Sungai pua,Canangnews----Sebanyak 110 santri dari Lembaga Didikan Subuh (LDS) Masjid Suhada’ Nagari Sariak Kecamatan Sungai Puar dinilai tim Didikan Subuh (DDS) Provinsi Sumatera Barat, Minggu (25/8).
Kedatangan tim DDS provinsi yang dipimpin Yulius Said disambut antusias oleh tokoh masyarakat dan ratusan orangtua santri. Turut dihadiri juga oleh Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Agam, Edi Oktaviandi, Camat Sungai Puar Syafrizal dan Wali Nagari Sariak.
Dihadapan para juri, para santri menunjukkan kebolehannya tidak hanya dibidang pemahaman agama, tapi juga mempraktekkan pepatah-petitih kata sambutan saat memulai dan mengakhiri acara.
Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria, mengungkapkan rasa bahagia menyaksikan penampilan santri yang tidak hanya menguasai ilmu bidang agama, namun juga fasih dalam bidang adat istiadat.
Trinda meyakini, dari MDTA akan lahirnya generasi-generasi back to al-qur’an dan back to mushlla yang sejalan dengan Gerakan Nagari Madani.
“Talenta yang luar biasa, masih duduk di bangku SD mereka sudah bisa mengkombinasikan antara ilmu agama dan adat. Saya harap kepada ustad dan ustadzahnya agar pendidikan komprehensif seperti ini tetap dipertahankan,” pinta wabup.
Menurut wabup, di Minangkabau kolaborasi antara agama dan adat merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, sama halnya antara surau dan silek.
Seperti pelaksanaan didikan subuh saat ini, jelas wabup, merupakan hasil dari pendidikan surau yang melahirkan lima ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan intelektual dan kecerdasan fisikal.
“Lima ranah ini sudah dimiliki, sekarang tinggal bagaimana kita mengasahnya menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari,” terang wabup.
Ketua Tim Penilai DDS Provinsi, Yulius Said mengatakan, melalui ajang DDS se-Sumbar dapat menanamkan aqidah sedini mungkin serta memberikan motivasi ibadah kepada anak-anak dari masa kecil.
Adapun yang menjadi poin penilaian oleh tim adalah penampilan para santri, mulai dari penampilan wajib dan penampilan tambahan. Kemudian partisipasi orang tua dan juga masyarakat setempat. (rel/bjr)