ellina Mansyah, Minggu (12/1/20) di Bukik Baka
Nagari Kamang Hilia, mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga
mutu dan kelestarian varietas manggis ini.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balitbu
Tropika telah memberikan dukungan terhadap pengembangan manggis di Kabupaten
Agam terutama manggis Ratu Kamang.
Melalui
kerjasama, jelas bupati, pada tahun 2013, Badan Penelitian Buah (Balitbu)
Tropika dan Pemerintah Kabupaten Agam telah menanam lebih kurang 35 batang
induk manggis Ratu Kamang.“Dari induk inilah kemudian dibibitkan sebanyak 3.000
batang manggis baru. Hari ini, Balitbu mengembalikan sebanyak 1.500 batang
manggis dan 1.500 batang lagi disebarkan di seluruh wilayah Indonesia. Terimakasih
atas bantuan Balitbu, sehingga Kamang kembali menjadi nagari bertuah dengan
banyaknya varian pertanian uggulan. Sekarang, tidak hanya menjadi sentra
manggis terkenal, tapi menjadi kampung manggis,” terang bupati.
Penetapan
pengembangan komoditi tanaman manggis yang unggul bukan tanpa alasan. Menurut
bupati, sejak dahulu manggis “Ratu Kamang” sudah dikenal luas sebagai buah
dengan kualitas premium.
Kepala
Balitbu Tropika, Dr. Ellina Mansyah, mengatakan Manggis Ratu Kamang diperoleh
melalui proses eksplorasi pada sentra produksi manggis di Sumatera Barat pada
tahun 2003. Hasil eksplorasi Balitbu Tropika telah berhasil dikumpulkan lebih
kurang 60 aksesi manggis dari berbagai lokasi.
Setelah tahun pertama seleksi mulai dilakukan terhadap aksesi
yang memiliki penampilan, sifat kimia, fisik dan rasa yang menunjukkan kualitas
harapan. Seleksi dan evaluasi lebih lanjut untuk kualitas buah dilakukan dalam
waktu maksimal tiga kali musim berbuah (3 tahun).
Hasil seleksi menunjukkan bahwa manggis Ratu Kamang memenuhi
beberapa kriteria seleksi yang telah ditetapkan diantaranya produktif,
produktivitas tinggi, berbiji sedikit (0-1), porsi dapat dimakan lebih tinggi
(> 30%), dan buah sedikit / bebas bergetah kuning (< 10%).
Jelasnya,
dari sebanyak varietas manggis di Indonesia, manggis Ratu Kamang merupakan
manggis terbaik di Indonesia. “Ini benih asal Kamang, dan setelah kita produksi
kita kembalikan lagi ke habitatnya. Benih yang di distribusikan dipelihara
dengan baik sampai berbuah sehingga 5 tahun ke depan sudah bisa memetik
hasilnya. Karena barangnya masih langka, untuk itu saya minta perluas areal
tanam. Kita siap membantu untuk mengembangkan benihnya,” tegasnya.
Hal
senada juga dinyatakan oleh Wali Nagari Kamang Hilia, Khudri. Ia bersedia
mencarikan lahan untuk pengembangan benih manggis. “Melalui dana nagari, nanti
kita akan anggarkan untuk pengembangan benihnya. Ke depan kita berharap, apapun
program pembangunan yang ada di kabupaten ataupun pusat, kita siap
menampungnya,” harapnya.
Hadir
juga pada kesempatan itu, Ketua DPRD Agam Novi Irwan, Camat Kamang Magek, Rio
Eka Putra dan tokoh masyarakat setempat.(BJR)