Masyarakat Padang
Pariaman memiliki kegemaran berdiskusi dan bercerita di lapau (kedai/warung), sehingga segala informasi yang ada lebih banyak bersumber dan berkembang dari
lapau tersebut.
Cerita atau ciloteh itu, salah satunya
yang hangat saat ini adalah informasi seputar Calon Bupati Padang Pariaman yang
layak di pilih oleh masyarakat 17 Kecamatan di Padang Pariaman.
Hal senada juga diperkuat oleh hasil
survei, bahwa dari 50 persen masyarakat Piaman mendapatkan data dan informasi mengenai kreteria seorang calon kepala daerah dari lapau (kedai/warung).
Maka untuk mengungkap tabir seperti
apa kecendrungan dan keinginan masyarakat pada Pilkada Padang Pariaman tahun
2020 mendatang, akhirnya saya mencoba sedikit mengorek data/informasi dalam bentuk diskusi
dibeberapa lapau.
Apa
sebenarnya kreteria dan siapa calon Bupati Padang Pariaman
pada priode 2020-2025 yang diinginkan oleh Masyarakat Piaman.
Hasil dari diskusi-diskusi/wawancara
beberapa lapau di Nagari-nagari
Padang Pariaman tersebut, maka dapat disimpulan bahwa, masyarakat Padang Pariaman menginginkan pemimpin kabupaten inii dengan kreteria yang beragam.
Sebagian masyarakat
masih cenderung berpikir tentang latar belakang keluarga, atau jaleh sosok jiraminya. Calon, merupakan putra/putri yang berasal dari Padang Pariaman, tidak urang sumando. Karena itulah sebahagian besar masyarakat Piaman harus mengetahui kampung aslinya, apa
sukunya, siapa penghulunya, dimana pusak tingginya, dan dimana pandan pakuburan kaumnya. Sehingga,
dapat disim,pulkan
bahwa sang calon harus putra asli daerah (PAD).
Orang yang berpengalaman, cenderung
lebih mendapatkan tempat di hati masyarakat. Dalam Minangkabau, dikenal dengan
sebutan, alah
taraso makan tangannyo. Seorang calon yang
merupakan putra daerah, telah mengabdian di kampung selama ini. Sehingga, masyarakat tahu bahwa calon tersebut telah
berbuat, memiliki
karya di tengah masyarakat, dan dirasakan hasilnya.
Sosok yang diharapkan masyarakat
Piaman itu harus tahu dengan nan ampek, yaitu orang
yang harus memahami norma-norma adat istiadat yang berlaku di Piaman. Sehingga, calon
paham betul dengan apa makna dan aplikasi kato malerang, kato manurun, kato mandaki,
kato mandata, dan mandi di baruh-baruah, bakato di bawah-bawah, paliharo badan agar orang tidak tersinggung. Intinya, calon
pemipin Padang Pariaman mencerminkan seorang pemimpin santun dan bijaksana seperti Buya Hamka, dan M
Nasir, Anas Malik, dll.
Seseorang ywng dianggap mampu
mengaplikasikan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah dalam dirinya punya tempat tersendiri di
tengah-tengah masyarakat. Artinya, calon pemimpin Bupati
Padang Pariaman mampu membuat program yang memakmurkan dan mencintai masjid (syiar
Islam). Diharapkan kepribadiannya tidak terlepas dari nilai-nilai
Islam dalam memimpin Kabupaten Padang
Pariaman ke depan.
Alun takilek lah takalan, ikan takile di aie alah tahu jantan batinyo menjadi satu nilai plus bagi pemilih. Seorang pemimpin harus
memiliki rasa empati dengan situasi dan kondisi masyarakat. Sehingga,
apa yang menjadi keinginan dan harapan masyarakat, mampu dia salurkan dalam
bentuk kebijakan dan tindakan nyata nantinya. Tujuannya, agar masyarakat
Padang Pariaman bisa makmur dan sejahtera.
Sang calon Buapati Padang Pariaman tidak
tersangkut dengan hukum atau tidak bersatutus terjerat hukum pidana maupun
perdata, terutama tersangkut kasus hukum yang berkaitan dengan korupsi, narkoba,
Berjudi karena masyarakat Pariaman ingin calonnya tersebut bebas dari korupsi
dan sempurna, “Alun ta coreang arang dikaniang”. Pada dasarnnya masih banyak poin-poin kreteria calon Bupati Padang Pariaman yang muncul dari carito lapau atau diskusi lapau
tersebut.
Semua kesimpulan dari diskusi di lapau
tersebut, merupakan satu teori pembenaran
bahwa lapau merupakan pusat informasi dan sumber data dari refresentasi
keinginan masyarakat Piaman secara keseluruhan. Hal ini diperkuat juga oleh hasil penelitian pakar sosiologi Jepang tahun 1996 (baca: peran lapau
di tengah masyarakat Piaman) menjelaskan, bahwa fungsi lapau di Piaman adalah sebagai pusat
informasi dan berita, di mana lapau mampu memberikan informasi-informasi yang
berkembang di seluruh sisi kehidupan di daerah dan malah bisa dunia. Sehingga, siapa pun yang ke
lapau sudah
dipastikan dapat mengetahui perkembangan informasi dan berita apa yang terjadi
kekinian dan terbaru.
Selanjutnya lapau merupakan
pusat diskusi, di mana orang
yang ada di lapau akan saling mengadu ide dan gagasan cerdas. Sehingga, ada yang mengibaratkan, satu kasus penting dan rumit yang ada
di Indonesia, pasti sudah selesai pembahasannya di lapau, dan hasilnya sudah bisa diketahui, walaupun kasus tesebut masih dalam wacana dan pembahasan. Itu lah teori berdasarkan
hasil penelitian sosiologi Jepang tahun 1996 tersebut yang memperkuat apa yang penulis sampaikan
tersebut.
Maka perlu dingatkan kepada masyarakat Kota Pariaman, bagaimanapun kreteria Calon
Bupati Padang Pariaman yang munucul dan telah dijelaskan diatas. Senuanya
kembali kepada masyarakat Piaman itu sendiri nanti.
Dari sekarang, cari dan pilihlah nanti
calon-calon yang baik dan tepat, yang nama-namanya hari ini telah mengapung di Padang
Pariaman.
Seperti Bagindo Yohanes Wempi, sosok Ketua DPD
PKS Padang Pariaman, asli Koto Tinggi dan Lubuk
Pandan, M. Yusuf orang sungai Limau,
Suatri Bur sosok asli Sarang Gagak, Hepy
Naldi asli Lubuk Alung, Ramal Saleh sosok asli Sungai Sariak, Damsuar asli
Kampungnya Padang Sago, Refrizal asli kampung
Basuang, Faisal ariifin asli
Gasan Gadang, dan lainya.Satu kata kunci yang perlu dipahami, kalau salah pilih pada Pilkada tahun 2020 nanti, maka “hanyuiklah kito sarantau urang Padang Pariaman selama lima tahun kedepan [*].