Padang Pariaman, CanangNews – Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Padang Pariaman bekerjasama dengan Persatuan Ahli Bedah
Mulut dan Maksilofasial Indonesia (PABMI), Smile Train (LSM internasional yang
khusus di bidang bedah mulut), RS Aisyiah dan Pemkab Padang Pariaman laksanakan
bakti sosial operasi bibir sumbing, Sabtu (12/5/2018), di RSUD Padang Pariaman.
Bakti sosial (baksos) dilaksanakan di RSUD Padang Pariaman karena dinilai
layak dan memadai untuk tempat pelaksanaan operasi bibir sumbing. RSUD Padang
Pariaman memiliki kamar operasi, tempat rawatan serta obat-obatan dan makan
pasien yang memadai.
Menurut Direktur RSUD, dr. Lismawati R, M. Biomed., S.pPa, kegiatan operasi
bibir sumbing ini merupakan kegiatan rutin yang telah diprogramkan oleh PABMI,
Smile Train serta didukung oleh Rumah Sakit Aisiyah. Biaya pelaksanaannya
ditanggung oleh ketiga lembaga itu dan pasien dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan
Padang Pariaman yang berasal dari 25 puskesmas yang ada di kabupaten ini.
"Sedangkan RSUD bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana untuk
pelaksanaan operasi bibir sumbing ini," jelas Lismawati.
Kegiatan bakti sosial dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati
Padang Pariaman Suhatri Bur. Turut hadir Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW)
Kabupaten Padang Pariaman Yusrita yang juga isteri Suhatri Bur, Kepala Dinas
Kesehatan Aspinuddin.
Wakil Bupati menyambut senang dan bahagia dengan kegiatan baksos yang
diadakan. Menurutnya operasi bibir sumbing ini dilaksanakan di Padang Pariaman
karena banyaknya ditemukan kasus di kabupaten ini.
"Kasus bibir sumbing yang telah berhasil diidentifikasi sebanyak 70
kasus. Pada saat ini baru bisa ditangani sebanyak 23 kasus, hal ini dikarenakan
keterbatasan tenaga yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk operasi
pasien dengan bibir sumbing," turut Suhatri Bur.
"Menurut operator, untuk 1 pasien membutuhkan waktu kira-kira 2 jam.
Dengan demikian untuk 23 kasus dibutuhkan waktu 23 jam dengan 2 operator,
sehingga pelaksanaannya dibatasi dengan jumlah tersebut," sambungnya.
Wabup berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan sukses sehingga
penderita bibir sumbing di Padang Pariaman dapat terbantu dalam mengurangi
masalah kesehatannya.
Ketika ditanyakan kepada Direktur RSUD kenapa ada paisen yang tidak datang,
Direktur RSUD itu menjelaskan bahwa pada hari pelaksanaan operasi tidak semua
pasien datang untuk dioperasi. "Hari ini hanya 11 pasien yang datang dari
23 perserta yang direncanakan. Peserta yang sudah didaftarkan tidak datang
karena berbagai sebab, antara lain tidak izin orang tua pasien dan kondisi
pasien yang tidak memenuhi syarat operasi. Pasien yang belum dioperasi saat ini
mungkin bisa difasiltasi untuk tahun berikutnya," jelasnya.
Pelaksanaan selanjutnya direncanakan rutin setiap tahunnya. Kasus yang
ditemukan di Kabupaten Padang PAriaman cukup banyak, sehingga perlu diadakan
rencana kegiatan operasi bibir sumbing selanjutnya.
Drg Findo Sebagai perwakilan PABMI mengatakan perlu direncanakan operasi
berkelanjutan untuk tahun-tahun berikutnya. "Pelaksanaan tetap seperti saat
ini yaitu dengan kerjasama berbagai pihak yakni PABMI, SmileTrain, RS Aisiyah
dan Pemda Padang Pariaman," katanya.
Pelaksanaan operasi bibir sumbing untuk tahun berikutnya diharapkan lebih
banyak diikuti oleh peserta yang sudah didaftar. Hal ini dapat dicapai dengan
memberikan sosialisasi yang lebih memotivasi pasien dan keluarganya. Selain itu
perlu memfasilitasi pasien dan keluarganya lebih baik untuk transportasi ke
RSUD sehingga memudahkan kedatangan pasien sehingga lebih lebih memotivasi
untuk mengikuti kegiatan operasi. (ASM)