Pasbar,canagnews-----Pasca bencana banjir yang melanda sebagian Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) Provinsi Sumatera Barat pada Oktober 2018 lalu, ternyata janji Pembangunan Jembatan yang putus seperti halnya Jembatan Gantung Lubuk Gobing Kecamatan Ranah Batahan, sampai kini belum juga terealisasi.
Akibatnya, lebih dari 400 KK masyarakat Jorong Lubuk Gobing masih terisolasi. Mereka masih memanfaatkan rakik atau getek untuk transportasi penyeberangan Sungai Batang Batahan. Sedangkan Jembatan Gantung Gantung pengganti yang dijanjikan Pemrov Sumbar, dengan rencana anggaran Rp. 300 juta, dikabarkan batal alias gagal dibangun.
Informasi yang diperoleh Canang News menyebutkan, batalnya pembangunan jembatan tersebut dikarenakan waktu pelaksanaan yang kasib dan terdesak sehingga kontraktor yang ditunjuk tidak sanggup melaksanakan pekerjan.
Ditambah lagi, RAB yang dianggarkan dinilai Kabid Bina Marga Dinas PU Pasbar, Bambang, tidak mampu membangun jembatan yang rentangan panjang jembatan mencapai 78 Meter. Sementara Dinas terkait di Pemkab Pasbar diminta harus dapat menyelesaikan pekerjaanya hanya dalam dua minggu selama bulan Desember 2018.
Kepala Jorong Lubuk Gobing, Nadir membenarkan adanya informasi tersebut. Karenanya ia mengungkapkan rasa kecewa masyarakat Lubuk Gobing yang sangat mendalam.
Nadir ,kepala Jorong Lubuk Gobing (foto :doc)
Sebab, jembatan darurat tidak jadi dibangun, jembatan gantung pengganti dari Pemprov Sumbar juga batal. Sehingga, masyarakat akan terus-terusan terisolasi dan kian merana.
Betapa tidak, perekonomian masyarakat Lubuk Gobing
nyaris lumpuh. Sejak putusnya jembatan 11/10/ 2018 lalu. Hal ini sangat
berdampak negatif pada perekoniman warga karena transportasi jadi
terkendala.
Tak pelak lagi, ongkos angkut menjadi tambah besar. Untuk menyeberangi sungai pakai Rakit atau Getek tarifnya Rp.5000/ kenderaan sepeda motor. Kemudian untuk angkutan orang tarifnya Rp 2000 per orang dan barang seperti sawit Rp.70 /Kilogram.
Tak pelak lagi, ongkos angkut menjadi tambah besar. Untuk menyeberangi sungai pakai Rakit atau Getek tarifnya Rp.5000/ kenderaan sepeda motor. Kemudian untuk angkutan orang tarifnya Rp 2000 per orang dan barang seperti sawit Rp.70 /Kilogram.
Disebutkan bahwa Rakit buatan warga secara gotong
royong tersebuh beroperasi dari pukul 05.30 Wib pagi hingga pukul 11.00 Wib
malam. Itupun jelas kepala jorong, resikonya sangat besar karena rentan
terhadap bahaya, apalagi jika Sungai Batang Batahan membesar dan meluap jika
musim hujan seperti sekarang
ini.
Masih menurut kepala jorong Lubuk Gobing, kesulitan
lain yang dialami warga adalah dalam bidang pendidikan karena sekitar 200 orang
anak disana sekolah di luar kampung terutama tingakatan SLTP dan SLTA. Mereka
terpaksa antri untuk diseberangkan pakai Rakit dan jika pulang sekolah sering
mereka terpaksa bermalam di kampung tetangga karena tidak berani naik
Rakit ketika air sungai kian besar akibat hujan.
Mengingat kondisi yang demikian katanya, masyarakat di
sana belum lama ini melakukan musyawarah dan akhirnya sepakat setiap KK
menyumbang Rp 100 ribu. Tujuannnya agar pembangunan jembatan terus dilaksanakan
ditambah dengan dana sumbangan pejabat kabupaten melalui BPBD Pasbar sebesar
Rp. 100 juta.
“Bagaimanapun juga kami ingin dimulai pembangunan
jembatan ini walupun bertahap. Jika kami terus-terusan menunggu
akhirnya kekecewaan juga yang akan datang, “ujar Nadir yang didampingi beberapa
orang tokoh masyarakat setempat.
Lebih lanjut dikatakannya, dengan dana yang Rp 100
juta dari kabupaten ditambah sumbangan masyarakat, maka pembangunan tetap dilaksanakan
dengan perencanaan dan teknis pelaksanaan dari
dinas PU Pasbar.
Nadir berharap kiranya dalam anggaran tahun 2019, ini pembangunan jembatan yang memadai dapat di alokasikan oleh pemerintah. Kalau bisa jembatan permanen yang dapat dilalui kenderaan roda empat atau mobil.
Camat Ranah Batahan, Syahwirman, SH, MSI mebenarkan
bahwa kondisi masyarakat Lubuk Gobing yang masih terisolasi. Menurutnya
penganggaran keuangan saat ini memang sangat sulit dan melalui proses
panjang. Oleh karena itu ia minta masyarakat untuk sabar sampai nanti terbangun
jembatan yang dapat memperlancar akses transportasi masyarakat.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkab Pasbar, Yosmar
Defia, SH yang ditanya seputar gagalnya pembangunan jembatan oleh Pemprov
sebagaimana yang dijanjikan Wagub, Nasrul Abit ketika berkunjung ke Pasbar,
mungkin saja disebabkan karena dana yang akan dikucurkan tidak sesuai dengan
RAB yang dibutuhkan. Namun lebih jelasnya ia minta dipertanyakan pada BPBD
Pasbar.
“ Saya rasa lebih tepatnya tanyakan saja sama BPBD
Pasbar, karena mereka yang lebih tahu. Saya kurang mengerti urusan ini.
Apalagi jika terkesan bertele tele dengan janji Pemprov, “katanya.
Sayangnya Kepala BPBD Pasbar, Ir Tri Wahluyo ketika dihubungi via phonsenya, tidak ada jawaban. Begitupun ketika ditanya lewat pesan Whatsap juga tidak ada balasan.
Sayangnya Kepala BPBD Pasbar, Ir Tri Wahluyo ketika dihubungi via phonsenya, tidak ada jawaban. Begitupun ketika ditanya lewat pesan Whatsap juga tidak ada balasan.
Namun yang jelas masyarakat Lubuk Gobing tetap
berharap adanya pembanguan jembatan yang lebh memadai yang dapat dilalui
kenderaan roda empat atau mobil. Sebab pembanguna yang dimulai saat ini
dengan alokasi dana yang kecil, hanya terbatas dan tak kan siap jika
tidak ada penambahan dana untuk kelanjutannya. (irti.z)