Kepala Dinas Komunikasi
dan Informatika Kota Pariaman, Nazifah
Pariaman, CanangNews – Diduga telah terjadi pengkotak-kotakan wartawan di Kota Pariaman. Ada
wartawan hebat dan ada wartawan rajin, ada wartawan yang tidak mencapai target
liputan dan ada pula yang tidak suka datang ke lapangan.
Hal itu dikemukakakan Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika (Kadiskominfo) Kota Pariaman, Nazifah, menjawab pertanyaan wartawan
anda melalui WhatsApp (WA), Senin (3/12/2018), ketika diminta tanggapannya
sekaitan dengan keberangkatan 15 wartawan yang terdaftar pada Dinas Kominfo
Kota Pariaman sebagai peliput kegiatan Pemko Pariaman, pergi studi komparatif
ke Batam, Kepulauan Riau.
Dijelaskan Nazifah, pihaknya tidak dapat
memfasilitasi semua wartawan mitra Pemko Pariaman mengikuti pelaksanaan kegiatan
studi komparatif 2018 karena keterbatasan anggaran. Oleh karena itu, kami
melakukan penyaringan.
Menurut Nazifah penyaringan dilakukan terhadap 2
item. Pertama jumlah berita yang
dipublis di media. Kedua, tingkat
kehadiran wartawan saat meliput agenda Pemko Pariaman. “Dari dua item penilaian
tersebut, kami rangking berdasarkan jumlah berita dan jumlah kehadiran di
lapangan,” tulisnya.
Ia menambahkan, semoga di tahun-tahun mendatang
anggarannya bisa lebih besar dari tahun sekarang, sehingga jumlah wartawan yang
ikut kegiatan studi komparatif bisa lebih banyak.
Tetapi, ada yang menjadi ketersinggungan seorang
kawan wartawan yang sudah dinyatakan lolos dan akan diikutkan. Menurut
pengakuan wartawan tersebut, kepadanya telah diminta untuk mengirimkan
identitas berupa foto (gambar) Kartu Tanda Pengenal (KTP) melalui WA.
Wartawan itu menambahkan, ia sudah menyampaikan
pula kepada Pimpinan Redaksi tempat dia bergabung sebagai wartawan dan sudah
diberikan izin serta restu untuk pergi
dengan dibekali pula Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). Selain itu, karena
bekerja sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), dia telah mengurus cuti tahunan dan telah diberi izin
cuti oleh kepala kantor tempat dia bergabung.
Menurut wartawan yang meminta namanya tidak
ditulis itu, soal berita dia merasa lebih banyak daripada teman-teman yang
dibawa pergi studi komparatif tersebut. Kalau soal kehadiran pada kegiatan
Pemko (Pemerintah Kota – red) Pariaman memang agak kurang.
“Walaupun tidak hadir meliput, beritanya tetap
saya rilis / turunkan. Lagipula, untuk apa hadir kalau tidak punya berita
(muntaber / muncul tanpa berita – red),” ujarnya terlihat agak berlinang air
mata.
Lagipula kurang enaknya, lanjut si wartawan, pembatalan
dirinya untuk tidak jadi diberangkatkan pada Senin (3/12/2018) justru disampaikan
Minggu (2/12/2018) malam. “Tasirok darah
awak di dado membaca WA Buk Kadis Nazifah, sampai tidak bisa tidur malam
itu hingga pagi,” tukuknya.
Dia pun mempertanyakan, apakah perjalanan studi
komparatif wartawan atau staf Dinas Kominfo Pariaman? Karena antara wartawan
dengan staf Dinas Kominfo hampir berimbang jumlahnya.
“Kita berharap kejadian ini tidak tercium oleh
penegak hukum. Apakah boleh untuk dianggarkan ada APBD Pemko Pariaman?” ulasnya.
Sementara itu, Wartawan Senior Sumatera Barat,
Zakirman Tanjung, ketika diminta komentarnya mengatakan, pembatalan
keberangkatan wartawan yang sudah dijanjikan untuk pergi dapat dikategorikan sebagai
pelecehan terhadap profesi wartawan.
“Kalau memang ini kejadiannya, sudah sama dengan
pelecehan terhadap profesi wartawan! Selaku wartawan saya sangat tersinggung
dengan pola Kadiskominfo Kota Pariaman Nazifah seperti ini,” cetus Bung Zast,(wapimred canangnews) sapaan akrabnya.
Ia juga mempertanyakan, apakah memang benar
wartawan yang diikutkan pada perjalanan studi komparatif ini memiliki rangking
tertinggi dalam hal jumlah berita yang mereka publikasikan serta dalam hal
kehadiran meliput di lapangan? Hal ini perlu dikaji oleh Auditor Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Bung Zast pun mengingatkan Walikota Pariaman Dr H
Genius Umar MSi dan Wakil Walikota Drs Mardison Mahyuddin MM agar perlu kehati-hatian
terhadap para kadis di lingkungan Pemko Pariaman. Baca telaah staf yang
diajukannya dengan teliti.
Menurut dia, boleh jadi ada oknum kadis yang
mencarikan “titian barakuak” (jebakan –
red) buat pimpinannya. “Saya tidak menuduh, cuma untuk mengingatkan Walikota
Genius Umar dan Wakil Walikota Mardison Mahyuddin,” katanya lagi.
Wartawan yang aktif menulis sejak tahun 1985 ini
menyarankan kepada Walikota Genius Umar dan Wakil Walikota Mardison Mahyuddin
untuk melakukan duduk bersama dengan wartawan yang selama ini meliput di Kota
Pariaman. Tujuannya supaya dapat kesepahaman antara Pemko Pariaman dengan
wartawan dalam memajukan Pembangunan Kota Pariaman.
“Semua wartawan dan semua warga Kota Pariaman
pasti menginginkan Kota Pariaman maju dan berkembang di bawah kepemimpinan Walikota
Genius Umar dan Wakil Walikota Mardison Mahyuddin,” ujar Zakirman Tanjung
lagi.
Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin ketika
ditanya soal studi komparatif wartawan tersebut di sela-sela acara Pendidikan
Politik Partai Golkar Kota Pariaman di Hotel Nan Tongga, Senin (3/12/2018),
mengaku belum dapat informasi.
“Oh iya, nantilah kita cek kebenarannya pada
Dinas Kominfo Kota Pariaman,” tutur Mardison sambil tersenyum. (amir)