Bupati Ali Mukhni dengan latar Bandar Udara Internasional Minangkabau
Paritmalintang, CanangNews – Bupati Padang
Pariaman Ali Mukhni terus berupaya mengganti nama Bandar Udara Internasional
Minangkabau (BIM) menjadi Bandar Udara Internasional Syekh Burhanuddin.
“Saya akan terus
memperjuangkannya hingga tetes darah penghabisan,” katanya dalam dialog usai
mengikuti wirid di Aula Kantor Bupati – Paritmalintang, Jumat (21/12/2018)
pagi.
Menjawab pertanyaan
wartawan, Ali Mukhni mengaku sering mendapat sorotan publik terkait upaya
tersebut. “Kepada mereka saya tegaskan, siapa lagi yang akan mengangkat
nama-nama Wali Allah kalau bukan kita? Syekh Burhanuddin itu adalah orang yang
berjasa mengembangkan ajaran Islam di Minangkabau, bahkan hingga ke Malaysia.”
Dengan menjadikannya
sebagai pengganti nama BIM, lanjut dia, syiar Islam akan terus bergaung di
Ranah Minang. Kru pesawat terbang akan menyebut namanya: Beberapa saat lagi
kita akan mendarat di Bandar Udara Internasional Syekh Burhanuddin – Padang
Pariaman....
“Para penumpang
pesawat terbang tentu akan bertanya-tanya tentang siapa – lalu mencari
informasi mengenai sosok Syekh Burhanuddin. Ini berarti kita telah berupaya
untuk selalu menggaungkan syiar Islam di Ranah Minang,” ujar bupati dua periode
ini.
Menurut dia, tidak
ada alasan menolak usul penggantian nama BIM menjadi Bandar Udara Internasional
Syekh Burhanuddin. Sebab, semua orang Minangkabau itu beragama Islam, adat basandi syara’, syara’ basandi
kitabullah.
Sosok Syekh
Burhanuddin, ulas Ali Mukhni, tidak hanya dikenal oleh masyarakat Sumatera
Barat, tetapi namanya harum hingga ke provinsi-provinsi dan negara tetangga.
“Saya memperoleh
informasi, isi kotak infak Masjid Agung Syekh Burhanuddin – Ulakan dari waktu
ke waktu lebih banyak berisi uang ringgit daripada rupiah. Hal ini menunjukkan
banyak peziarah asal Malaysia yang datang berziarah ke Makam Syekh
Burhanuddin,” katanya lagi.
Dengan mengagungkan
syiar-syiar Islam, jelas Ali Mukhni, mudah-mudahan Sumatera Barat terhindar
dari musibah seperti gempa dahsyat dan tsunami. Sebab, apapun bentuk musibah –
semuanya terjadi atas kehendak Allah Yang Mahakuasa akibat perilaku negatif
umat manusia.
Bandar Udara
Internasional yang saat ini bernama Minangkabau berlokasi di Nagari Kataping,
Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman – memiliki landasan pacu
sepanjang 3.000 meter, berada di atas lahan seluas 4,17 km2. Bandara
ini mulai dibangun tahun 2002 dan mulai dioperasikan hari Jumat 22 Juli 2005.
(ZT)