Padang Pariaman, CanangNews – Momentum Hari Raya Idul Fitri selalu dimanfaatkan para
perantau untuk pulang kampung, termasuk oleh perantau asal Ranah Minang. Selain
untuk bersilaturrahim juga untuk melepas rindu dan teragak dengan kampung
halaman tercinta.
“Hari raya atau lebaran tahun ini jumlah
perantau yang pulang kampung saya perkirakan akan tetap banyak seperti tahun
tahun sebelumnya,” ujar Ir Rijal Islamy, seorang pemerhati rantau, di Parit
Malintang, Kamis (23/5/2019).
Akibat harga tiket pesawat terbang relatif
mahal, lanjut dia, mayoritas perantau akan pulang kampung dengan mobil, baik
mobil, pribadi, carteran maupun bus umum. Namun, hal ini menyebabkan keberadaan
perantau di kampung halaman akan lebih lama, seminggu bahkan lebih.
“Kondisi ini justru dapat menjadi peluang
bagi orang kampung jika mau memanfaatkannya dengan cerdas dan kreatif,” ujar
Rijal. Ia mencontohkan, masyarakat di kampung halaman dapat memproduksi aneka
jenis makanan dan souvenir yang menarik minat para perantau membelinya dan
membawa ketika hendak balik ke perantauan.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat pun dapat
menyelenggarakan iven~iven yang menarik perhatian para perantau seperti
kesenian tradsional, acara~acara keagamaan dan forum diskusi. Melalui iven
tersebut, masyarakat kampung halaman dapat memaparkan berbagai rencana atau program,
baik untuk sosial kemasyarakatan maupun untuk pembangunan fisik sarana dan prasarana.
Rijal bahkan mengungkapkan, ada suatu nagari
di Kabupaten Agam yang mampu menghimpun dana perantau hingga ratusan juta rupiah
ada saat pelaksanaan Shalat Hari Raya Idul Fitri di lapangan sepakbola. Dana
tersebut cukup untuk membiayai kegiatan pendidikan keagamaan dan membayar honor
guru~guru hingga Idul Fitri berikutnya. (Zakirman
Tanjung)