Pariaman,canangnews
--- Sebanyak
104 orang penari dan pemusik Tari Kolosal akan meriahkan iven Pesona Budaya
Hoyak Tabuik Piaman 2018 pada acara puncak tanggal 23 September 2018 nanti di
Pantai Gandoriah Pariaman.
Tari
Kolosal yang bertajuk "Pariaman Baralek Gadang" ini dimainkan oleh
kurang lebih 104 pemain, terdiri dari 60 orang penari dan 44 orang
pemusik.
"Para
pemain karya tari kolosal ini kami libatkan dari pelaku seni yang ada di
sanggar - sanggar se - Kota Pariaman khususnya untuk posisi 60 orang penari
tersebut", ungkap penanggungjawab karya tari kolosal iven Pesona
Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2018, Eka Fitria, ketika ditemui sedang latihan di
Rumah Tabuik Pasa, Senin 17/9.
"Sedangkan
pemusiknya berjumlah 14 orang yang merupakan putra daerah Kota Pariaman
yang sedang menempuh pendidikan di ISI Padangpanjang dan Sendratasik UNP Padang
dengan latar belakang musik dan tari", lanjutnya.
Dikatakannya
bahwa karya ini terdiri dari tiga bagian, bagian awal menggambarkan prosesi
tabuik mulai dari maambiak tanah dengan penari dengan menggunakan kostum
serba putih. Bagian kedua menggambarkan prosesi maarak jamba dengan
memakai propertis tuduang saji atau jamba yang menggambarkan tradisi orang
Pariaman ketika makan bajamba. Sedangkan bagian ketiga menampilkan tari
piriang dimana tari piriang tersebut menggambarkan keseluruhan bentuk tari yang
ada di Minangkabau, ada gerakan silek dan indangnya, katanya.
"Proses
pembuatan karya ini membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan persiapan dengan
20 kali proses latihan. Jadwal latihan hari jumat, sabtu, minggu di Rumah
Tabuik Pasa dan SMKN 4 Pariaman", terangnya.
"Hingga
pada hari ini kesiapan karya sudah mencapai 90 persen menjelang penampilan
pada acara puncak nanti pada tanggal 23 September", lanjut wanita tamatan
ISI Padangpanjang ini.
Dalam
karya ini, lanjut guru di SMK 4 Pariaman ini, kami juga melibatkan kurang lebih
30 orang seniman tradisi gandang tambua yang ada di Kota Pariaman dengan konsep
membentuk dua kubu antara tabuik pasa dan subarang yang mewakili konsep tabuik
itu sendiri", tukasnya.
Eka
berharap dengan adanya karya tari kolosal ini dapat menyatukan seniman dan
pelaku seni yang ada di Kota Pariaman, tidak ada kata persaingan dan jika ada
perselisihan itu hal biasa, sesuai dengan filosofi tabuik ketika tabuik sudah
dibuang kelaut maka semua permasalahan akan selesai.
"Semoga
karya ini menjadi motivasi untuk kita semua bahwa seniman harus bersatu untuk
memajukan pariwisata yang ada di Kota Pariaman", tutupnya mengakhiri.
Sebelumnya,
kepala dinas Pariwisata dan kebudayaan
kota Pariaman Elvis Candra mengatakan rangkaian acara Pesona Budaya Hoyak
Tabuik Piaman 2018 ini dimeriahkan juga oleh penampilan dari sanggar dan
seniman tradisi yang ada di Kota Pariaman serta berbagai rangkaian acara lomba
gandang tambua, lomba ciloteh lapau dan lomba petatah petitih adat se - Kota
Pariaman yang digelar di Rumah Tabuik Pasa dan Subarang.(*)