Lubukbasung,Canangnews----Tim validasi Innovative Government Award (IGA) 2019 dari Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kemendagri RI, melakukan validasi terhadap 133 inovasi yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Agam, di aula Bappeda Agam, Kamis (12/9).Kegiatan ini dihadiri Bupati Agam, Dr. H. Indra Catri, Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Martias Wanto Dt Maruhun dan OPD yang melakukan input data inovasi 2019.
Kabid Pengembangan Inovasi BPP Kemendagri, Saydiman Marto mengatakan, Agam adalah kabupaten dengan nilai indeks tertinggi di luar pulau jawa, dengan peningkatakan skor sangat signifikan dibanding tahun lalu.“Pada 2018 skor indeks Agam hanya 5.070 dan tahun ini meningkat menjadi 36.170. Sehingga berdasarkan skor itu Agam saat ini berada di posisi lima besar,” ujarnya.
Dijelaskan, dalam IGA, indeks salah satu instrumen penilaian. Sebab skor indeks belum tentu menjadi pemenang IGA, karena ada dua instrumen lainnya yang akan dilalui seperti validasi data dan wawancara kepala daerah. Ketiga instumen ini digabungkan nilainya dan baru menjadi skor IGA.
“Dalam penilaian IGA, persaingan yang sengit itu adalah di kategori kabupaten, karena jumlahnya lebih banyak dibanding kota dan provinsi, dengan jumlah 415 kabupaten,” sebutnya.
Untuk itu, dari validasi pihaknya bisa melihat apakah Pemkab Agam mampu mempertahankan skornya, sebab sistem validasi tidak akan menambah skor tapi bisa mengurangi ketika aparatur yang menangani inovasi tidak dapat menjelaskan dengan detail atau datanya tidak valid.
“Kita akan memvalidasi per item inovasi yang sudah diinput, perangkat diharapkan bisa menjelaskan dari proses inovasi sampai manfaat tertinggi bagi masyarakat,” imbuhnya.
Bupati Agam, Dr. H. Indra Catri menyebutkan, dengan nominasi lima besar itu membuktikan bahwa Agam adalah salah satu kabupaten kota yang diperhitungkan di tingkat nasional. Bahkan Agam menjadi kabupaten satu-satunya di luar pulau Jawa yang masuk nominasi tersebut.
Disebutkan, inovasi bagi Agam sangat penting, karena Agam memiliki wilayah cukup luas dengan topografi yang beragam dan memiliki sosial budaya berbeda-beda. Bahkan inovasi sudah menjadi keniscayaan bagi daerah itu.
“Inovasi tidak hanya untuk mencapai IGA, tapi sudah menjadi suatu kebutuhan karena Agam banyak masalah seperti, bencana, kemiskinan, lahan tidur, jam kerja dan lainnya yang sangat perlu dikendalikan. Sehingga banyak yang harus dilakukan untuk berusaha mengembangkan inovasi dalam mengatasi masalah tersebut,” ujar bupati.
Sebelumnya Kepala Bappeda Agam, Welfizar mengatakan, Inovasi Pemkab Agam tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, dari 70 inovasi menjadi 133 inovasi. Dengan rincian, 21 inovasi bidang tata kelola, 69 inovasi bidang pelayanan publik dan 43 bentuk inovasi lainnya.“Inovasi itu diinput oleh 29 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), 12 kecamatan dan 13 puskesmas, melalui aplikasi yang disediakan BPP Kemendagri,” sebutnya.
Dikatakan, bagi OPD yang memahami alur inovasi di unit kerjanya masing-masing, agar disampaikan dalam forum tanya jawab dengan tim validasi untuk membuktikan kebenaran dari data yang diinput. (rel/bjr)
makin sukses kak diman..
BalasHapus