Pasbar
,canangnews-----Jelang akhir tahun 2018, dikabarkan beberapa proyek di Kabupaten
Pasaman Barat (Pasbar) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terancam putus kontrak. Salah satunya adalah
Proyek Tribun Stadion Pasbar.
Proyek besar dengan nilai
kontrak Rp. 14.266.678.000 yang dikerjakan PT Joglo Multi Ayu, dengan
Konsultan Pengawas CV. Artistic Engineering Consultant, dinilai pekerjaannya
sangat lamban.
Akibatnya, tekad Pemerintah
Kabupaten Pasaman Barat (Pemkab Pasbar), untuk membangun stadion berstandar
internasional akan tersandung oleh
kinerja kontraktor dan pihak terkait yang terkesan tidak serius dalam
melaksanakan proyek.
Betapa tidak, meskipun
lebih Rp 14 milyar telah dianggarkan untuk pembangunan Tribun pada Stadion tersebut,
ternyata jauh dari harapkan masyarakat.
Padahal, stadion olahraga
tersebut sangat mendesak disiapkan karena Pasbar bakal jadi tuan rumah pada ajang
Pekan Olah Raga Provinsi Sumbar (Porprov) tahun 2020 mendatang.
Pantauan
di lapangan Kamis, 27/12/2018, terlihat pekerjaan proyek tribun, baru sebatas
pengecoran pondasi tiang. Itupun belum semuanya karena sebagian masih
penggalian dengan menggunakan alat pengeboran secara mekanis.
Dan disana banyak
terlihat tumpukan jalinan kerangka besi yang masih menganggur dan menungu
pemasangan. Padahal tanggal batas akhir kontrak kabarnya tanggal 25 Desember
terhitung masa kerja 150 hari sejak tanggal kontrak 1 Agustus 2018.
Informasdi dari warga
sekitar menyebutkan, pekerjaan proyek Tribun memang baru dikebut menjelang
Desember 2018. Sementara sebelumnya terlihat agak tenang tenang saja. Tidak
terlihat kesibukan yang menonjol kecuali pengolahan kerangka besi untuk tiang
pondasi dan pengeboran tanah untuk galian tiang pondasi secara manual.
Salah seorang pekerja di
sana yang juga sebagai mandor logistik menyebutkan, pekerjaan proyek memang
hitung bobot saja. Dan ditargetkan katanya dapat mencapai 35 persen jelang
akhir tahun 2018.
Salah satu sebabnya
karena pengeboran galian pondasi tiang, yang tidak mungkin secara manual karena
kedalamannya melebihi 12 Meter sesuai kondisi tanah. Sehingga harus menggunakan
alat mekanik, tidak secara manual. Dan alatnya baru dapat didatangkan baru baru
ini, katanya.
Lebih jelasnya ia
menyarankan agar menanyakan langsung kepada kontraktor pelaksana. “Saya hanya
bagian logistik, lebih jelasnya coba tanya sama bapak yang memakai baju merah sana,
“ katanya sambil menunjuk ke arah pintu masuk stadion.
Namun sayangnya, ketika
dihampiri dan dicoba ditemui, ternyata pihak kontraktor pelaksana sedang keluar. Menurut salah seorang pekerja,
pihak kontraktor pelaksana proyek tidak di tempat karena ada urusan di Kantor
Dinas PU Pasbar.
Kabit Cipta Karya, Ir,
Febrianto yang dikonfirmasi di
ruangannya menyebutkan, pekerjaan Tribun Stadion Olahraga Pasbar yang
berlokasi komplek perkantoran Padang Tujuh memang akan hitung bobot. Namun ia
belum bisa memastikan putus kontrak atau tidak.
“ Sesuai Perpres,
pekerjaan proyek masih bisa diperpanjang sampai akhir Desember, bahkan 50 hari
sejak batas akhir kontrak dengan denda sesuai ketentuan yang berlaku. Nanti
dilihat dulu bagaimana keputusannya berdasarkan penghitungan bobot terakhir, “
ujarnya.
Ditegaskannya, penyebab lambannya pekerjaan
proyek tak lepas dari kinerja kontraktor. Bahkan, perobahan rencana kerja mutual
check nol atau yang
sering sebut dengan MC 0% tidak jadi alasan. Begitupun jika ada perobahan
bentuk pekerjaan dari pengeboran manual jadi mekanis, itu sudah menjadi
tanggung jawab pihak kontraktor terhadap pekerjaan proyek tersebut, tegasnya.
“ Ini juga akibat
perusaaan kontraktor yang tak bermodal, cenderung mengharap uang muka dan uang
termen. Padahal semestinya mereka bisa mengerjakan tanpa harus menunggu termen,
“ ujarnya.
Maka jelasnya jangan
terburu buru menyalahkan pihak Dinas PU. Sebab hasil kerja kontraktor juga tak
lepas dari penetapan pemenang tender oleh ULP Pasbar. Mengapa nggak ditunjuk
perusahaan kontraktor yang lebih monafit dan mampu dari segi finansial,
tanyanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas PU Pasbar, Ahdiyarsyah, ST, MT, yang juga dikonfirmasi
membernarkan rendahnya bobot pekerjaan Proyek Tribon Stadion Olahraga Pasbar.
Sampai akhir Desember ini menurutnya diperkirakan mencapai sekitar 38 persen.
Hal ini menurutnya disebabkan berbagai hal. Diantaranya perobahan kerja
dari bor manual jadi mekanik, dan lainnya, katanya tanpa merinci satu per satu.
"Bagi
saya, yang penting pemerintah tidak dirugikan. Jika itu tidak selesai pada
waktu kontrak yang telah ditetapkan, maka bisa jadi akan putus kontrak dan jaminan
nya akan disita," tegasnya
Dijelaskan, yang lebih berwenang menentukan putus kontrak atau tidak
adalah PPTK nya. Sebab mereka yang lebih mengetahui tentang kondisi pekerjaan
proyek.
Namun untuk proyek Tribun Stadion Pasbar ini, ia memastikan akan putus
kontrak. Ini dikarenakan persentase kerja yang minim, walaupun dikebut dan
diperpanjang, juga tidak mungkin akan
siap.
Disebutkannnya, ada tiga proyek yang dipastikan putus kontrak, yakni
Proyek Tribun Stadion Pasbar, proyek jembatan di Ranah Batahan dan satu lagi
masih proyek Jembatan di Koto Baling ka. Dua proyek terakhir ini katanya karena
adanya keterlamabatan tender.(irti Z)