Catatan
Bagindo Yohanes Wempi
Inalillahi wa innailaihi
raji’uun....
Ucapan spontan itu keluar dari mulut ini ketika mendapat kabar via telepon dan
kabar dari Ajo Afri Yasmon, sekretaris Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Kota
Padang, sekira pukul 11.00 WIB Rabu 27 November 2019, bahwa Daralwi Darwis
sudah wafat.
Rasa
tidak percaya, sahabat yang sudah penulis anggap kakak sekarang telah
mendahului kita. Beliau dipanggil begitu cepat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dalam kondisi sibuk-sibuknya memberikan pengabdian terbaik kepada masyarakat
yang membutuhkan kerja di Sumatera Barat ini.
Daralwi
Darwis, atau penulis memanggilnya Ajo Alwi atau Uda Alwi, merupakan sosok yang penulis
kenal sejak menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan
Sejahtera (DPD PKS) Kabupaten Padang Pariaman tahun 2008. Perkenalan penulis dengan beliau saat
itu dalam kegiatan diskusi antara Pengurus DPD PKS dengan para wartawan PWI. Perkenalan
tersebut diawali Ajo Alwi dengan mengajukan pertanyaan kepada penulis,
"Apa langkah strategis agar PKS Padang Pariaman bisa menang di Pemilu 2009
nanti?"
Pada
waktu itu, kalau tidak salah, jawaban penulis adalah "PKS akan melakukan
program yang bisa menyatu dan bisa bersama-sama dengan para ‘ulama syatariah
memperbaiki dan memberdayakan ekonomi umat. Antara lain PKS akan hadir dalam
acara Basafa di Makam Syekh Burhanuddin Ulakan serta melakukan pembangunan
ekonomi dengan pemberdayaan pondok pesantren melalu program kementerian di
pusat yang menterinya berasal dari PKS.
Pertanyaan
yang dilontarkan oleh Uda Alwi dan jawaban penulis beliau terbitkan atau
publikasikan di Surat Kabar Pariaman Ekspos,
sangat bermanfaat dan membantu penulis ketika menjelaskan kepada masyarakat. Alhamdulillah... selanjutnya penulis
selalu berkomunikasi dan bekerjasama dengan Uda Alwi berkaitan dengan banyak
hal kegiatan Sumbar maupun Padang Pariaman.
Banyak
kisah menarik yang penulis ingat dengan Ajo Alwi ini. Di antaranya pada tahun
2011, jika tidak salah, Uda Alwi menemui penulis untuk meminta dukungan menjadi
Ketua Karang Taruna Provinsi Sumbar untuk periode 2011 – 2016.
Beliau
waktu itu meminta bantuan penulis mempertemukannya dengan Bang Irwan Prayitno. Dalam
pertemuan tersebut Gubernur Sumbar Irwan Prayitno membantu beliau dan Uda Alwi
melalui pendampingan penulis terpilih menjadi Ketua Karang Taruna Sumbar
dengan Sekretaris Suhatri Bur yang hari
ini menjadi Wakil Bupati Padang Pariaman.
Saat
penyusunan kepengurusan sangat alot karena banyak kepentingan yang masuk. Namun,
ada beberapa orang yang penulis rekomedasikan masuk, yang merupakan kawan-kawan
penulis, di antaranya Habibul Puadi sekarang jadi Kepala Badan Kepegawaan Kota
Padang, Rinaldi yang hari ini anggota DPRD Sumbar serta penulis sendiri.
Jika
diurai satu persatu, antara Uda Alwi dan penulis, banyak hal yang kami lakukan
bersama. Saat pemilihan kepala daerah (pilkada) misalnya, beliau dengan penulis
sering bekerjasama. Antara lain pada Pilkada Kota Payakumbuh yang dimenangkan
Riza Fahlevi, beliau ikut terlibat. Begitu pula pada Pilkada Kota Padang memenangkan
Mahyeldi, beliau juga di barisan terdepan.
Termasuk
dalam Pilkada Sumbar yang dimenangi Irwan Prayitno pada tahun 2015, beliau
bersama kawan-kawan dan aktivis karang taruna Sumbar sampai kabupaten dan kota dikonsolidasikan
untuk memenangkan pasangan IP - NA ini.
Dalam
setiap pemenangan pilkada yang beliau lakoni tidak mengenal lelah membantu.
Walaupun secara politik beliau dirugikan seperti membantu dan memenangkan
pasangan Mahyuddin - Ridwan yang sampai akhir hayatnya tidak mendapat fasilitas
kerjasama dari Pemko Pariaman.
Ajo
Alwi, menurut penulis, merupakan sosok yang luar biasa dan inspiratif. Beliau
memberikan pemelajaran kepada penulis bagaimana cara mengelola organisasi
sosial masyarakat seperti karang taruna dan organisasi sosial kemasyarakatan
lainnya. Dalam kesempatan senggang, beliau selalu bertemu penulis guna memberi
masukan agar apa yang dilakukan terhadap masayarakat bisa sempurna.
Sosok
karakter Ajo Alwi yang juga penulis ambil adalah kesederhanaan, sikap bersahaja
serta apa adanya. Meskipun menjabat selaku Ketua Karang Taruna Sumbar, beliau tidak
pernah merasa minder bertemu Ketua DPP Karang Taruna, Bung Taufan, yang merupakan
menantu Aburizal Bakri di Hotel Bumi Minang dengan memakai kendaraan sepeda
motor.
Yang
penulis sangat angkat topi juga terhadap almarhum, yaitu tidak pernah mengeluh,
tidak pernah resah dengan kondisi apapun yang dia alami dan hadapi, termasuk
dalam kondisi sakit penyempitan pembuluh jatung yang dialaminya semenjak bulan
Agustus lalu dan sempat menjalani perawatan di RS Awal Bros Pekanbaru. Dengan
gaya berbicaranya yang lemah lembut tetapi penuh nada semangat, Da Alwi selalu memberikan
optimisme pada semua orang.
Kebersamaan
dengan Da Alwi ini tidak bisa penulis
lukiskan dengan tulisan ini secara banyak. Namun, selaku adik organisasi yang
dibina dalam pemikiran organisasi karang taruna, penulis sangat kehilangan.
Terakhir beliau juga mendorong penulis untuk memperbaiki Padang Pariaman melalui
momen pilkada 2020 dengan menyatakan doa dan keyakinan Insyaa Allah penulis
akan menang.
Beristirahatlah
dengan tenang, Da Alwi. Sejuta kenangan bersama Uda akan selalu menjadi bagian
doa-doa kami senantiasa, semoga Allah Yang Maha Pengampun mengampuni dosa-dosa
kita, aamiin....
***
Catatan redaksi
Daralwi Darwis lahir
25 Desember 1968, wafat hari Rabu 27 November 2019 dalam usia 51 tahun. Ia berkarier sebagai wartawan sejak tahun 1980-an antara lain pada Surat Kabar Harian Haluan. Terakhir, hingga menjelang akhir hayatnya, Daralwi Darwis merupakan pemimpin redaksi CanangNews ini.
Almarhum meninggalkan seorang isteri, Sri Arnesti dan dua orang anak, Aditia Perdana
yang bekerja pada biro perjalanan di Bali dan Tia Dwi Rahmi yang masih kuliah
sebagai mahasiswa semester V Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.