Agam, CanangNews--Bupati Agam Dr. H. Indra Catri, melantik 187 kepala sekolah tingkat SD dan SMP, di Auditorium Utama Pusdiklat IPDN Baso, Senin (6/1/20). Diantaranya, kepala sekolah SD 178 orang dan kepala sekolah SMP 9 orang.
Prosesi itu juga dihadiri oleh Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Isra, Ketua PKK Kabupaten Agam Ny. Vita Indra Catri, Asisten Bupati Bidang Administrasi Umum, Edi Junaidi serta para kepala OPD terkait.
Dari 187 orang yang dilantik, 65 diantaranya dipromosi dan 122 kepala sekolah lainnya mutasi.
Saat memberikan pidato pengarahan, Indra Catri memberikan tantangan dan pesan kepada para kepala sekolah yang baru dilantik.
Mereka diberikan target untuk bisa menciptakan siswa unggul dan adaptif menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Menurutnya, motivasi saja tidak cukup. Harus ada usaha konkret dari semua elemen dalam menyongsong era digitalisasi.
“Berbagai tantangan pasti akan dihadapi dalam setiap transisi inovasi dan teknologi. Namun, kita harus berani dan siap, jika tidak maka kita akan tenggelam oleh era disrupsi ini,” tegasnya.
Penegasan IC ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada peringatan Hari Guru 2019, tentang perlunya kemerdekaan belajar di Indonesia.
Namun perubahan tersebut, jelas bupati dua periode itu tidak dapat dimulai dari atas, semuanya berawal dan berakhir dengan guru.
Saat ini dunia pendidikan memasuki paradigma baru, bahwa pemerintah akan memberikan kebebasan, dan otonomi kepada institusi pendidikan.
Kepala sekolah, pengawas sekolah, dan para guru diharapkan menjadi tenaga pendidik penggerak atau agen perubahan (agent of change).
Sehubungan dengan itu, disamping tugas kepala sekolah sebagai manajerial, pengembangan kewirausahaan dan supervisi kepada guru, ada empat pesan lainnya menurut bupati yang mesti dipenuhi oleh kepala sekolah dan guru.
Pertama, kepala sekolah dan guru agar terus melakukan inovasi dalam melakukan tugas pembelajaran. Ke-dua, kepala sekolah diharapkan menjadikan lingkungan sekolahnya sebagai sumber gizi, demi terwujudnya siswa yang cerdas dan sehat.
Ke-tiga, kepala sekolah harus bisa bersikap kritis, karena era revolusi industri 4.0 menuntut sikap mental yang mampu beradaptasi terhadap perubahan.
Ke-empat, kepala sekolah harus memiliki karakter dan kepribadian yang sangat kuat, karena pada saat ini dan masa yang akan datang peserta didik lebih menyukai hal-hal yang bersifat instan.
Yang terpenting, jelas bupati, dari kurikulum yang diajarkan bukan hanya konten, tapi juga bagaimana menerjemahkannya di dalam kelas. (Bj Rahmat)