Baso, CanangNews – Tiga Walinagari dari Kecamatan VII Koto,
Kabupaten Padang Pariaman, melakukan studi komparatif ke Badan Usaha Milik
Nagari (BUMNag) Kototinggi Sakato, Nagari Kototinggi, Kecamatan Baso, Kabupaten
Agam, Selasa (18/12/2018).
Kedatangan
rombongan tiga Walinagari bersama perangkatnya itu dipimpin Kepala Seksi
Pemberdayaan Masyarakat Nagari (PMN) Kantor Camat VII Koto, Kasril, disambut
secara resmi oleh Camat Baso Surya Wendri, Walinagari Kototinggi, Geginda
Pakiah Pamuncak, Ketua KAN Kototinggi, Azhar Dt Itam Tuo, Kapolsek Baso diwakili
Babin Kamtibmas Nagari Kototinggi, Aipda Junaldi, Badan Musyawarah (Bamus)
Nagari Kototinggi dan Pengelola BUMNag Kototinggi Sakato.
Camat
Baso Surya Wendri pada pertemuan itu menjelaskan, keberadaan BUMNag Kototinggi
Sakato sejak mulai didirikan sampai sekarang berjalan lancar. Meskipun terpisah,
kantor BUMNag itu bersebelahan dengan kantor walinagari.
Kecamatan
Baso terdiri dari 8 nagari, termasuk dua nagari persiapan, yakni Nagari Padang
Tarok, Tabek Panjang, Simarasok, Kototinggi, Salo dan Nagari Kotobaru, Nagari
Persiapan Koto Gadang dan Nagari Persiapan Sungai Cubadak.
Sukses
pelaksanaan program BUMNag tersebut, kata Surya Wendri tidak terlepas pembinaan
dari semua pihak, baik oleh Pemerintah Kecamatan maupun Pemerintah Kabupaten. “Secara
jujur kami katakan, keberadaan BUMNag cukup membantu masyarakat, karena jenis usaha
yang dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat.”
Walinagari
Kototinggi Geginda menjelaskan, kehadiran dan pembentukan Badan Usaha Milik
Nagari (BUMNag) Kototinggi Sakato sebetulnya mempunyai proses cukup panjang. Setelah
dilakukan musyawarah dan sosialisasi – duduak
baiyo-iyo – beberapa kali pertemuan tidak kunjung selesai, malahan
berbagai-bagai pendapat masyarakat yang muncul.
Dia
menjelaskan, kelahiran UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, merupakan awal
perubahan manajemen pemerintahan nagari dalam urusan pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat, di antaranya pemberdayaan ekonomi melalui kegiatan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) di Indonesia atau Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) khusus
di Sumatera Barat.
Proses
pendirian BUMNag ini, papar Geginda Pakiah Pamuncak, memakan waktu cukup
panjang. Langkah pertama melakukan sosialisasi kepada lembaga yang ada di
nagari dan pemuka masyarakat dengan beberapa kali pertemuan, muncul berbagai
presepsi. Setelah dilakukan duduak
baiyo-iyo melalui kebersamaan, kemudian dituangkan melalui kesepakatan, akhirnya
terbentuklah BUMNag Kototinggi Sakato.
“Untuk
optimalisasi pengelolaan BUMNag supaya terkoordinir secara sistematis, terarah
dan terpadu, kami tetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Walinagari Kototinggi
Nomor 38/2016, tanggal 7 November 2016, tentang Pengangkatan Pengurus BUMNag
Kototinggi Sakato, terdiri dari Ketua Kurnia Edifa, Sekretaris Laila Anita
Fajrin dan Bendahara Forliza Prima Yanti.
BUMNag
Kototinggi Sakato yang berkantor di samping Kantor Walinagari di tepi ruas Jalan
Raya Baso – Batusangkar melayani masyarakat setiap hari kerja dengan berbagai
jenis usaha. Di antaranya Usaha Simpan Pinjam (USP) secara berkelompok dan
perorangan, tabungan pelajar, tabungan haji dan tabungan qurban serta unit
usaha pengadaan alat tulis kantor dan sekolah, fotokopi, juga menerima
pembayaran elektronik seperti cicilan kendaraan bermotor, penarikan tunai,
transfer antar bank, pembayaran rekening listrik, menyediakan pulsa dan tiket
pesawat.
Rombongan
tiga nagari yang melakukan studi komparatif itu sekitar 42 orang, masing-masing
dipimpin Walinagari Ambuang Kapua Sungai Sariak Kardimon, Walinagari Limpato
Darmawan Darwis dan Walinagari Balah Aie Timur Suriadi.
Kasi
PMN Kecamatan VII Koto Kasril selaku ketua rombongan menjelaskan, tujuan
melakukan studi komparatif tersebut untuk melihat sekaligus belajar bagaimana
kegiatan dan pengelolaan BUMNag Kototinggi Sakato.
Selesai
mendengarkan pemaparan Camat Baso dan Walinagari Kototinggi, rombongan melakukan
peninjauan lapangan ke Kantor BUMNag Kototinggi Sakato. (Kas NP / *)