Catatan Dr H Helmi
MAg *)
Jutaan jamaah melaksanakan tawaf mengelilingi
Ka'bah di dalam Masjidil Haram yang diyakini sebagai poros bumi
TAWAF berarti mengitari/mengelilingi, sebagai satu
rangkaian ibadah yang hanya dilakukan di Baitullah, Yaitu mengelilingi Ka'bah
sebanyak 7 (tujuh) kali putaran yang diawali dan diakhiri di sudut Hajar Aswad.
Tawaf
membawa pesan maknawi berputar pada poros bumi yang paling dasar. Perputaran 7
keliling bisa diartikan sama dengan jumlah hari
yang beredar dalam setiap minggu. Sedangkan lingkaran pelataran Ka'bah
merupakan arena pertemuan dengan Allah Yang Mahakuasa yang dikemukakan dengan
doa dan dzikir yang selalu dikumandangkan selama mengelilingi Ka' bah, agar
kita menghayati hakekat Allah sebagai Khaliq dan manusia sebagai makhlukNya,
hubungan manusia dengan Pencipta dan ketergantungan manusia akan TuhanNya.
Tawaf
bagai mengajak untuk mengikuti perputaran waktu dan peredaran peristiwa, namun
tetap berdekatan dengan Allah.
Berputar
mengelilingi Ka'bah dapat diartikan bergerak sebagai tanda adanya kehidupan.
Kondisi kehidupan terus perputar di antara manusia, jatuh-bangun, kaya-miskin
mewarisi kehidupan manusia silih berganti.
Tawaf
pada lahirnya adalah mengelilingi Ka'bah, bangunan batu hitam, tetapi pada
hakekatnya kita mengelilingi Yang Maha Memiliki bangunan itu artinya hidup kita
selalu bersama Allah dan pada akhirnya kita akan kembali kepadaNya.
Dalam
pelaksanan tawaf, khususnya tawaf umrah dan tawaf ifadhah, jamaah haji
Indonesia pada umumnya melakukannya secara berombongan, kalau tidak bisa
dikatakan satu kloter, dengan harapan dapat saling membantu dan saling
mengingatkan dalam bacaan-bacaan zikir dan doa.
Namun,
kenyataannya selalu saja ada jamaah yang terpisah dari rombongan dalam
melaksanakan tawaf. Karena itu jamaah calon haji harus bisa mandiri dan punya rasa percaya diri dalam beribadah.
Artinya dalam beribadah tidak tergantung
dengan orang lain. Manasik haji yang dilaksanakan secara professional dapat
mengantarkan jamaah haji yang mandiri dan
syar'i.
Jika
ada jamaah terpisah dari rombongannya ketika tawaf maka jamaah itu langsung
melanjutkan ibadahnya. Kalau belum lengkap putaran tawafnya, maka ia
melengkapkannya 7 putaran. Jika tawaf sudah lengkap maka dilanjutkan dengan
sa'i dan tahalul.
Setelah
selesai semua rangkaian ibadahnya maka jamaah tersebut mencari rombongannya
sesuai komitmen tempat berkumpul dan berdoa kepada Allah agar dipertemukan
dengan rombongannya. Jika tidak juga bertemu dengan rombongan, setelah dikontak
tidak juga berhasil maka jamaah tersebut dapat langsung ke hotel tempat tinggal
melalui terminal dan bus yang telah ditetapkan.
Pengalaman
Pak Taufik seorang jamaah haji asal Embarkasi Padang, ketika melaksanakan umrah
wajib, setelah ihram ia bersama teman-teman satu kloter langsung ke Haram, sama-sama
tawaf. Pada putaran ketiga ia tidak melihat kawan-kawan se-rombongan lagi. Di
sekitarnya adalah orang-orang yang tidak dia kenal.
“Sesuai
ilmu yang saya dapatkan ketika manasik, saya lanjutkan tawaf hingga 7 putaran.
Selanjutnya saya shalat sunnat dan berdoa. Selesai berdoa, Alhamdulilah... saya menemukan kawan-kawan se-rombongan. Benar-benar
pengalaman rohani yang luar biasa,” kata Taufik mengakhiri.
*) Pembimbing Ibadah Kloter 16 PDG, Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Padang Pariaman