Pariaman,canangnews-- Walikota Pariaman Mukhlis Rahman mengungkapkan kekhawatirannya tehadap persoalan generasi muda sekarang pada saat acara rapat kerja Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Pariaman di Balairung Walikota Pariaman, Rabu 25/4.
"Sudah berapa banyak anak kemenakan kita yang masuk penjara karena narkoba, judi, miras dan sudah berapa banyak anak kemenakan kita yang meninggal karena miras. Itu adalah problem-problem spesial yang harus kita benahi", ungkapnya.
“Walaupun pemerintah Sumatera Barat sudah mencanangkan gerakan kembali ke surau dan kembali ke nagari, tapi itu belum terlaksana menurut semestinya, masih banyak yang bersifat retorika dan masih banyak yang belum mengimplementasikannya. Namun Kota Pariaman sudah mengimplementasikannya melalui program maghrib mengaji”, sambungnya.
Mukhlis Rahman juga menyinggung tentang etika berpakaian generasi muda sekarang. "Seperti halnya baju kuruang basiba banyak yang tidak memakainya. Termasuk juga adat istiadat dalam perkawinan, pelaminan sekarang banyak terletak diluar rumah atau di pekarangan rumah", ujarnya.
"Seharusnya pelaminan terletak didalam rumah, dan bentuk pelaminan pun sudah banyak berubah akibat perkembangan kemajuan zaman", imbuhnya lagi.
Wako berharap pertemuan seperti ini bukan hanya melahirkan kesepakatan diatas kertas saja, tapi juga bisa diimplementasikan di dalam masyarakat. Pemerintah desa bisa memanfaatkan dana desa untuk pelestarian adat istiadat dan pelestarian nilai-nilai tradisional.
Dalam kesempatan yang bersama Bundo Kanduang Sumatera Barat Puri Retno Raudhah Taib hadir sebagai salah seorang narasumber mengatakan, sikap hidup masyarakat minang dibentuk oleh rujukan yang jelas dan sudah ditetapkan berdasarkan filosofi adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
"Artinya rujukan hidup orang minang adalah agama islam yang dianut, yang dijalankan, dan yang di amalkan. Yang kedua adalah adat kita di minangkabau yang bersandikan kepada kitabullah", terangnya. (MC Kota Pariaman)